Ngobrol, yuk ?

Wednesday, October 08, 2014

Tau gak gimana rasanya saat PMS dan emosi kamu lagi ga beraturan terus mendadak sebuah kesalahan kecil menjadi terasa sangat besar, dan kamu menuntut diri untuk bersabar lebih lama lagi, emang gampang ?
Tau juga gak gimana rasanya mesti sabar saat abis capek kerja, maunya bisa melepas penat bersama kesayangan, terus mendadak dapetnya rentetan kalimat penuh kejutekan, emang gampang ?

Gak, menurut saya. Hal mengenai sesuatu yang menuntut kesabaran itu gak ada yang gampang untuk dilakukan meskipun tidak mustahil juga untuk bisa. Tapi, satu hal yang menjadi harga mati untuk setiap sekat jarak dari setiap kesalahpahaman yang berkemungkinan terjadi, K O M U N I K A S I. Lebih simple-nya lagi sih, ngobrol. Omongin apa yang pengen di omongin. Semenyakitkan atau malah membahagiakan hal itu.

Munafik banget buat saya yang masih berumur 22 tahun dan bilang, "Gue sih gak suka pake kode." blah. Boong abis. Udah jadi naluri manusia kayaknya buat bersinggungan langsung dengan ego dan gengsi. Dengan alasan, "Gue pengen lihat dia bakal mengerti gue sejauh mana." atau "Kalo dia sayang sama gue sih ya dianya harus tau mesti gimana." This is 2014 and we still don't have any kind of "mind reader" things. Bahkan sampai sekarang pun, saya masih butuh banyak belajar untuk menyampaikan segala hal dengan cara dan di waktu yang lebih baik.

Beberapa kali saya mengalami kesalahpahaman dengan beberapa orang, entah keluarga, teman, pasangan, bahkan orang yang belum terlalu dikenal. Cuma karena kurangnya atau bahkan gak ada nya minat untuk ber-komunikasi tentang apa yang di maksudkan. Udah aja, hubungan yang bisa semanis gula jawa bakalan berantem cuma karena salah satu atau malah keduanya tidak mengerti keadaan satu sama lain. Apalagi untuk memahami orang yang baru kita kenal, susahnya untuk memulai menelaah kembali setiap jengkal kebiasaan baru, karena setiap manusia pasti memiliki keunikannya sendiri. Misalnya, mungkin yang satu dalam keadaan tidak baik untuk di ajak "menunggu" dan di sisi lain, salah satunya sedang terlalu lelah untuk "merencanakan sesuatu", hingga akhirnya tanpa kata-kata yang seharusnya dikatakan, terjadilah kesalahpahaman melalui percakapan singkat. Emosi ternyata lebih berperan daripada kemampuan untuk saling mengerti satu sama lain. 

Ketika satu sisi berusaha untuk mengingatkan tentang "sabar" dan "semuanya butuh waktu", tapi  di sisi satu nya lagi juga terkadang terlalu jengah untuk mengerti hingga berpikiran "IYA, Gue tau gue mesti sabar, tapi gue juga butuh waktu. Ga ada yang instant kan ?" tapi sayangnya, keduanya gak pake ngomong. Ada salah satu sisi yang berusaha untuk diam dan menahan emosi, berharap mereka atau dia mengerti perasaan dan tindakan 'diam'nya. Kemudian siklus berganti, perannya berubah, dengan mirisnya menyikapi hal dengan cara yang sama. Terus aja gitu sampe lebaran gajah. Kagak ada kelar-kelarnya.

Ada yang pernah bilang ke saya, "Sabar itu gak ada batasnya, adanya batas kemampuan untuk mengerti. Saat emosi itu alasannya kamu bukannya habis kesabaran, tapi karena kamu udah ga mampu lagi untuk mengerti." Gitu. Entah kenapa, karena saya adalah wanita, cuma mau berbagi kepada para pria, bahwa terkadang kamu hanya kurang mengerti kenapa wanita-mu itu berbicara kemana-mana, terkesan mengeluhkan beberapa hal didepanmu padahal kamu tau bahwa itu hal yang sepele untuk di bicarakan, sebenarnya itu salah satu caranya untuk melegakan hati. Mencoba membagi bebannya, mengeluarkan emosinya, menghela napas untuk menjadi lebih ringan. Karena kalian, adalah salah satu yang kami percaya. Mungkin bagi kalian para pria, cukup membutuhkan waktu untuk sendiri dan melepaskan emosi dengan melakukan sesuatu hal yang kalian inginkan, para wanita juga terkadang juga begitu kok, tapi bagi kami para wanita, bercerita tentang apa saja dan cukup kalian mendengarkan tanpa interupsi yang menjatuhkan sudah cukup membuat kami tersenyum lebih lega setelahnya, percaya deh. Karena tidak selalu yang diutarakan dan dikeluhkan menuntut orang lain untuk memberikan masukan setelahnya. Atau mungkin ada beberapa pria yang melakukan hal di atas ? Manusiawi kok.

Jika entah dia, mereka atau kamu memiliki masalah dan memilih untuk meredam emosi dengan diam, bahkan berkepanjangan, tanpa melihat di sisi lain ada orang lain yang sama juga sedang memperjuangkan hubungannya denganmu dengan memberikan waktu, bahkan hingga berkurangnya komunikasi dengan drastis, setelahnya bisakah duduk sebentar di sampingnya dan berbicara menanyakan bagaimana hari-harinya dengan perubahan dan semuanya terjadi tanpa kamu ?

Saya yakin akan ada kalimat penuh kejutan yang akan ia utarakan dihadapanmu. Karena segala perubahan lebih baik tidak akan pernah gampang untuk di jalani, apalagi bila tanpa semangat dan dukungan dari mereka yang di harapkan mampu menemani.

Melegakan untuk dapat berbicara apapun dengan jujur di hadapan mereka yang diharapkan untuk bisa berbagi, pun mendengarkan segala hal kejujuran yang seharusnya di ketahui.

Gak gampang emang buat terbuka, tapi setelah melewati hari yang berat, bukankah lebih baik untuk menutup hari dengan pelukan menenangkan karena saling berusaha untuk mengerti, sembari mengingatkan diri sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja ? 

Selamat mencoba ngobrol lebih banyak ya, Kita.







Jakarta, Oktober 2014
Lagi PMS dan pengen ngobrol.







PS :
Teruntuk kamu, NF, ngobrol lebih banyak lagi yuk ?









 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS