Bersyukur akan bahagia dan sakitnya.

Friday, March 29, 2013



Menonton acara bertema prince dan princess atau fairy tale seringkali membuat kita berpikir akankah kita mengalami kisah yang sama ? Minimal, merasakan happy ending dan bahagia seperti kehidupan di negeri dongeng ? Pemikiran yang sepintas tidak terasa rasional, tapi pasti pernah terlintas meski sesaat kan ?

Aku bukan lagi anak perempuan, tapi merasa belum cukup pantas disebut wanita seutuhnya. Bagiku, aku hanya bisa merasakan wanita seutuhnya nanti, setelah bisa melaksanakan kewajiban sebagai seorang istri sekaligus bisa melahirkan keturunanku kelak. Klise, tapi seperti itulah adanya. Sekarang, aku hanyalah seorang wanita dalam prosesnya untuk menjadi utuh.

Mengenal, merasakan, menjalani hingga melepaskan. Bagian dari kehidupan yang seringkali terjadi. Berawal meski kadang dengan tidak baiknya , tapi berakhir juga kadang dengan tidak terlalu buruknya. Bahagia tidak pernah akan abadi, sebagaimana dengan kesedihan. Hidup selalu berputar, mengingatkan kita untuk tidak terlalu berkoar dan menunjukkan sesuatu dengan lebihnya. Berbagi cerita memang merupakan salah satu hal yang menarik, untuk memberitahukan bahwa bahagia itu nyata. Begitu juga rasa sakit.

“Aku tidak tau pasti kapan, tapi dia sudah menjadi bagian dari hidupku”

Mungkin tidak sedramatis itu, tapi kurang lebih begitulah rasanya.

Kebahagiaan. Entah bagaimana rasanya, coba saja kamu memejamkan mata dan flash back beberapa kebahagiaan  yang pernah benar terjadi dihidupmu. Mungkin kamu tidak bisa lagi merasakan fisik nya, tapi kenangannya pasti terpatri jelas di otak dan hatimu. Damai bukan ?

Kebahagiaan bersama keluarga, sahabat, pacar atau ‘mantan’ ? Banyak.  Aku pun juga. Setiap detik kebahagiaan meski itu tidak sama persis dengan kehidupan dongeng, tapi aku merasa hidupku amat sangat diberkahi oleh Tuhan. Adanya mereka melengkapi kisah hidupku. Entah apa jadinya bila mereka tidak ada.
Bermula dari perkenalan, hingga merasakan kenyamanan ketika bersama dan sepakat untuk menjalani hidup bersama. Meski susah maupun senang. Tidak hanya untuk pacar, untuk keluarga dan sahabatku juga.  Hati memang hanya satu, tapi untuk rasa ? Mereka memiliki kadar dan tempat spesialnya sendiri. Tidak bisa sama.

Kebahagiaan sebenarnya selalu ada, tergantung dari sisi mana kamu meilhatnya. Ada berbagai cara juga untuk merasakan. Salah satunya, bersyukur bahwa kamu masih bisa bernapas dan hidup untuk mencari kebahagiaanmu sendiri. Tuhan itu keren bukan ?

Terkadang aku merasa bahwa banyak yang mencintai orang lain dengan cara menyakiti dirinya sendiri. Aku juga dengan bodohnya pernah melakukan itu. Bagaimana bisa aku mencintai dengan sehat, bila keadaan diriku saja ‘sakit’ ? – Pertanyaan itu terlintas dan menyentakku. “Aku hebat, aku pintar, aku sudah ditakdirkan untuk seseorang yang tepat olehNya.” Mungkin kata-kata itu dibilang menyombongkan diri, tapi bagiku itu adalah standarku untuk membuatku ingin terus menjadi lebih baik lagi. Mencari yang terbaik itu tidak akan pernah ada habisnya, diatas langit akan ada langit lagi. Begitu seterusnya. Tapi aku ingin mencari seseorang yang dapat membuatku menjadi pribadi yang lebih baik lagi, hingga nanti aku bisa mencintainya lebih baik pula. Iya, pasangan hidupku nanti, dan kini aku sedang sibuk memperbaiki diri untuk menyambut kedatangannya.

“Tau rasanya sakit yang begitu hebat hingga bahkan tidak mampu menangis ?”

Sakit banget ya ? Iya. Disini. *tunjuk-tunjuk hati*

Kata orang cinta tidak harus memiliki. Tetapi bagiku adanya cemburu membuktikan bahwa cinta harusnya memiliki. Bagaimana aku bisa merasakan dahsyatnya rasa kehilangan dan belajar menghargai keberadaan, bila tidak pernah bersyukur untuk memiliki ? Kebahagiaan yang ada bisa begitu terasa bila kita membaginya dengan mereka yang kita sayangi. Bukankah Tuhan sudah berjanji untuk menambah nikmatNya bagi mereka yang bersyukur ? Mengenai kehilangan, apakah mungkin aku kurang bersyukur, hingga akhirnya Tuhan mengambilnya kembali ? Entahlah.

Tuhan mempunyai rencana dan waktuNya sendiri untuk menjawab. Hingga kini aku juga masih belum bisa menyimpulkan. Satu hal yang aku tau. RencanaNya lebih indah daripada rencanakuJ

Rasa sakit ketika kehilangan hanya butuh waktu untuk disembuhkan. Sakit tidak pernah terjadi hanya sekali didalam hidup, pasti berkali-kali. Tapi tetap saja menangis, tetap saja merasakannya. Sakit itu bahagia yang tertunda. Meski bukan sekarang, mungkin nanti ada saatnya. Tuhan tidak pernah tidur ataupun lupa. Tuhan itu tidak sama dengan kita yang sering kali khilaf. Tetesan airmata dan goresan sakit yang terasa akan segera Ia ganti dengan kebahagiaan yang tanpa tara. Seperti kata seseorang, “An old goodbye will bring you to new hello.” Hanya butuh waktu dan percaya.

Kehidupan happy ending seperti di dunia dongeng bukan berarti tidak akan pernah nyata. Bahkan mungkin pernah aku alami atau mungkin akan nanti aku alami ? Meski tidak persis sama, tapi maknanya akan selalu sama. Kebahagiaan. Aku bahagia dengan tawa yang tercipta, hingga tangis yang mendera. Hidup itu seperti lempengan koin. Selalu memiliki 2 sisi yang berbeda, namun selalu berada berdampingan. Begitu juga dengan kebahagiaan dan kesedihan. Tidak akan pernah ada rasa ‘kebahagiaan’ tanpa ada rasa ‘sakitnya’ yang akhirnya menyukuri kehidupan dan belajar untuk mengikhlaskan. So, flip your coin and deal with it. Let it flow.

Tidak perduli sudah berapa banyak yang mungkin mencela dan mencibir tulisan, rasa hingga bagian hidupku. Tapi hal yang pasti, setiap manusia memiliki porsi kebahagiaannya sendiri dan cara untuk berbahagia seseorang itu berbeda. Apabila mereka merasa sudah memiliki kebahagiaannya sendiri, begitu juga aku! J


Bahagia itu apa ?

Wednesday, March 27, 2013

Bahagia itu diciptakan bukan di tunggu
Entah kapan akan adanya kamu
Berdiri
Memeluk
Membalas senyum
Menghantam kebisuan kita

Bahagia itu merelakan bukan menahan
Ketika akhirnya kebisuan meraja
Seruling kesunyian berbunyi merdu
Terdiamlah kita satu sama lainnya
Menatap tanpa bisa beranjak


Bahagia itu kita
Ada kamu dan aku
Selipan kenangan manis
dan
Harapan 
masa depan


Tapi bahagia itu sialnya tidak selalu ada
Hanya bermodal rindu
Beralaskan rasa
Namun berbalas dengan semu



One day in Sunday

Tuesday, March 26, 2013


One day with happiness.
New day with new experience, and laughing moment with everyone who love us is PRICELESS!

Gue, Stevie, Mail, Iqbal dan Agung. 5 orang yang di hari minggu,tanggal 24 maret 2013 kemarin, melalang buana mengitarai beberapa tempat. Capek sih tapi worth it!

Ke mal ? Bosen. Nongkrong doang ? Apalagi. Need something new to do. Tercetuslah ide untuk jalan-jalan, sekaligus liburan dan hiburan mini ditengah kesumpekan kegiatan. Kami berlima ini kenal secara gak sengaja dari lingkungan les di LIA Veteran Bintaro. Dengan 5 latar belakang yang berbeda pula. Tapi bisa nyambung dan ngakak bareng seakan ga ada masalah itu…… kapan lagi ? :)))

Start dari jam 8 pagi (harusnya) kita mulai hari dengan menjemput agung dirumahnya. Great! Dan Stevie beneran bawain kita sarapan yaitu macaroni, aaaaaa! Nyam. Nyam. Nyam.


Dimulai dari destination pertama menuju museum Joang 45. Gedung ini dulunya bernama “Gedung Menteng 31”. Saksi bisu sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kekuasaan dari penjajah asing. Banyak pelajaran baru yang bisa didapat disini. Museum ini buka setiap hari kecuali hari senin, dank arena kita semua MAHASISWA, kecuali iqbal. Ada harga special, cuma bermodal Rp. 3000,- /org, kita bisa mengelilingi tempat ini dan mendapatkan banyak pengetahuan baru.







Tujuan kedua adalah……. MUSEUM NASIONAL ! Tau kan ? Kelewatan kalau ga tau. Museum Nasional ataupun kadang disebut Museum Gajah, bertempat disamping Monas (Monumen Nasional) dan disini juga kita banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakk banget dapet pengalaman baru lagi, bermodal Cuma Rp. 5000,- /org kita mengelilingi kawasan yang entah berapa luasnya tapi emang gede banget. Ada banyak peninggalan sejarah mulai dari arca batu hingga ke barang-barang symbol dari setiap daerah di Indonesia. COOL!
Walaupun gue sempat terpisah sementara dengan mereka karena lelet banget jalannya, kami semua bisa tetep have fun. Mereka sampe mesti nelfon gue buat nanya dimana. Iye, gue emang ngerepotin :p













Setelah kami bisa puas mengelilingi tempat yang mengandung banyak pengetahuan sampai kelelahan, tak terasa jam sudah menunjukkan jam makan siang dan perut keroncongan. Mikir……. Taraaaa! Beralihlah kami menju tempat makan di daerah sekitaran pasar baru. Bakmi Gang Kelinci. Yes! Berhubung diantara kami kebanyakan yang belum sempat mencicipi tempat makan tersebut, kata sepakat pun ditemukan. Menurut gue sih, not bad. Tapi next time gue kayaknya harus coba menu lain selain bakmi ayam nya deh. Hehehe.




Perut ? Kenyang. Selanjutnya ? Bingung! Antara mau meneruskan perjalanan menuju Ancol atau puter balik. Akhirnya kami memutuskan untuk menuju kea rah Galeri Nasional. Sekalian lewat dan ternyata ada 2 pameran yang sedang di adakan. Sama-sama pameran lukisan di ruang C yang terpisah, tapi berbeda konsep. Pameran lukisannya bener-bener keren, karena gue sendiri sejujurnya pasti ga bakalan bisa bikin. Kurang banget pengetahuan di bagian seni lukis seperti itu. Pameran yang satu merupakan pameran yang temanya random, tapi full of Indonesian culture. Kalo yang satu lagi adalah pameran Ancol, dari THE JAKARTA’S PROPERTIES. Pamerannya seputaran kehidupan yang berada di sekitaran Jakarta. Bener-bener realita dan polemik Jakarta tertumpah di atas canvas dengan manisnya.
















Setelah menyegarkan mata dengan 2 pameran lukisan, akhirnya kami memutuskan untuk menuju kearah Alam sutera – Tangerang. Kami ingin bertemu dengan salah satu teman yang seharusnya ikut dengan trip jalan-jalan hari ini, namanya mba Nur Saidah. Tetapi karena satu dan lain hal, akhirnya hanya bisa ikut di akhir destination hari ini. Ternyata semua berjalan tidak sesuai pada rencananya, setelah sampai di BSD, dia sudah puter balik menuju kearah bintaro. HAH! Akhirnya kita pun puter balik……..




“Ke Monas !”
“Ke Kota Tua !”
“Ke Bintaro Plaza ! “
“Ke Sektor Sembilan !”
Berbagai ide bermunculan untuk next destination. Perjalanan panjang putar balik kearah Jakarta pun dimulai. Menanglah ide tempat selanjutnya yaitu tempat makan di 9 walk, Sektor Sembilan Bintaro. Disinilah kami menghabiskan waktu singkat sekaligus untuk maghrib-an.




Finally, It was almost 8 pm. Itu artinya hampir 12 jam kami bersama-sama mengelilingi beberapa sudut kota Jakarta. Capek. Saatnya istirahat dan memanjakan diri dengan beristirahat di atas kasur. Kegiatan esok hari sudah menunggu untuk dimanja, jadi lebih baik istirahat dengan nyenyak malamnya. Berakhirlah perjalanan seru dan menambah pengetahuan hari minggu itu. Satu hari dengan tawa dan pengetahuan. Quality time.


Gue - stevie - Mail - Iqbal - Agung



Next time, kemana lagi nih kita ?



 



Kalimat terakhir sebelum (benar-benar) berakhir

Saturday, March 23, 2013

Dari aku yang kini memilih,
Teruntuk kamu yang ternyata tidak pernah bisa bersikap untuk menentukan.



Aku mencintaimu
Aku mencintaimu kemarin dan hari ini
Aku mencintaimu tidak untuk esok dan seterusnya
Karena ketika kamu melangkah pergi dan aku menutup pintu
Maka kita sama-sama tau tidak akan ada kesempatan selanjutnya
Untuk kita.


Mungkin ini adalah tangis terakhir yang akan kamu lihat, karenamu
Mungkin juga ini adalah ekspresi kesedihan terakhir yang akan kamu lihat, karenamu
Karena mungkin nanti aku akan menggantinya
Dengan tawa dan ekspresi kebahagiaan
Tapi tidak lagi karenamu


Maaf atas perilaku yang membingungkanmu
Maaf atas sikap yang seringkali membuatmu memilih
Tapi kali ini biarkan aku menentukan dan menetapkan
Biarkan kita berjalan di jalan yang terpisah, meski bagiku susah
Maaf aku tak berhasil membuatmu bisa melakukan kata 'maaf' dan 'sayang' dengan tulus
Maaf
Maaf


Terimakasih untuk mengajarkanku bagaimana mencintai seseorang dengan hati
Terimakasih sekali karenamu aku tau bagaimana susahnya membangun kepercayaan
Terimakasih untuk mengingatkan agar bertahan entah di saat senang atau susah
Terimakasih sekali karenamu aku lebih kuat dan bersyukur
Terimakasih untuk mengajarkanku bagaimana harusnya bertanggung jawab atas rasa orang lain


Aku berjanji untuk selalu mengusahakan segala yang meski kini terlihat mustahil
Aku berjanji untuk jadi lebih baik, demi diriku sendiri
Aku berjanji kini akan berusaha membahagiakan mereka yang menyayangiku tanpa henti
Aku berjanji akan berusaha  berbahagia, di sela dahaga akan kamu
Aku berjanji jika nanti datang seseorang yang pantas untuk aku percayai
Aku akan menjaga hati dan dirinya, hingga ia tak merasa sendiri
Aku akan berjanji tidak akan membuatnya merasakan sakit
Seperti yang tak sengaja kamu torehkan untuk kali ini
Lebih dari kemarin.


Kamu hanya sedang di atas
Kamu hanya sedang lupa rasanya di bawah
Tuhan selalu mendengar dan Dia melihat
Hanya Dia yang bisa menyadarkanmu dari keadaan
Berhatihatilah dengan sikapmu, sayang.


Meski kamu pantas untuk diperjuangkan
Entah olehku atau olehnya yang lain
Meski aku telah memberikan 'segalanya' yang ku punya
Untuk tetap bertahan
Mungkin
Aku hanya memang tak sekuat itu untuk memperjuangkanmu hingga akhir



Ternyata hanya cara ini yang bisa Tuhan lakukan,
untuk membuatku akhirnya menyerah.



Tapi dari sekian kalimat yang ingin aku ucapkan
Aku mohon sesuatu kepadamu
Berbahagialah
Karena sakitku kali ini untuk melihat kebahagiaanmu
Hingga nanti aku mendengar rasa sakitmu ada dan nyata
Aku akan menyesali keputusanku untuk meninggalkanmu tanpa pelajaran berarti.


Aku  yang kemarin memilihmu dengan relanya.
Namun kini melepaskan dengan segala rasanya.


Ya, aku.








Terimakasih untuk mencoba meski berhenti di 22. Ya, kamu. :)








Keputusan Akhir

Saturday, March 16, 2013


Pagi yang hangat, sinar matahari mencoba menunjukkan kekuasannya kepada siapapun. Dia cukup agresif pagi ini, terlalu cepat aku rasa hangatnya menyebar, menuju ke ambang terik. Tapi tak peduli bagaimana panasnya cuaca diluar sana, aku masih bergelut dengan bantal guling dan selimutku. Udara yang semilir keluar dari pendingin ruangan tanpa henti, membuatku semakin malas menjejakkan kakiku kemana-mana. Ada alasan lain kenapa aku enggan beranjak, karena banyaknya pikiran yang mengisi logikaku. Serta kenyataan yang aku hadapi dan berusaha nikmati untuk beberapa hari terakhir.

"Apa lagi sih yang lo pertahanin ? Tuhan udah kasih semua tanda-Nya biar elo sadar. Lo liat. Di luar sana masih banyak yang sayang sama lo, dan sekarang lo lebih milih buat bertahan di situasi yang kayak gini ?" Temanku meluapkan sebagian emosi dan keheranannya kepadaku. Dia hanya tidak bisa terima kenapa aku masih bertahan di situasi yang di anggapnya hanya menyianyiakan waktuku.

"Gue juga tau. Terus gue harus gimana ?" Aku membalas perkataannya.

"Lo sebenarnya tau harus kayak gimana. Lepasin. Kasihan hati lo." Masih dengan kukuhnya dia meyakinkanku.

"Iya. Entah gue sebenarnya ga tau apa ga mau melakukannya." Kata-kataku menjadi akhir perbincangan kami. Terdapat kegamangan yang luar biasa yang aku rasakan. Bahkan aku masih belum percaya bahwa semuanya harus aku tentukan secepat ini.

Masalah ini terdengar klasik. Hanya masalah antara dua anak manusia yang bertahan dalam situasinya sendiri. Menciptakan ketidaknyamanan diantara mereka dan salah satunya malah acuh seakan tidak mau tau tentang apa yang terjadi. Entah itu ia lakukan atas dasar keinginan hati, atau memang agar yang satunya lagi menyerah dengan sendirinya. Begitulah perilaku manusia ketika ego menaungi dan perasaan didahulukan. Keras kepala.

"Memang dia gak punya saudara perempuan ? Ibu ? sepupu ? teman ? atau apalah. Kok bisa sih dengan gampangnya dia membolak-balikkan perasaan wanita ? Bukankah dia sedang memiliki masalah ? Sesakit apa dia sekarang ?" pikiranku masih saja mengambang entah kemana. Mencari jawaban atas setiap pertanyaan yang aku temui.

Bip. Bip. Bip.

Suara tanda pesan masuk. Sedari tadi memang aku sedang asyik berbalas pesan dengan seorang teman. Membicarakan tentang serunya masa lalu. Flashback kalo kata orang-orang sih. Ada banyak hal yang ia ceritakan kepadaku. Terlebih ini tentang seseorang yang ternyata sedari dulu memendam rasanya kepadaku. Ia memberitahukan setidaknya semua hal yang ingin aku ketahui, membuka kembali pemikiranku yang selama ini mungkin hanya terfokus pada satu orang.

"Dia sayang sama lo. Sampe sekarang. Lo ngerasa ga sih ?" Tanyanya kepadaku.

Siapapun orangnya saat ini, aku tidak tau harus merasakan apa-apa. Aku sendiri merasa aku belum siap mencintai kembali dengan hati yang aku sendiri tau, masih menyisakan retakan disetiap sisinya. Hatiku masih belum pulih. Masih butuh waktu, entah sampai kapan. Karena bagaimana aku akan mencintai seseorang dengan sehat dan baik, jika keadaanku sendiri sakit dan lemah.

Hidup ini selalu seimbang bukan ? Karena kita tidak akan merasakan bagimana sedih yang teramat sakit, bila kita tidak tau bagaimana manisnya kebahagiaan. Disetiap keadaan gelap akan selalu ada ujung yang terang. Begitu juga ketika kita merasa berada di titik terlemah, aku merasa bahwa perlahan tapi pasti roda kehidupan akan bergerak keatas kembali. Menuju kebahagiaan yang aku idamkan. Untuk sekarang sepertinya aku menghadirkan self protection yang dulu sempat menghilang entah kemana. Sometimes you have to try not to care, no matter how much you do, because sometimes you can mean nothing to someone who means so much to you. It’s not pride. It’s self respect. Ada yang berkata seperti itu.

Bagaimana bisa aku menyalahkan Tuhan untuk semua yang tidak berjalan sesuai rencanaku ? Dia selalu bisa adil dan bijaksana dengan cara-Nya sendiri., karena aku merasa dia seakan memberikan ‘sakit’, sekaligus ‘obat’nya. Meski pahit, tapi sakit akan bisa sembuh dengan prosesnya sendiri. Karena ia mengirimkan ‘sakit’ ketika ada yang melangkah pergi, sekaligus mengirimkan ‘obat’, yaitu seseorang yang menenangkanku disetiap kondisi. Tuhan itu keren kan ? Maka aku berpikir kembali, bahwa proses yang rasanya campur aduk seperti nano-nano ini akan aku nikmati, sehebat apapun sakit dan kenyataan yang akan aku hadapi nanti, aku tau Tuhan selalu mendengar doaku untuk selalu menguatkan dan membantuku untuk ikhlas melalui tangan-tanganNya yang tak terlihat.

“I believe everything happens for a reason. People change so you can learn how to let go. Things go wrong, so that you appreciate them when they’re right. You belive lies, so you eventually learn to trust no one but yourself, and sometimes good things fall apart so better things can fall together.” Kalimat yang mendadak membangunkanku dari rasa kelabu, kubaca entah dimana. Tapi terimakasih ku haturkan untuk siapapun yang sudah menciptakan kalimat magic ini.

Akhirnya, aku memilih untuk melepasnya. Bukan hanya untuk ketenanganku, tapi juga untuk kebahagiaannya.






No backsong
Jakarta, March 16 2013  ||  20:10 WIB





Kisah sang wanita dan lelakinya

Thursday, March 14, 2013

Tik tok tik tok.

Jarum jam terus bergerak mengikuti alur waktu yang kian melaju meninggalkan masa lalu. Tapi aku masih saja menyukai kegiatan yang biasa dilakukan ketika mulai menemui titik jenuh.  Lembaran tugas menumpuk, seakan menjerit untuk meminta waktuku dihabiskan bersamanya. Sayangnya aku masih suka begini, sambil menelungkupkan badan dan menyalakan laptop, monitor memunculkan berbagai gambar seorang wanita dan lelaki yang sedang tersenyum bahagia seakan hidup mereka sempurna, ataupun memainkan berbagai rekaman kehidupan, masih tentang lelaki dan wanita itu.

Kamu tau gak apa 2 hal yang paling sering aku pikirkan selama aku jauh dari kamu?”  tanya sang lelaki sambil menatap wanita yang berada di hadapannya.

“Apa ? Aku ya ? hahahaha” jawab sang wanita dengan percaya dirinya dan tertawa.

Iya. Hahahaha. Kamu dan mama”  lelaki itu mengucapkannya sambil tersenyum malu dan terus memandang wanita itu penuh dengan kerinduan.

“Kenapa aku ? Kenapa gak wanita lain ?"

“Aku juga bingung menjawabnya, setau aku, semua hal tentang kamu menjadi hal yang aku rindukan. Aku rindu menghabiskan waktuku bersamamu.”

Wanita itu terdiam. Ia tau hatinya bergejolak hebat. Bukan hanya karena rindu yang tersimpan rapi untuk beberapa bulan kebelakang, tapi juga karena pengakuan dari sang lelaki, yang tentu saja mengejutkannya. Tak dapat dipungkiri. Ia ternyata masih mencintai lelaki yang kini sedang duduk dihadapannya.

Kilatan masa lalu beserta lukanya masih menghantui wanita tersebut, berkalikali pula sang lelaki berjanji untuk memperbaiki kesalahannya dan meyakinkannya bahwa mereka akan baik-baik saja kedepannya. Entah sudah berapa kali wanita itu tersenyum dan hanya menanggapi sekedarnya ketika sang lelaki mengutarakan perasannya kembali, terlalu banyak pertimbangan yang mesti ia putuskan.

“Aku takut. Aku masih belum pulih dengan sempurna. Aku hanya…”

“Jangan takut. Kamu gak sendirian, ada aku. Aku minta maaf, aku emang seharusnya gak begitu dulu. Aku janji akan lebih baik lagi kini dan nanti.” Belum selesai sang wanita berbicara, lelaki tersebut memutuskan kalimatnya dan lagi-lagi berusaha meyakinkan sambil berlutut dihadapannya.

Begitulah waktu yang berputar disekitar mereka dalam beberapa bulan lamanya. Hingga akhirnya wanita itu dengan segenap keberaniannya, mengambil salah satu keputusan yang ia tau akan mengubah jalan cerita hidupnya kedepan. Ia akan menerima kembali ajakan sang lelaki, untuk memperbaiki kisah yang dulu sempat terhempas dan terbengkalai.

Banyak orang yang menyangsikan  jalan dan masa depan bagi hubungan mereka. Begitulah hidup, kita tidak pernah memprediksikan masa depan dan akan selalu ada yang tidak menyukai, dibalik semua alasan yang menyetujui.

“Nanti kamu mau liburan kemana kalau gaji aku udah turun ? ke Bali yuk ?” Ajak lelaki tersebut suatu hari ditengah percakapan mereka.

Yakin mau ke sana ? Cie. Tau deh yang udah punya duit sendiri hahahaha. Aku sih ikut aja kemanapun kamu pergi.”

“Hahahaha. Bener ya ?  yaudah kamu tenang aja, nanti kita pergi liburan. Aku mau mengganti kebersamaan kita yang sempat terhenti.”

Wanita itu hanya bisa tersenyum dan memeluk lelakinya dengan penuh rasa sayang yang ia sendiri tidak tau dimana muaranya. Ia merasa bahagia untuk sempat merasakan lagi bagaimana rasanya diperjuangkan, dihargai dan dicintai sekaligus dalam satu paket. Karena ketika dulu mereka pernah memutuskan untuk mengakhiri kisah mereka, ia hanya merasa pesimis akan pernah merasakan ini kembali.

Lelaki itu menepati ucapannya untuk selalu berusaha mendampingi sang wanita, meski itu berarti ia harus selalu mencuri waktu disela jam kerjanya yang padat. Menanyakan kabarnya, mengingatkannya untuk menjaga diri serta hatinya, dan tak lupa senantiasa terselip kata rindu disetiap obrolan mereka. Terkadang, dengan caranya sendiri, sang lelaki memberikan surprise kecil yang tak ayal membuat sang wanita terharu, hingga meneteskan airmata kebahagiaannya. Ia merasa benar-benar pilihannya untuk kembali, tak pernah salah. Setidaknya ketika seseorang diberikan kesempatan kedua, ia harus menunjukkan bahwa ia menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Hubungan baru mereka membuktikannya.

Kebahagiaan tak selalu menyelimuti, dimana hidup akan selalu menemui masalah. Dimanapun dan kapanpun. Begitu juga dengan wanita dan lelakinya. Mereka juga terkadang kalah dengan ego dan emosi. Saling mendahulukan amarah tanpa memikirkan akan ada hati yang terluka nantinya.

“Aku sudah berusaha berulangkali menghubungi kamu, tapi handphone kamu gak aktif. Susah dihubungi . Kamunya yang kemana ? hah ? Waktu aku untuk menghubungi kamu itu gak banyak. Jadi jangan disiasiain gitu aja!” Balas sang lelaki di ujung telepon ketika sang wanita menanyakan dengan kesalnya mengapa ia jarang member kabar beberapa hari terakhir.

Kembali lagi ia harus mengalah agar hubungannya dengan sang lelaki bisa berjalan baik-baik saja. Ia hanya tidak ingin karena masalah kecil, mereka harus mengorbankan waktu dan kebersamaan mereka. Hubungan mereka jauh lebih berarti daripada itu. Meluapkan kekesalannya nya dengan bercerita dengan teman-temannya, dihadapan Tuhan ataupun berakhir dengan menangis sendiri disetiap malamnya, merupakan pilihannya sendiri. Ia tidak ingin lelakinya tau, bagaimana ia juga bersusah payah menahan godaan ketika sang lelaki jauh dari hadapannya. Begitu juga ketika sang lelaki terkadang terlihat cuek dan dingin, seakan ia tidak membutuhkan kehadiran sang wanita. Berusaha tetap terlihat kuat, meski ingin sekali ia mengalah dengan keadaan dan berhenti. Ia hanya merasa, bahwa apapun keputusannya sekarang dan apapun masalahnya, akan membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya. Wanita itu juga percaya bahwa lelaki yang kini telah kembali menaungi hatinya, adalah lelaki yang bertanggung jawab atas semua perkataannya dulu, kini dan nanti. Ia percaya itu.

Aku menutup semua tab yang menampilkan foto serta rekaman video yang muncul dilayar monitor laptopku. Merasa bahwa lebih baik sekarang melanjutkan tugas yang sempat tertunda. Menurutku percuma memandangi hal itu terus menerus, karena aku tidak tau bagaimana akhir kisah wanita dan lelaki itu. Setidaknya untuk sekarang.

Iya, sang wanita dan lelakinya itu adalah aku dan lelaki yang kini sedang memiliki hatiku dan memainkan peran nyatanya masing-masing.




Backsong "After The Rain" by Adithya Sofyan
Jakarta, March 14 2013  ||  17:37 WIB



Beautiful Goodbye - Maroon 5


Let's enjoy the song....




I count the ways I let you downAll my fingers and toes but I'm running outClever words can't help me nowI grip you tight but you're slipping out
And I remember your eyes were so brightWhen I first met you, so in love that nightAnd now I'm kissing your tears goodnightAnd I can't take it, you're even perfect when you cry
Beautiful goodbye (bye-bye, bye-bye)It's dripping from your eyes (bye-bye, bye-bye)Your beautiful goodbye (bye-bye, bye-bye)It's dripping from your eyes (bye-bye, bye-bye)Oh yeah
When did the rain become a storm?When did the clouds begin to form?Yeah, we got knocked off course by a natural forceAnd we'll, we'll be swimming when it's gone
And I remember your eyes were so brightWhen I first met you, so in love that nightAnd now I'm kissing your tears goodnightAnd I can't take it, you're even perfect when you cry
Beautiful goodbye (bye-bye, bye-bye)It's dripping from your eyes (bye-bye, bye-bye)Your beautiful goodbye (bye-bye, bye-bye)It's dripping from your eyes (bye-bye, bye-bye)Oh yeah
All the pain you try to hideShows through your mascara linesAs they stream down from your eyes
And let them go, let them flyHolding back won't turn back timeBelieve me, I've tried
Your eyes were so brightAnd I remember your eyes were so brightAnd I remember your eyes were so brightWhen I first met you, how in love were we that night?And now I'm kissing your tears goodnightAnd I can't take it, you're even perfect when you cry
Beautiful goodbye (bye-bye, bye-bye)It's dripping from your eyes (bye-bye, bye-bye)Your beautiful goodbye (bye-bye, bye-bye)It's dripping from your eyes (bye-bye, bye-bye)Yeah
Beau... Oh, oh yeahHey, oh


Dulu dan Kini

Wednesday, March 13, 2013

"Harusnya kamu tau, kesempatan tidak selalu datang berkali-kali, dia memiliki waktunya sendiri, dan kamu.... sudah melepaskannya"

Kalimat itu kembali terngiang, masih bisa terekam jelas pandangan kosongmu dihadapanku ketika aku mengucapkannya. Sembari menapaki jalan, aku mengingat kejadian beberapa bulan sebelum akhirnya aku sampai di hari ini. Ketika tidak ada lagi kita diantara aku dan kamu.

3 bulan yang lalu.

"Kapan sih kamu coba mengerti aku ? Aku lagi mau fokus ke masa depan, dan keluarga aku juga lagi butuh kehadiranku ditengah mereka. Kamu jangan menambah masalah yang sudah ada dong!" Ucapmu di telepon sore itu.

Aku hanya bisa terdiam sembari menahan tangis ketika kamu mengatakannya, ternyata menahan emosi beberapa bulan kebelakang serta perubahan sikapku tidak membuatmu berpikir, bahwa aku juga merindukan kehadiranmu di sisi. Aku kira kamu lupa, atau mungkin kamu memang tidak pernah terpikir untuk mengingatnya kembali. Tentang kita.

"Aku cuma kamu bisa menyikapi masalah dengan dewasa, bisa kan kita bertemu dengan situasi yang baik ? Aku juga gak mau menambah beban kamu. Aku juga banyak masalah. Kamu yang gak tau, atau mungkin gak mau tau lagi." Ucapku akhirnya sambil mengakhiri perbincangan. Terlalu menyakitkan untuk memperdengarkan suaraku yang serak, karena menahan tangis sambil berbicara itu tidak mudah.

Kini.

Aku telah memasuki masa skripsi, di tahun-tahun terakhirku dalam dunia kampus strata satu. Mencoba mati-matian dalam mengalihkan pemikiran tentang adanya masa lalu, ku tumpahkan waktuku di lembar-lembar kertas yang nantinya akan menjadi penentu nilai akhir. Tidak mudah bagiku. Tetapi pelukan hangat dan kata-kata penuh semangat dari mereka yang menyayangiku, begitu menenangkan. Mereka hanya tidak ingin aku membiarkan masa depanku terlantar untuk suatu hal yang sama sekali tidak memiliki peran penting lagi kini. Iya, kamu.

Kini aku sedang melangkahkan kakiku dengan gontai menuju tempat dulu kita pertama kali bertemu. Toko buku di sebuah pusat perbelanjaan. Mengingat kembali memang bukan berarti menginginkan hal itu terulang kembali di dunia nyata, aku hanya ingin menikmati bagaimana manisnya masa lalu. Karena terakhir yang aku rasa, hanyalah sebuah kehampaan di sudut hati. Entah apa rasanya, aku juga tidak bisa mendeskripsikannya. Hanya kosong seakan ada yang tercabut paksa dari tempatnya. Itu tepat ketika pada akhirnya kita sepakat untuk memilih jalan kita masing-masing dan hanya ada kamu dan aku, tanpa kita. Karena selama beberapa bulan sebelumnya, kita seperti dua orang yang terperangkap dan bertahan didalam sebuah ikatan, tanpa adanya rasa lagi. Bahkan seakan sudah menyerah hingga tidak ingin berharap. Ironis bukan ?

Tapi kini aku bisa menapaki hariku yang baru dengan situasi yang kucoba untuk terus bisa melangkah maju, adanya kamu di hari-hariku kemarin seakan menjadi isyarat, bahwa aku ternyata memang sekuat itu untuk memutuskan dalam melangkah pergi. Berpikir realistis bahwa cinta seharusnya membahagiakan dan pantas untuk diperjuangkan, begitu juga kamu. Mungkin sayangnya bukan aku yang harusnya memperjuangkanmu, mungkin ada orang lain yang lebih pantas melakukannya. Memaksa untukmu tinggal sepertinya juga bukan hal yang patut aku lakukan, karena memang mungkin juga kamu tidak seharusnya tinggal. Langkah kita berdua masih panjang, kita hanya memiliki jalan yang berbeda. Entah hari ini ataupun besok, satu hal yang mesti kamu tau, kehadiranmu adalah anugerah bagiku. Terimakasih, kamu.

Lalu, setelah skripsi, apalagi hal yang akan aku perjuangkan ? Mungkinkah kamu yang kini sedang menunggu aku membuka hati kembali ?






Backsong Beautiful Goodbye by Maroon 5
Jakarta, 13 march 2013 ||  23:55





Kotak kenangan berisi 'kamu'

Tuesday, March 12, 2013


Kotak ini terlalu usang untuk aku buka kembali, karena aku tau akan ada banyak kenangan yang menguap ketika aku membukanya. Hingga akhirnya aku beranikan diri, untuk pertama kalinya.

Dimulai dari senyummu yang mengembang dengan tanpa beban, aku mengingat masa ini. Banyak sekali kenangan yang kita patrikan dalam berbagai lembaran foto. Setiap foto ini memiliki ceritanya sendiri, seperti halnya foto yang menampilkan bagaimana kita berdua memiliki foto box pertama kita, dengan baju biru bergambar salah satu ikon manusia super, Captain America. Lambang huruf A besar itu menjadi awalan dari namamu. Baju itu aku beli karena kita sama-sama menyukai warna biru, kamu ingat bukan ?

Lembaran foto-foto berikutnya menyentak alam sadarku, bahwa ada banyak kenangan yang ternyata hingga kini masih tersusun rapi. Seakan menunggu saat yang tepat untuk kembali di ingat oleh logika. Ada ini, foto yang menyimpan kenangan tentang ulang tahunmu ke-19. Mukamu yang lusuh karena baru saja bangun tidur sambil memegang kue ulang tahun itu menjadi foto yang kontan membuatku tersenyum. Kembali. Aku ingat bagaimana terkejutnya kamu ketika aku memberikan kejutan kecil itu. Pertemuan kembali setelah sebelumnya hampir 3 bulan lamanya tak bertemu, ternyata tak membuatku melupakan bagaimana lekuk wajahmu. Bahkan aku masih mengingat dengan jelas, segaris bekas luka di alis sebelah kirimu.

Ada banyak barang lainnya yang menyusul menguapkan kerinduannya untuk disentuh. Boneka yang kamu berikan, karena aku dengan antusiasnya mengatakan bagaimana aku sangat menyukai film animasi Kungfu Panda. Tanpa aku ketahui, kamu diam-diam membelikanku sebuah boneka panda, katamu itu memang tidak terlalu mirip, tapi dia mengharapkan aku akan menjaganya. Tentu, boneka ini masih ada. Ku jaga dan kuletakkan ditempatnya sendiri.

Sedikit menggelikan juga ketika aku mengingat masa ketika untuk pertama kalinya aku mengunjungi sebuah museum. Sekaligus merayakan hari jadi kita ke 5 bulan, memakai baju yang sama dengan warna yang berbeda. Hal itu ternyata cukup membuat kita digoda, oleh mereka yang duduk dibagian pintu masuk. Mereka bahkan mendoakan kita untuk langgeng.  Dengan berlalunya waktu, keadaan yang putus dan nyambung. Aku bahkan tidak menyangka bahwa untuk kedua kalinya, setahun kemudian,  aku menginjak museum itu kembali bersamamu dan kedua temanmu.  Ucapan mereka setaun lalu terngiang kembali, “Wah, bajunya samaan. Langgeng ya. Semoga nanti kesininya lagi tetep bareng ya.” Entah bagaimana Tuhan mencoba ikut campur dalam hari-hariku. Ucapan yang tulus memang menjadi sepucuk doa yang didengar oleh Tuhan.

Kenangan yang bisa di refleksikan didalam selembar foto memang akan sangat berharga di masanya sendiri, mungkin nanti bila memang bukan sekarang saatnya. Tapi aku tau lembaran kenangan ini akan selalu memiliki tempatnya. Seperti mengingatkan bahwa kebahagiaan yang dimiliki hari ini, bisa saja menjadi awal atau malah akhir dari kebahagiaan itu sendiri. Karenanya aku berusaha menggunakan setiap menit yang aku milki, untuk bisa terus bersama dan berbahagia dengan mereka yang aku cintai. Aku hanya tidak tau kapan kebahagiaan ini akan menemui akhirnya.

“Kakak, sudah ditungguin di depan. Buruan.”  Suara adikku yang paling kecil membawaku kembali ke dunia nyata.

Kututup kembali kotak penuh kenangan itu, dan kukembalikan ketempatnya. Aku tau kenangan tidak seharusnya dikembalikan ataupun dimusnahkan. Tidak akan bisa. Karena kotak ini berisi kamu yang tertinggal di kisah hidupku. Tapi yang aku tau sekarang, kebahagiaan baru sedang menungguku untuk berbagi cerita. Dia, lelaki lain yang membuatku merasa beruntung karena mampu menarikku dari gelombang kenangan tentang kamu, dan menetapkan diriku sebagai calon masa depannya. Kini dia sedang berbicara ringan dengan ibuku, dan menungguku bersiap untuk menuntaskan janji makan malam kami yang tertunda.




Di temani lagu Nothing by The script
Jakarta, 12 March 2013  ||  19:25 WIB



Dear, LIFE :)

Monday, March 11, 2013

Dear, LIFE


Pertamanya mau bilang makasih ya buat semuanya, asli. You hit me like a bitch! COOL! Aku merasa jadi kayak seseorang dengan sudut pandang yang berbeda. Terlalu banyak kejutan yang manis hingga pahit yang diberikan. Tapi dengan semua kejutan tiba-tiba ini membuatku bisa memilah mana yang pantas untuk tetap tinggal di hidupku, ataupun enggak.

Ketika kamu merasa sudah cukup untuk berdiri dan berdiam, ada saatnya kamu berkeyakinan lebih dari 100% untuk kembali melangkah melanjutkan hidupmu dengan lebih baik, bersama mereka yang pantas untuk singgah ataupun menetap. Hidup itu berputar disekitar mereka yang berkeyakinan ataupun memilih pesimis dan menyerah. Jadi, berhatihatilah dalam memilih keputusan, karena gak semua yang kamu pikir manis itu akan berjalan dengan semestinya. Well. LIFE.

Hidup itu menurut aku juga gak pernah meminta kita untuk menyerah sebelum waktunya, Tuhan udah kasih kita berbagai cobaan hanya untuk melihat sejauh mana kita akan bertahan. Hidup itu pertarungan. Kamu menang, ketika kamu menaklukannya bahkan ketika bukan hanya dengan fisik, tapi juga ketika menyikapi dan menghadapinya dengan penuh tanggung jawab dan keberanian meski itu berat. Sebaliknya, kamu bahkan sudah jauh kalah terlebih dahulu, ketika kamu memilih memandang sinis terhadap cobaan yang ada, hey, keep calm! Baru digertak dengan sedikit cobaan aja kamu udah kalah, gimana dengan hal yang lebih besar lagi ?

Teman menjadi salah satu payung kebahagiaan yang melengkapi hidup ku sekarang. Ketika ada awan gelap kesedihan yang bertittle "kamu" dan memporakporandakan hampir seluruh rencana besarku, masih ada mereka. Keluargaku juga selalu bisa menjadi rumah tempatku kembali, dimanapun dan darimanapun aku berpijak. Mereka semua bahkan terlalu besar untuk dideskripsikan bagaimana penting keberadaannya. Keberadaan Tuhan ? Jangan disangsikan. Bahkan untuk setiap hembusan nafasku, masih dia yang mengatur. Great ? huh ?

Aku sudah kamu tampar dengan kenyataan, dicubit dengan sakitnya dan dibelai dengan manisnya. Kalau my LIFE bisa dideskripsikan sebagai makhluk. Dia adalah seorang coach yang amat-sangat tegas namun memiliki rasa empati luar biasa. Tanpa sakitnyanya, aku gak bakalan bisa tetap berdiri ketika aku tau, aku telah terjatuh berkali-kali, namun tanpa manisnya juga, aku tidak akan percaya bahwa "kamu" yang lain akan segera datang dan melengkapi kebahagiaan yang aku punya. Aku cuma butuh waktu. Tuhan itu pengatur waktu terbaik, DIA akan tau kapan saatnya aku nanti akan bertemu spesies kebahagian-kebahagian ku yang lain. Sekarang ? Nanti sore atau.... besok mungkin. Atau mungkin kamu yang DIA kirim buat aku ? :))

Jadi, LIFE tolong sampaikan terimakasihku untuk siapapun 'kamu' yang sudah datang, menetap ataupun akan segera pergi. Kamu menjadi pelajaran yang berharga untukku kedepannya. Agar aku bisa dengan bijak menyikapi masalah dan berani mengambil sikap dalam menentukan keputusan penting didalam hidup, juga lebih bisa memilih mana yang pantas untuk diperjuangkan. Tidak menutup kemungkinan, kamu merupakan salah satu cara Tuhan menunjukkan kekuasaannya, bahwa hanya DIA yang kekal didalam hidupku. Psst, I think he is jealous and miss our quality time above "sajadah" :)






Sincerely,



Me



Surat untuk kamu, dari aku.

Thursday, March 07, 2013

Ini masih siang dan aku terpikir untuk berbicara melalui tulisan atau bisa dibilang, surat mini. Semoga tidak membuat waktu dikemudiannya menjadi amat-sangat mellow.


May I hold you as you fall to sleep

When the world is closing in
And you can't breathe here
May I love you, may I be your shield
When no one can be found
May I lay you down

All I want is to keep you safe from the cold
To give you all that your heart needs the most


(May I - Trading Yesterday)




Dear, kamu.

Bagaimana keadaan hatimu kali ini ? masih merasakan tekanan dari berbagai arah, yang membuatmu kian bimbang menentukan arah kedepannya ? Jangan coba untuk lari lagi, tidakkah kamu letih dan bosan ? Hadapilah.

Ketika semua hal tidak berjalan dengan seharusnya, ada saatnya aku juga merasa lelah dan ingin semuanya berjalan sempurna tanpa aku minta. Kita sama. Bukankah kamu juga menginginkannya ? Kehidupan kita memiliki perbedaan yang amat sulit untuk dipersatukan, tapi bukankah Tuhan selalu menjanjikan adanya "jalan keluar" dari setiap masalah yang ada ? Jadi, akankah kita bersikap sok tau dan beranggapan bahwa tidak ada jalan lain dan menyerah ?

Percakapan singkat kita yang mungkin terdengar biasa bagi orang lain, tapi bagi kita ini canda yang terhitung manis untuk dmiliki. Seputar kehidupan, makanan dan minuman kesukaan dan bercanda dengan hal lainnya. Sudah terlalu jarang kita lakukan, dengan minimalnya kuantitas yang kita miliki, dengan itulah aku berusaha untuk meningkatkan kualitas disetiap pertemuan kita.

Membaca kembali kisah kita yang kemarin, bagaimana masing-masing dari kita mencoba kembali saling percaya satu sama lain dan memulainya kembali dari awal. Berat memang, tapi kita hanya merasa akan selalu ada yang terlewati ketika kita jauh, dan sudah merasa cukup bahwa "kehilangan" memang bukanlah sesuatu yang ingin ditemui kembali. Aku merasakannya, hingga hari ini. Entah kenapa. Aku percaya selama kamu masih mau menggenggam tanganku dan berkata "kita kuat", aku mampu. Seberat apapun rintangan yang mungkin menghadang didepan.

Aku hanya berusaha menghargai usaha hatiku untuk kembali merasakan bagaimana sulitnya bangkit dari rasa "ketidakpercayaan" akan sesuatu. Aku juga menghargai fisikku yang menopang dan berusaha tegak ketika aku tau, didalamnya, aku tidak merasakan apapun. Aku menghargai waktu yang sudah terlewat entah ini akan menjadi sia-sia ataupun suatu cerita, juga mereka yang berusaha untuk membantuku untuk kembali dan tetap bertahan. Hingga hari ini.

Kehadiranmu yang sepenuhnya menjadi kado terindah dari Tuhan atas keberadaanmu di dunia-Nya ini. Jadi, masihkah kamu rela untuk melepaskan kembali hal yang kamu tau, sulit untuk didapatkan, hingga akhirnya kamu ataupun aku tidak tau, masih akan adakah kesempatan selanjutnya. Hanya ingin kamu berusaha menghadapi semua yang sudah semestinya dihadapi. Kamu tidak sendiri, ada aku.

Karena memang maaf, bila mungkin aku tidak bisa menjanjikan seribu kebahagiaan, tidak mampu menjadi yang terbaik, tidak sanggup untuk selalu menenangkanmu. Tetapi tetap akan ada sejuta keyakinan yang aku berikan. Melalu tangan ini yang akan berusaha menggenggam jarimu. Melalui mata ini yang akan berusaha menjagamu dan melihat arah terbaik yang mungkin saja kamu lewati. Melalui kaki ini yang melangkah bersamamu, meski sesekali harus berhenti dan berlari karena keadaan. Atau melalui bibir ini yang mengucapkan namamu disetiap lafal doanya.

Aku hanya bersyukur untuk memilikimu dari milyaran orang didunia.





Tertanda,


Aku.






Curhat si anak kabisat ditahun 2013

Friday, March 01, 2013


TANGGAAAALLL SATUUUUUUUU LAGIIIIIIIIIII !!!!!! FEBRUARINYA USAIII !!!!!
nope! Ini bukan karena awal bulan dan gajian, karena emang gue belom kerja. Tapi emang karena tanggal satu dibulan maret ini ada triple "selamat". Ada selamat ulang tahun buat diri gue sendiri *benerin kerah*, ultahnya UNO. Apalagi gue bisa nonton Java Jazz gratis karena ikutan kuisnya, info dari  errh 3 days pass mabroo! WOHOOO! Kado ultah yang spekta :))

Ulang tahun gue buat tahun ini agak absurd sih, dikarenakan gue termasuk yang tanggal ulang tahunnya fleksibel serta ga suka diumbar, dan lagi cuti panjang, iya. Gue ultah 29 februari. Jadinya ada banyak pertanyaan serta pernyataan yang pro dan kontra mengenai ultah gue! Tapi apalah daya, dasarnya nasib, jadi temen-temen, keluarga serta patjar tetep aja ngucapin, meski ada banyak pertanyaan serupa, "Emang ultah, myt ?" "Umur keberapa sekarang ?" sampe ke "Mau diucapin ultahnya tanggal 28 apa tanggal 1 aja ?" Well. Hidup itu pilihan. Gue ngerasa jadi ratu kali ini. *benerin poni*

Hidup gue di akhir bulan februari emang sediki berbeda dikarenakan kebingungan akan tanggal lahir dan umur sendiri. Tapi gue dengan tegasnya menyatakan bahwa emang gue udah melalang buana selama 21 tahun, cuma umur gue tetep 5,25tahun. Bertambah 0,25tahun ditiap tahunnya. Simply, karena gue gak mau mubazir umur. he eh.

Bahkan gue sempet ditanyakan oleh seseorang, "Apa nih kado terindah yang pernah didapat selama ulang tahun ini ?" "Apa rasanya ulang tahun yang jarang begini ?" Gue cuma bisa jawab, gue bener-bener ngerasa extraordinary. Special. Karena ga semua orang bisa ngerasain apa anugerah yang Tuhan kasih ini. Untuk kado terindah ? Bisa merayakan tiap tahunnya bersama dengan mereka yang menyayangi gue, dengan orang tua, temen-temen atau pacar (kalo ada) sejauh ini jadi kado terindah yang bisa gue dapatkan. Diplomatis. Biasa. Tapi ciyusly, that's what I feel.

Dapet ucapan, doa, sms, bbm, tweet, telepon, blablabla..... serta video dan gambar-gambar unik dari temen-temen around the world *lebih*. HIDUP GUE BENER-BENER SANGAT BERUNTUNG! Seenggaknya 2 hari. Iya, gue meng-extend ultah gue dengan seenak jidatnya, beranggapan bahwa Tuhan sengaja ngasih ke-sepesial-an ini buat gue dan mereka yang merasakan ultah di tanggal 29 februari lainnya. Ketika tanggal lahir kita ga ada, maka tiap tahunnya, ultahnya diperpanjang dari tanggal 28 februari hingga 1 Maret. HA-HA-HA! #analisasotoy  #BaladaAnakKabisat

Setelah kemaren patjar yang dilantik menjadi Bripda, gantian guenya yang seneng mampus. Tuhan itu adil. THANK GOD (AGAIN)! Gue emang ga mau terlalu senang, karena takutnya ntar tiba-tiba keselempet sesuatu dan sedihnya berlipat-lipat, tapi itu juga bisa jadi satu hal yang kayaknya bisa dilanggar di hari special gue. Gue-amat-sangat-bersyukur! Tuhan kasih gue kehidupan yang dikelilingi banyak orang yang mendoakan kebahagiaan gue, orang-orang yang seneng ngeliat gue seneng, meski masih aja mungkin ada yang recet sama hidup gue. Well, gue anggap itu batu tanjakan gue buat jadi lebih baik kedepannya. Seenggaknya gue bersyukur masih bisa hidup dan mengucapkan terima kasih ke mereka sebelum terlambat. Kita ga tau kan masih ada kesempatan atau enggak lain kali ?

Menjadi pribadi yang lebih baik, dewasa, merendahkan diri dihadapan Tuhan serta mampu membahagiakan mereka yang menyayangi gue. Beberapa doa singkat yang gue pinta ke Tuhan di pertambahannya umur gue. Semoga gue makin menjadi pribadi yang dilindungi oleh-Nya dan senantiasa dikuatkan ketika menghadapi cobaan dari-Nya.

Ada beberapa sih yang bisa gue share disini, nih nih nih coba cek deh :3

Video link From @istifebruari klik the colour words :)





From @inazinazinaz


From  


From @MariaaPriscilla @heni_serliyani and @Aisyahnaz


From @kikisyah and @styawanglean


From @istifebruari and my mother!


From @__missriri






Anyway, last but not least. THANK YOU GUYS! YOU'RE AWESOME! Happy for all of you too. See ya ini another last day of february ! \m/







 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS