Ketika kata 'maaf' menjadi bahan tertawaan bagimu

Wednesday, January 30, 2013

Ini hari rabu, tak terlalu cerah untuk langitnya. Tapi berbeda dengan situasi hati, setidaknya tidak terlalu mendung seperti ini.


Aku hanya ingin sedikit melangkahkan kaki pada kenyataan yang akhir-akhir ini sedikit mengusikku, menggelikan. Kenyataan yang kutemui ternyata sangat konyol untuk terlalu sering dianggap serius, karena sebuah kesalahpahaman penangkapan makna dari sebuah kejadian. 

Apakah kamu pernah menertawakan atau memandang hina mereka yang meminta maaf kepadamu ?

Apakah menurutmu yang meminta maaf adalah selalu pihak yang salah ?

Apakah makna kata "maaf" yang kamu tau selama ini didalam hidupmu ?

ASK YOURSELF.

Meminta maaf dan memaafkan adalah sebuah proses timbal balik menurutku. Kedua kegiataan itu akan mengasilkan efek ketenangan hati dalam hidup dan menunjukkan seberapa besar hatimu dalam memaklumi kesalahan. Kedewasaanmu memang tidak sepenuhnya diukur dengan caramu meminta maaf dan memaafkan orang lain, tapi setidaknya itu bisa menjadi salah satu titik penilaian. Bagaimanakah kamu menghadapi sebuah masalah bila untuk menyelesaikan secara baik-baik saja seakan kamu buta ? Kepolisian saja bisa menyarankan sebuah cara "mediasi" (CMIIW) bila memang masih bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Lalu bagiamana menurutmu ?

Dangkal sekali pikiran mereka yang sempat berpikir bahwa seseorang yang salah lah yang akan meminta maaf duluan. Maaf, orang tua-ku mengajarkan kebaikan. Dia mengajarkan bahwa meminta maaf terlebih dahulu setidaknya akan menenangkan hatimu, memudahkan hidupmu, dan mendewasakan pola pikirmu. Terlepas dari apakah maafmu diterima atau tidak, karena itu urusannya kembali antara dia dan Tuhan. Bila memang meminta maaf adalah hal yang baik, lalu kenapa tidak kamu mulai duluan untuk mengatakannya ? Bukan berarti mereka yang meminta maaf adalah yang sepenuhnya salah, mereka hanya lebih dewasa darimu untuk mengerti keadaan dan ingin semuanya kembali baik-baik saja. Lalu pantaskah ia yang meminta maaf kamu bicarakan kepada khalayak umum serta kamu tertawakan ? Tidak bisakah itu menjadi masalahmu dan dirinya ? Sesempurna apakah hidupmu untuk melakukan hal jahat seperti itu ? Aku masih tidak mengerti dengan cara oarang-orang yang berusaha mengangkat dirinya, memberitahukan orang banyak bahwa ia tidak salah dengan cara menjatuhkan orang lain bahkan ketika orang itu melakukan hal baik dan mengalah.




Aku seringkali berpikir, entah sudah berapa banyak kesalahan yang aku lakukan tanpa diakhiri dengan permintaan maaf. Entah karena alasan gengsi, terlalu emosi ataupun tertutup ego. Maka aku takjub dengan mereka yang mampu merendahkan dirinya, mengakui kesalahannya, menahan egonya, hanya untuk mengucapkan kata maaf. Sadarkah kamu, tidak semua orang bisa melakukan hal seperti itu ? Apalagi melakukannya terhadap seseorang yang sesungguhnya tak ingin kamu mau tau lagi tentang hidupnya. Apakah dirimu telah mampu melakukannya ?




Aku disini menuliskan sedikit kenyataan yang aku temui. Terkejut dan sedikit menggelikan memang. Entah apa maksud Tuhan memperlihatkannya kepadaku. Mungkin DIA ingin aku belajar dari pengalaman orang lain, bahwa untuk menjadi lebih baik bisa kita dapatkan dari mana saja bukan ? DIA seperti ingin menunjukkan kepadaku, bahwa diluar sana masih banyak orang yang meremehkan orang lain, bahkan ketika hidupnya belum sesempurna itu untuk dikatakan tanpa cela. Aku menyadari bahwa hidup akan selalu berdampingan dan timbul masalah. Hanya sudut pandang setiap manusia yang membedakan akhir setiap cerita. Bersyukurlah mereka yang mampu membesarkan hatinya untuk melakukan sesuatu hal yang entah hasilnya akan ditertawakan atau malah diterima maksudnya. DIA ingin aku belajar dari tindakan orang lain, menganalisa efek baik buruknya dan memintaku untuk bepikir, apakah aku pantas menerapkan tingkah seperti itu didalam hidupku ketika aku tertimpa masalah. Aku pernah memiliki masalah dan ingin berusaha menyelesaikannya dengan baik-baik. Berbincang antara 2 manusia dan meluruskan kesalahpahaman, tapi entah kenapa, ketika kebaikan orang lain tak kamu mengerti maksudnya, maka kamu akan memilih menolak, menghindar dan memiliki persepsi sendiri tentang masalah yang belum tentu itu benar. Cukup bahagiakah kamu dengan kehidupan yang seperti itu ? Aku ? Tidak.

Ketika ego dan emosi mendominasi pikiranmu, apakah yang akan kamu lakukan ? Memaki ? Menuduh ? Berkata-kata yang seakan kamu menjadi pihak yang paling menyedihkan ? Lalu setelah kenyataan terungkap dan tak seperti yang kamu pikir, akankah kamu malu dan mencoba meminta maaf ditempat dimana kamu melakukan hal yang tak seharusnya kamu lakukan ? Bila memang kamu menuduh dan memalukan orang lain melalu media social - lagi, lagi. Bisakah diganti menjadi face to face ?- akankah kamu mencoba meminta maaf dan membersihkan nama orang yang kamu permalukan disana juga ? Apakah kamu terlalu malu untuk melakukannya ? atau merasa kamu tidak bersalah meskipun kenyataan tidak sejalan dengan apa yang kamu katakan ? Sebegitu langkanya kah kata maaf yang bisa kamu ucapkan kepada orang lain ? Kasihan sekali hidup mereka yang bahkan untuk menyadari kesalahannya dan meminta maaf saja tidak termasuk dalam list hidupnya. Terlebih bagi mereka yang tidak menyadari kesalahannya, ketika mereka sadar bahwa banyak orang mengkritik hidupnya. Bukannya berpikir dan mengintrospeksi hidupnya, mereka malah tertawa seakan mereka orang penting yang tak punya cela. Menurutku mereka hanya perlu teman yang bisa mendewasakan pola pikirnya, membantunya untuk melakukan sesuatu dengan lebih lebih baik, tanpa harus menjatuhkan orang lain.




Aku juga sedang dalam proses mendewasakan diri, aku juga tidak sepenuhnya mengganggap diriku lebih baik, tapi tidak begini caranya. Hingga kini aku masih menganalisa kesalahanku, mencoba untuk bersabar dan biarkan Tuhan membantuku menyelesaikannya. Aku mulai menerapkannya didalam hidup, ketika aku memiliki masalah kepada keluarga, sahabat, pacar ataupun orang lain. Bahwa untuk mendapatkan ketenangan hati adalah menyelesaikan masalah. Bukan malah menghindari dan membiarkannya tumbuh, hingga nanti akan mengejutkanmu dengan rentetan masalah yang lain. But it depends on someone who has problems with. Apakah ia mampu mengangkap maksud baikmu ataukah tidak, ketika ingin menyelesaikannya. Susah memang, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba untuk menjadi lebih baik kan ? 

Ceritaku kali ini hanya ingin sedikit luapan dan protes dari perasaanku yang miris melihat kenyataan yang bergulir disekelilingku. Setiap manusia memang pada dasarnya adalah orang yang baik, tetapi pola pikir mereka akan berkembang seiring bertambahnya usia mereka. Maka pandai-pandailah dalam memilih lingkungan dan memilah pendapat untuk hidupmu. 

Untuk anda yang disana, terimakasih mengajarkanku untuk menjadi lebih baik lagi meski kita tidak saling mengenal, dan aku meminta maaf apabila memang kesalahanku terlalu banyak, kita hanya salah paham akan kenyataan yang sebenarnya. Aku tau kamu akan mendapatkan pesanku ini cepat atau lambat, tidak bisakah kita akhiri ini ? Melelahkan bukan ? :)








This is my little story. How about yours ?

Friday, January 25, 2013


Dear,  fellas
Is it okay if I talk about problem relationship that I’ve ever had before ? I just wanna share. Lets start……

Apakah kamu pernah merasakan bahwa kamu mempunyai seorang kekasih tetapi bahkan kamu masih berujar “Kamu bisa ga dengerin aku dulu ? Aku butuh kamu untuk berbagi cerita.” ?

Apakah kamu pernah pertanyakan akankah sebuah hubungan  bisa terus berjalan bila masing-masing sibuk dan tidak ada yang mengalah bagi hubungannya ?

Manakah yang menjadi prioritas penting bagi sebuah hubungan, waktu yang berkualitas atau intensitas pertemuan yang tinggi ?

Sudah sejauh manakah aku dan dia saling mengenal selama ini ? sejauh manakah aku dan dia berusaha mengerti satu sama lain ? Akankah salah satu akan mengulang kesalahannya yang sama seperti yang dahulu ?

Akan ada banyak apakah, akankah, manakah, bagaimana jika dari setiap permasalahan yang tak terselesaikan dan mengganjal disetiap hubungan. Setidaknya oleh salah satunya. Bermula dari hal sepele yang terus menerus berlangsung hingga akhirnya akan menjadi sesuatu yang besar, bahkan bisa jadi alasan utama untuk mengakhiri sebuah hubungan. HAH!

Ketika kamu memilih untuk akhirnya memiliki komitmen, tentu  pasti ada anggapan, “aku akan memiliki seseorang tempatku kembali ketika lelah. Tertawa ketika bahagia dan memberikan bahunya ketika ku menangis terisak.” Right ? lalu bagaimana jadinya ketika setelah sekian lama kamu memiliki hubungan, tapi bahkan kamu masih memiliki masalah dalam berkomunikasi dan berbagi cerita ? Akankah yang bersalah hanya sang pacar yang kini sedang sibuk mengejar mimpinya ? ataukah kamu yang merasa terlalu kekanak-kanakan dalam hal meminta pengertian untuk intensitas komunikasi ? Bisa jadi itu gabungan keduanya. Tapi seringkali pemikiran tentang “lalu buat apa aku punya pacar kalau untuk sekedar berbagi cerita saja tidak bisa. Bagaimana dengan berbagi di hal lainnya nanti ?” akan selalu muncul. Manusiawi. Manusia suka berbagi. Suka bercerita. Ketika kamu sudah dipercayakan seseorang untuk mendengarkan ceritanya, ketika mungkin kamu tidak bisa memberikan solusi, dengarkanlah ceritanya hingga selesai. Tepuklah bahunya atau peluklah dia. Dia bercerita kepadamu bukan karena ia manja dan merengek perhatian. Ia hanya butuh sambutan pelukan dan bantulah ia buat percaya bahwa ia akan baik-baik saja. Sebagaimana ia berusaha untuk percaya dalam membagi ceritanya bersamamu. Cerita yang mungkin bagimu terkesan sepele, tapi mungkin sangat berarti untuknya. Keantusiasanmu dalam menanggapi ceritanya dan menjadi pendengar yang baik adalah hadiah baginya. Menguatkannya, bahwa ia memang tidak salah dalam memilih partner hidup.

Setiap manusia mempunyai mimpinya masing-masing. Tapi hanya seseorang yang hebat dan sangat disayangi, yang mampu membuat pasangannya mampu menunda langkahnya dan ambisinya dalam meraih mimpi besarnya. Banggakah kamu bila menjadi orang yang hebat tersebut ? Lalu apakah sikapmu selanjutnya ? Merangkulnya atau malah menganggapnya bodoh dan bisa dipermainkan ? Dia yang mampu menghentikan langkahnya, pasti telah memikirkan berulang kali keputusannya, karena itu tidak mudah baginya. Dia memandangmu lebih pantas untuk meraihnya terlebih dahulu dan memberikanmu dukungan dari belakang. Meski ia tak memiliki jaminan apapun bahwa kamu akan melakukan hal yang sama, ketika nantinya ia akan melaju menuju mimpinya. Dia hanya menyayangimu, melebihi ambisi dan egonya. Keputusannya untuk mengalah adalah pemikirannya, agar hubungannya denganmu bisa terus berjalan dan baik-baik saja. Keputusannya untuk membiarkanmu meraih mimpimu terlebih dahulu adalah impiannya, karena tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat ia menginginkanmu menjadi ayah yang hebat didepan anak-anaknya. Terlalu jauh memang, tapi siapa yang bisa menyangkal masa depan ?

Siapa bilang LDR (Long Distance Relationship) tidak memiliki harapan kedepannya ? Adakah jaminan mereka yang memiliki hubungan dengan intensitas bertemu yang lebih sering akan berakhir dengan bahagianya ? Kita tak pernah tau jawabannya hingga nanti kita akan bertemu akhir dengan sendirinya. Tetapi ketika kamu dihadapkan dengan pilihan “waktu yang berkualitas” atau “Intensitas pertemuan yang tinggi” manakah yang akan kamu pilih ? Sulit memang, tetapi aku kan memilih waktu yang berkualitas. Karena menurut pengalamanku, percuma memiliki intensitas pertemuan yang tinggi bila kita tidak bisa mengoptimalkannya. Sedikit tapi berkualitas sepertinya menjadi pilihanku. Rindu yang tertahan, cerita yang terlupakan dan pelukan yang tertunda akan menjadi alasan mendasar mengapa pertemuanmu dengannya menjadi lebih bermakna nantinya. Dia yang menunggumu didalam ketidakpastian hubungan jarak jauh, kini juga sedang menyetia dalam doa dan diamnya. Tangis dan airmatamu disetiap menghadap Tuhan karena kamu berpikir kamu tidak sanggup, akan diganti oleh-Nya dengan kejutan kecil ketika bertemu dengan orang-orang yang kamu sayangi. Aku pernah mengalaminya. Percayalah, jalan Tuhan seringkali memang tidak kita mengerti, tetapi dia selalu penuh dengan “kejutan” yang indah. Bila kejutan yang kamu dapatkan tidak indah, maka itu bukanlah akhir dari perjalananmu.

Lalu sesering apa kita mengeluh bahwa orang lain tidak bisa mengerti kita ? Apakah kita sudah mencoba untuk mengertinya terlebih dahulu ? kamu mungkin merasa bahwa dia tak bisa mengerti keadaanmu yang sebenarnya juga berusaha untuk mengertinya. Apakah kamu menyadari bahwa dia sebenarnya sedang menanggalkan egonya untuk bercerita demi mendengarkan keluh kesahmu ? apakah kamu menyadari bahwa dia sebenarnya sedang bertarung dengan hatinya, ketika kamu menceritakan semua impianmu yang terkadang ia tersadar bahwa mungkin saja dia tidak dapat ikut serta didalamnya ? Dia yang kamu minta pengertiannya, sesungguhnya telah terlebih dahulu mencoba mengerti tanpa perlu kamu minta. Dia mencoba merelakan waktu pentingnya, karena dia tau quality time bersamamu akan menjadi lebih penting, apalagi bagi mereka yang dipisahkan oleh jarak. Rasa sayangnya yang bagimu itu menyebalkan, adalah caranya yang seharusnya kamu sadari, bahwa memang begitulah adanya dia. Jadi, sudahkah kamu menghargai juga usahanya selama ini untuk mencoba mengertimu ? Sudahkah kamu menggenggam tangannya yang lelah karena seringkali menghapus airmata ketidaksanggupannya ketika kamu tidak ada ? Dia yang mencoba berubah menjadi dewasa ketika kamu memintanya, kini mungkin sedang dalam prosesnya yang seharusnya kamu tau itu tidak akan mudah dan instant.  Sudahkan kamu memeluknya, mengucapkan terimakasih dan berkata bahwa kamu ada untuknya dan semuanya akan baik-baik saja ? Ia perlu itu. Selama masih ada waktu dan kesempatan, lakukanlah. Karena kamu tidak tau penyesalan sehebat apa yang akan kamu temukan ketika kamu terlambat.

Apakah aku terlalu banyak bercerita ? Mungkin kalimat diatas hanya sedikit dari berbagai pernyataan yang seringkali menjadi masalah yang aku temui, hingga kini menjadi cerita dan akhirnya aku lahirkan analisa "sok tahu"ku tentang keadaan. Bagaimana dengan ceritamu ?


Sincerely,



Myta




nb : Cerita diatas terinspirasi dari kisah hidup, dan beberapa tweet di timeline, seperti halnya tweet @MariaaPriscilla @Jessicapatricee dan teh @falla_adinda juga masukan singkat dari @__missriri J



Little truth in a letter

Thursday, January 24, 2013


Kepada kamu yang kini entah masih mau membaca tulisan ini atau tidak, ini sedikit kejujuran perasaan yang mewakilkan.


Maafkan aku yang kemarin telah melukaimu dengan goresan kata-kata dan rengekan yang seharusnya tidak aku lakukan terhadapmu yang sedang letih karena perjalanan jauh. Maafkan keegoisanku yang meminta sedikit waktu mu untuk meretaskan rindu yang terendap untuk seminggu ini. Maafkan amarahku yang tak bisa mengerti akan kebebasanmu untuk membagi waktu dengan kesenanganmu.


Aku hanya tidak mampu untuk berdiri sekarang, aku hanya membutuhkan tarikan dan pelukan hangat serta ucapan bahwa aku akan baik-baik saja. Aku hanya sedang tidak memiliki semangat untuk menjalani rutinitas yang membosankan disalahsatu bagian hidupku. Aku hanya sedang terlalu bersikap kekanak-kanakan untuk memintamu mengerti keadaanku. Aku hanya ingin menunjukkan rasa sayangku yang seringkali mungkin mengganggu buatmu.

Ini aku yang masih menunggumu untuk berbagi cerita seperti saat semuanya terlihat baik-baik saja. Terlalu banyak cerita yang terlewat hingga terlupa yang seharusnya aku bagi bersamamu. Hingga kini aku lupa bagaimana rasanya diperhatikan ketika bercerita dengan antusiasnya. Dengan bodohnya aku lupa bagaimana rasanya dipeluk dan diucapkan selamat karena aku berhasil melewati hari yang sebegitu menjatuhkannya buatku, meski itu tanpa kehadiranmu disisi. Dengan bodohnya pula aku seringkali lupa bagaimana rasanya kamu berusaha sedemikian caranya untuk membagi waktumu untukku. Hanya untuk bertemu dan bersikap seakan tidak akan ada lagi perpisahan dikedepannya.

Ini aku yang berusaha tidak membandingkanmu dengan yang lainnya ketika bisa saja aku melakukannya. Tidak bermacam benda dan keinginan yang aku pinta untuk kebahagiaanku semata. Ingin meminta sedikit waktumu untuk tertawa seperti biasanya, melupakan bahwa kini aku sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja.

Ini aku yang khilaf karena melukaimu dengan anggapan bahwa kamu tidak pernah berusaha untukku. Aku hanya sedang tak merasakannya sekarang. Aku hanya merindukan bagaimana kamu memperjuangkanku, sebelum akhirnya kamu yakin bahwa aku akan selalu ada untuk menanti kehadiranmu kembali. Langkah ini memang sedang berhenti dikamu, tapi bukan berarti ia tak bisa meneruskan  kembali langkahnya yang tertunda. Sang empu dari langkah ini sedang menunggumu untuk melangkah bersama. Hingga nanti langkah ini terlalu lelah dan memilih untuk melanjutkannya, meski sendiri.

Ini aku yang sedang mempertahankan hatinya dan menguatkan inginnya. Berusaha menyadarkan dirinya bahwa apa yang ia lakukan sekarang setidaknya akan selalu ada hikmah dibaliknya dan membuatnya lebih dewasa. Berusaha percaya bahwa keinginan Tuhan yang membuatnya tetap berdiri hingga sekarang, meski aku tak pernah tau bahwa akan seberat ini.  Berusaha menggenggam kembali kata-katamu bahwa  “kita kuat”. Ya. Kita kuat.

Jadi, pintaku sama seperti sebelumnya. Tolong jangan buat aku merasa bahwa aku sendiri.  Padahal kita sama-sama tau bagaimana rasa sesaknya akan ketidakhadiran satu sama lain disisi. Jangan juga buatku akhirnya meyakini lebih jauh bahwa ini akan menjadi sia-sia.




Sincerely,


Yours.



Song : Cody Simpson - Not Just You

Thursday, January 17, 2013


Cody Simpson - Not Just you



Lyric :

Darling, 
I know your hearts seen better times, 
I know our songs had better rhymes, 
Before Today. No.

Darling, I guess I made the wrong mistakes, 
I understand if you need your space, 
Please take your time.
Before you go away, so far away, 
You need to realize, 

Baby it's not just you, 
You know it hurts me too.
Watching you leave, 
With tears on you sleeve.
Don't you notice mine aren't exactly dry! 

Baby it's not just you, 
That's hurting.
It's me too. 

I'm sorry, 
I wasn't there to catch the fall.
I didn't hear you when you called, 
All of those nights.

Please don't forget the good days with me, 
I can the make back the heart aching beat.
When it gets dark and it's hard to see, 
I'll turn on the lights.
Before you go away, so far away, 
I really need you to know, 

Baby it's not just you, 
You know it hurts me too. 
Watching you leave, 
With tears on your sleeve.
Don't you notice that mine aren't exactly dry! 

Baby it's not just you.
That's hurting, 
It's me too.

I'm not giving up! 
You don't have to leave! 
I am willing to beg till I break my knees! 
I believe in us! 
Don't give up on me! 
Girl I know that you're hurting.
And I'm sorry for the pain, 
I promise that I'll change, 
Forgive me, forgive me! 

Baby it's not just you, 
You know it hurts me too.
Watching you leave, 
With tears on your sleeve.
Don't you notice that mine aren't exactly dry! 
(Not exactly dry baby)

Baby it's not just you, 
You know it hurts me too.
We had it all, 
How could we fall, 
Baby I thought we would never die.
(Don't let it die)

Baby it's not just you, 
That's hurting.
It's me too. 

Not just you.
Baby it's not just you.
Baby it's not just you. x3

More lyrics: http://www.lyricsmode.com/lyrics/c/cody_simpson/





nb : Lagu yang akhir-akhir ini diputer berkalikali ketika mood down dan rentetan kisah masa lalu menerjang masuk kembali.

Harapan Tentang Kita, dari Aku.

Wednesday, January 16, 2013

Hari pertama posting di Tahun 2013. Selamat buat diri kita yang sukses menghadapi hari demi harinya yang pasti tidak lepas dari masalah hingga ketahun ini. Karena Tuhan dan doa mereka yang menyayangimu selalu mendampingi.

Masih tentang tema yang sama, dengan kehidupan yang berbeda. Pendewasaan diri untuk menjadi lebih baik tentu dibutuhkan bukan ? Meski hingga kini terus bertambah orang baru yang kita kenal, bukan berarti kita tidak mengeratkan kebersamaan dengan yang lebih dulu kita kenal kan ? Sejujurnya, akan selalu ada jarak yang membuat kita terlupa dengan apa yang sudah pernah kita lalui, menghanyutkan, hingga akhirnya kita disadarkan Tuhan melalu tangan-tanganNya yang lain.

Masih tentang bagaimana resahnya menunggu, asiknya bermain dengan rindu dan sendunya memikirkan masa depan yang belum tentu.

Polisi itu gajinya memang tidak seberapa. Memang kamu sanggup ?
Waktu bagi Polisi tentu yang didahulukan adalah Tugas dan Negara bukan yang lain, Memang kamu sanggup ?

Godaan yang dialami semasa kerja dinasnya itu lumayan banyak. Memang kamu sanggup ?

Sedikit rentetan pertanyaan dari sekian banyak yang terlontar,bagi mereka yang menunggu kekasihnya untuk bisa sukses dan keluar dari ksatriaan, hingga dianggap mampu membawa pangkatnya dengan seperangkat seragam dinas. Bagaimana dengan pertanyaan :

Sudah pasti kamu yang menunggunya ditiap hari, akan tetap bersamanya hingga menuju jenjang yang lebih serius ?

Terdiam. Setidaknya itu yang aku lakukan. Tersenyum dan berkata "Tuhan tau mana yang terbaik buat satu sama lain" seakan menjadi langkah yang bisa dipilih. Munafik ketika berkata tidak ada pengharapan untuk bisa terus menjalani hubungan yang jatuh-bangun dan disisipi akan tawa-tangis-emosi. Harapan adalah level paling akhir yang dimiliki oleh seseorang, karena ketika bahkan "harapan" saja tidak kamu miliki, lalu mengapa tetap bertahan ? Maka jangan coba-coba untuk mengatakan sesuatu yang kamu tau, sesungguhnya adalah kalimat yang sangat ingin kamu bicarakan.

Kamu tau bagaimana beratnya menjadi seseorang yang sebenarnya memiliki kemampuan untuk tidak setia, tetapi tetap berusaha bertahan untuk tetap menyetia bahkan hingga saat ia diam ?

Godaan disetiap hubungan akan selalu ada. Tidak peduli apa jenis kelamin, ras, agama, jarak dan persamaan hingga perbedaan yang ada. Masalah akan selalu menghampiri. Tapi kuatkah aku, kamu ? Kita ? 

Mengharapkan kamu untuk tetap berdiri disamping dan mengenalkanku dengan bangga kepada mereka yang kamu kenal, bukanlah sekedar menjadi mitos untukku.
Mengharapkanmu untuk tetap selalu ada bahkan disaat tawa dan tangisku datang silih berganti, bukanlah menjadi sekedar mimpi buatku.
Mengharapkanmu tetap bersikap cemburu atas semua yang mampu membuatmu ingin menarikku kesisi, bukanlah sekedar angan untukku.

Harapan terbesar selain untuk melihat kamu tetap sehat dan bisa menyelesaikan pendidikanmu dengan semua jerih payah kemampuanmu sendiri, selain bisa membuatmu bisa lebih menyadari bagaimana pentingnya sebuah proses dalam menuju sebuah impian, adalah keinginanmu untuk selalu ada untukku hingga akhir. Selalu menemani, hingga nanti bukan lagi jarak jauh yang memisahkan tetapi lokasi panggilan luar biasa diluar kota dari atasan. Selalu hadir disetiap kondisi, hingga nanti yang membuatku resah bukanlah godaan dari pihak lain tetapi keadanmu dalam menjalankan tugas. Selalu meyakinkanku tidak hanya melalui kata-kata tetapi juga tindakan, hingga nanti satu-satunya alasan yang tidak terbantahkan untuk tetap membuatku bertahan adalah kamu.


Pengertian yang seringkali menjadi harapanmu kepadaku akan selalu diusahakan untuk aku terapkan disetiap situasi dan kondisi. Karena aku tau, dirimu telah terlapisi oleh seragam yang kini menjadi impian dan cita-cita dan kebangganmu. Alasan yang seringkali membuatku harus berkata "iya" dan "mengalah" hingga menyiapkan setumpuk maaf untuk semua kegagalan yang kamu ciptakan, seharusnya membuatku mengerti betapa besar artinya "Harapan" hingga akhirnya tak ingin aku umbar ia dengan sukarela. Kenyataan tentang harapan masa depan bersama tentu tidak akan terlepas dari setiap hembusan doa didepan Tuhan, tetapi akan ada saatnya aku memilih berdoa untuk yang terbaik. Bukankah yang terbaik tidak harus selalu bersama ? Meski perpisahan hinga kini adalah salah satu peristiwa yang paling ingin aku hindari. Tapi bukankah kamu selalu membuatku terbiasa akan itu dibeberapa bulan terakhir ? Bukan tentang perpisahan untuk selamanya, tetapi berbicara tentang jarak yang untuk sementara meluas. Hingga akhirnya kamu kembali untuk membuatnya mengecil hingga tak berspasi. Antara aku dan kamu. Kita.

Jadi, tolong hargai perjuanganku dan mereka yang menyayangimu ketika menunggumu pulang. Tak perlu dengan limpahan materi dan segudang janji, hanya buktikan bahwa kamu mampu untuk berusaha selalu ada dan kembali lagi disetiap kepergianmu yang sementara. Karena setidaknya kamu tau bagaimana rasa menyesakkannya menjadi jauh dan ketiadaan akan kehadiran.

Kepada kamu yang mungkin kini lebih sering menggenggam tamengnya daripada tanganku, selalu kuselipkan namamu dihadapan Tuhan. - @Mytaaaa

Kepada kamu yang kini mendahulukan kepentingan Negara-nya daripada kepentinganku, selalu kuharapkan kehadirannya kembali disisi. - @Mytaaaa

Kepada kamu yang kini lebih sering merapatkan barisannya daripada pemikirannya tentangku, akan selalu ada rinduku yang terselip untukmu.  - @Mytaaaa

Kepada kamu yang lebih sring merencanakan taktik perang daripada rencana bersamaku, Ini aku yg msh menunggumu u/ bertanya,"Mau kemana kita?" - @Mytaaaa

Kepada kamu yang berharap akan pertemuan disetiap IBL, ada seseorang yang selalu menunggumu di tiapharinya. - @Mytaaaa

Ketika yang lain bertanya "Besok mau kemana?" harus ada yang bertahan dengan pernyataan "Baikbaik ya kamu disana. Weekend kan kita ketemu" - @Mytaaaa

Kepada kamu yang memiliki harapan akan ada kesetiaan ketika menunggu,dsini ada yg berharap kesetiaan ada ketika bahkan kamu bebas akan jarak. - @Mytaaaa

Untuk kamu yang kini sedang bermain dengan peluh dan berusaha dengan tekad yang kuat. Percayalah, adamu menjadi alasanku untuk tetap bertahan, hingga nanti Tuhan menuliskan lanjutan kisah kita. Kembalilah pulang dengan segudang kebanggan bagi mereka yang menyayangimu.





With love and patience,

Myta




 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS