Kilas balik emosi di 2012

Monday, December 31, 2012

Bagaimana sih rasanya dibohongi, karena sesuatu hal yang diketahui dirimu gak suka dan orang lain mencari aman dengan alasan agar kita tak tersakiti hatinya ? Well. Basi. Menurutku. Karena bohong ya tetap saja bohong. Kebohongan semanis apapun tetap saja terasa sakitnya suatu saat nanti.

Terkadang untuk menjadi seseorang yang harusnya melihat dari kedua sisi itu melelahkan, sudah. Akui saja. Ego yang berusaha untuk diseimbangkan dengan super ego ternyata seringkali menemukan jalan buntu. Capek. Lebih baik memang tidak tau apa-apa, jadi lebih baik rasanya. 

Post ini mungkin berisi keluhan di 2012 (karena aku hanya manusia biasa yang juga punya segudang dumelan), setidaknya untuk melepaskan emosi yang belum terselesaikan, karena tidak baik menurutku untuk membawanya ke 2013. Pamali.

Berbicara langsung dengan orang yang dimaksudkan ? Mungkin karena aku bukan termasuk orang yang bisa dengan tega berbicara to the point, jadi ini bukan ide yang bagus. Seringkali berputar-putar mengintrogasi agar orang tersebut berbicara dengan sendirinya, biasanya sih begitu. Karena menurutku lebih menenangkan untuk mendengar sesuatu yang sebenarnya dari mulut yang bersangkutan, bukan karena kita yang menohoknya langsung ke inti pembicaraan. Jadi, basabasi adalah hal penting yang ada dihidupku, terlalu membosankan bila hidup langsung ke inti.

Berbicara tentang 2012, berbicara tentang tumpang tindihnya kehidupan yang sempat aku alami. Hidup itu kejam, manis, asam, asin. Semua. Komplit di 2012. Mau yang mana yang disebutkan ? Dibohongi ? Dicintai ? Mendapatkan impian ? Diperjuangkan ? Dicaci ? Duh! Lengkap. Sampe bersyukur ga hentinya dikasih banyak pengalaman berharga seperti itu. :))

Dibohongi ya ? Tanya saja sama mereka yang tau bagaimana rasanya dibohongi atas nama "kebaikan bersama" padahal memang terasa itu hanya untuk kenyamanan pribadi semata.
Dicintai ? Tentu, ada banyak orang yang mencintai gue dengan tulusnya tanpa bisa gue sebutkan satu persatu. Keluarga, teman, gebetan hingga ke mantan. ha ah.
Impian ? Well, my baby canon already in my hand. My oppy too. What a year! xoxo
Diperjuangkan ? Setelah sebelumnya ditinggalkan, disiasiakan, dibiarkan. Kembali untuk diperjuangkan itu rasanya menarik juga. Melihat sejauh mana seseorang akan membayar atas sikap di kisah masa lalunya.
Dicaci ? Banyak sih yang mungkin melakukannya dengan gue ketahui ataupun engga, tapi satu hal, makasih banyak loh. Kalo bukan karena kalian, blog gue ga bakal seproduktif ini :p

Dari kilasan beberapa post blog gue belakangan ini gue menyadari bagaimana gue berusaha untuk menahan emosi selama berbulan-bulan kebelakang dan meledaklah disini. Kata-kata penuh pernyataan dari hati yang seringkali menyebalkan bila bisa membuatku me-rewind kembali kejadian dibalik setiap cerita. 

Kamu, ya kamu yang seharusnya membaca post ini seharusnya tau bagaimana menyebalkannya sikapmu sekaligus menenangkannya pelukanmu. Aku benci untuk merasakan dua hal itu dari seseorang yang hingga kini ternyata kembali untuk memperjuangkan kisah yang dulu kamu akhiri. Kisah yang hingga kini masih aku genggam pecahannya dan aku rasakan sakitnya. Tetap saja ada pengecualian pada akhirnya, diatasnamakan "kesempatan berikutnya" semoga saja kamu bisa membuatnya menjadi kesempatan terakhir yang membahagiakan.

"Didalam setiap hubungan , akan selalu ada masalah" - Him

Gak harus didalam hubungan pacaran, pertemanan dan keluarga juga. Semuanya akan selalu ada masalah. Dengan begitu kita akan tau bagaimana tingkah aslinya. Akan lebih bersyukur ketika bisa menerima tingkah menyebalkan satu sama lain, tidak melulu sikap baiknya.

Dalam hubungan pertemanan, seringkali bahkan ada emosi terselubung, menyindir dengan maksud perubahan yang baik nantinya hingga omongan telak didepan muka. Entah berapa tahun pun sudah pertemanan terjalin, tetap saja akan ada saatnya tidak akan bisa ditolerir perbuatannya. Walaupun mungkin aku tidak termasuk didalam cerita itu.

Apalagi didalam hubungan percintaan, dijatuhkan dan dicintai didalam kurun waktu yang tidak jauh berbeda sudah aku rasakan bagaimana rasanya. Paitpaitpait banget. Gak asik aja gitu rasanya dan gak mau lagi. Serius deh. Tapi begitu banyak juga bertemu dengan mereka yang menyayangiku dengan ketulusannya sendiri. Mereka itu..... memiliki masa dan tempatnya sendiri di sini. di hati.

Well, emosi gue terlalu banyak dan semenamena. Menyebalkan tapi mensyukuri adalah salah satu jalan keluarnya.





Katakan kepadaku

Monday, December 24, 2012

Untuk kamu yang entah sadar atau tidak dirinya tengah dipertimbangkan perjuangannya.
Taukah kamu bahwa menunggumu itu bukan hal yang mudah
Taukah kamu bahwa aku disini sedang dikelilingi banyak godaan
Taukah kamu bahwa berusaha untuk berkata tidak ketika keadaan meng-iya-kan itu sulit
Taukah kamu bahwa menimbang kembali keputusan untuk melihatmu kembali itu mesti bertarung dengan logika terlebih dahulu

Untuk kamu yang entah sadar atau tidak tengah diterima kembali dikehidupanku
Sadarkah kamu bagaimana sulitnya membangun kepercayaan dari awal
Sadarkah kamu betapa tidak menyenangkannya membangun harapan kembali
Sadarkah kamu betapa susahnya menyepelekan rasa sakit yang masih terasa
Sadarkah kamu bagaimana berusahanya aku untuk membutakan logika ketika ia berkata "Jangan"

Untuk kamu yang entah sadar atau tidak telah memintaku menunggu untuk waktu yang tak tentu
Haruskah aku katakan kembali bagaimana tidak enaknya menunggu tanpa kepastian
Haruskah aku ceritakan kembali bagaimana tidak nyamannya diganggu perasaan tak tenang
Haruskah aku tunjukkan kembali bagaimana tidak senangnya aku disaat semua rencana hanya harapan
Haruskah aku bisikkan kembali bagaimana tidak tenangnya hati ketika tak tau kemana harus melangkah

Jadi harus dengan sakit yang bagaimana lagi agar kamu tau bagaimana susahnya memperjuangkan yang kamu sayang ?
Jadi harus dengan kata-kata bagaimana lagi agar kamu menyadari bagaimana resahnya menunggu ?
Jadi harus dengan sikap bagaimana lagi agar kamu melihat tentang beratnya meyakinkan diri sendiri setelah sebelumnya terluka ?

Katakan padaku, agar aku mengerti. Aku harus apa ?





24 Desember 2012
Senin yang menyaksikan pertarungan hati dan logika.

Ini harimu, IBU :)

Saturday, December 22, 2012

22 Desember 2012. Tanggalnya cantik ya ? Aku ingin me-rewind sedikit percakapan kita, bolehkan bu ?








Terlalu banyak. Aku tidak bisa mengingat semuanya, maaf ya bu.

Kata mereka semua, ini hari IBU. Makanya banyak yang berlombalomba mengingatkan dirinya sendiri untuk menyampaikan rasa sayangnya yang seringkali terlupa untuk diungkapkan.Seringkali terabaikan untuk mengucapkan walau hanya sekedar "terimakasih" dan "sayang" atau "maaf" karena alasan keadaan yang tak memungkinkan, waktu yang tak tercukupi dan rasa malu yang lebih menutupi rasa yang sebenarnya.

9 bulan ya bu, dirimu membawaku kemana-mana dulu ? dan aku masih saja hingga sekarang seringkali mengingkari kasih sayangmu. Membantah usulanmu. Tak peduli dengan keadaanmu. Melupakan nasihatmu. Bagaimana bisa aku yang kini bisa berpikir , berjalan, melakukan semua yang aku bisa mulai berani melupakan bagaimana dulu aku hampir melakukan semuanya diwakili olehmu. Bagaimana beraninya aku seringkali terlupa menanyakan kabarmu disana, apakah dirimu baik-baik saja ? masihkah penyakitmu membuatmu tak bisa tidur ? adakah masalah yang membuatmu tak hentinya berpikir keras hingga menambah kerutan diwajahmu ?

Kini aku bisa selalu berdiri sendiri dan mengasihi orang lain, berusaha bersabar dalam masalah dan berdoa dalam diamku. Semuanya dirimu ingatkan tak hentinya disetiap pesan singkat ketika kita berbicara walaupun melalui seperangkat tekhnologi. Karena keadaan dan jarak tak memungkinkan kita kini sering untuk bertatap muka langsung. Tapi dirimu selalu tahu apa yang aku rasakan, seringkali Tuhan seakan memberimu sinyal untuk menanyakan bagaimana keadaanku, ketika bahkan aku menyadari aku sedang tak baik-baik saja. Tuhan itu hebat ya bu, begitu juga artinya dirimu dihidupku.

Setiap aku selesai menunaikan kewajibanku kepada Tuhan, aku selalu meminta hak-ku dalam doa untuk kesehatan dan kebahagiaanmu. Hal pertama yang aku akan katakan, "Allahummaghfirli waliwali dayya warhamhumma kama robbayani soghiro" Ya Allah, ampunilah dosa ibu bapakku, dan kasihanilah mereka sebagaimana mereka mendidikku dan merawatku sewaktu aku kecil. Apakah Tuhan menyampaikan pesanku agar dirimu selalu sehat dan bahagia disana ?

Dirimu tak pernah meminta sesuatu yang membuatku dan mereka yang menyayangimu kesulitan. Dirimu menginginkan aku dan adik-adikku menjadi orang yang bisa melebihi dirimu didalam setiap situasi. Dirimu ingin kami bisa menjadi anak terbaik yang bisa kau miliki, demi diri kami sendiri. Tak hentinya dirimu mendoakan kami walaupun jarak sejauh apapun memisahkan, tapi aku yakin Tuhan mendengar doa dari seorang Ibu yang menyayangi anaknya dengan setulus hatinya.

Wanita yang menanyakan kabarku ketika aku tak mampu bercerita kesiapa-siapa tentang keadaanku, wanita yang meneleponku disetiap bebeapa jam ketika aku panik di keadaan yang pelik, wanita yang rela menyisihkan sedikit uang yang dikumpulkannya susah payah demi kehidupanku, wanita yang senantiasa berdoa yang terbaik tanpa aku minta. Wanita hebat itu dirimu, Ibu.

Sebelum aku terlambat untuk mengatakannya kepadamu, sebelum aku tidak mampu mengingat, sebelum dirimu tidak bisa lagi kudekap raganya,
Maaf karena aku masih belum bisa menunaikan semua kewajibanku untuk membalas semua hal yang telah dirimu lakukan.
Maaf karena aku seringkali masih menyepelekan kata-katamu.
Maaf karena aku seringkali lupa memberitahumu melalui kata-kata ataupun tindakan bila aku sangat menyayangimu.
Terimakasih untuk semuanya. Terimakasih untuk segala hal yang dirimu lakukan untukku dan keluargamu.
Terimakasih untuk menjadi wanita hebat yang mengiringiku dalam doa, kasih sayang dan harapanmu.
Percayalah, aku menyayangimu. Tanpa harus aku ucapkan dari mulut. Tapi selalu kubawa namamu di dalam hati.

Selamat hari ibu, Nurlaila Herawati. Aku sayang Ibu.





Dengan penuh cinta dari anak tertuamu,
Zulfah Nurhanni Zulaimyta.


Who were you in your last life ?

Wednesday, December 19, 2012

I Found something in Afternoon December 19th, 2012. Do "blogwalking" and trying this  new one. Just wondering, is this true ?



Let me analyze the diagnosis :

First, I was born in New zealand ? That's a beautifuuuuuuuuuull place to go. I wish can go to that place. Can I ?

Second, about my previous job like singer, dancer, actor. I must too cool to be true. hahahaha. I like to be one of them, but honestly I wont.

Third, Always seeking new explanation ? so I must be KEPO (Knowing Every Particular Object) huh ? Because in life there's always a reason for everything that happen. I believe it.

The last, am I great enough to be magician ? But it will be my honour if magician is my-half-self. Try to understand the problem, believe in Allah and help people to see my "reason" to do in my "miracle" that I've get. That's better to say.

Wanna check yours ? Hit this link !

Membaca dan Berpikir

Banyak yang bilang bahwa kita bisa belajar untuk jadi lebih baik lagi ketika kita telah disentak dengan kenyataan yang pahit, manis, atau apapun rasanya. Juga bisa ketika kita disentil melalui tulisan, dan disinilah aku ingin berbagi sedikit kalimat dari seseorang yang memiliki kemampuan untuk "mencolek"ku di berbagai keadaan. Berbagi itu nggak salah kan ?


Betapa pun baiknya dirimu kepada orang lain, sesekali engkau akan dihadapkan dengan orang yang berpendapat rendah sekali tentang dirimu.
Bersabarlah. 
Dia hanya digunakan untuk menguji kesabaran dan keutuhan dari penghormatanmu kepada dirimu sendiri.
Janganlah bereaksi dengan buruk, dan membuktikan dia benar.
Engkau jiwa baik kecintaan Tuhan.

Mario Teguh – Loving you all as always

Untukmu yang sedang gundah ...
Kesabaranmu mencapai batas saat engkau berhenti bersabar. 
Kesabaran itu tidak terbatas. Yang terbatas adalah kesabaranmu. 
Maka peliharalah kesabaranmu sepanjang mungkin, karena Tuhan sangat mengasihi orang yang bersabar. 

Mario Teguh – Loving you all as always


Ada orang yang mengumpulkan dan membawa puing-puing kegagalannya di masa lalu, untuk menghalangi perjalanannya ke masa depan.
Yang terjadi di masa lalu adalah pelajaran bagi penguatan Anda, dan tidak boleh digunakan sebagai beban dan pelemah upaya Anda hari ini.
BERDAMAILAH DENGAN MASA LALU ANDA.
Jadilah pribadi yang damai, jujur, dan bekerja keras bagi masa depan yang baik.

Mario Teguh – Loving you all as always


Orang yang tidak teratur men-charge teleponnya dan sering low-bat atau dead-bat saat dia sangat membutuhkan telepon, biasanya mengalami kegentingan yang mirip dalam kehidupan pribadi dan keuangannya.
Apakah Anda juga melihat kesejajaran yang sama pada orang-orang di sekitar Anda?
Tidak ada sukses yang bisa dicapai tanpa disiplin.

Mario Teguh – Loving you all as always


Love is always suspicious. 
Cinta itu selalu curiga. 
Itu salah satu bukti bahwa cinta harus memiliki. 

Mario Teguh


Engkau yang sedang terluka oleh pengkhianatan, dengarlah ini ... 
Sesungguhnya, 
keberanian yang paling mengharukan adalah keberanian untuk meneruskan kehidupan dengan ikhlas dan tetap memelihara kelembutan, 
dalam kepedihan setelah dikhianati oleh orang yang paling kau percayai. 
Memang mungkin, tidak ada luka hati yang lebih pedih dan mengoyak harga diri daripada pengkhianatan oleh orang yang kau cintai dan percayai.

Luka seperti itu sudah berada dalam wilayah yang diperhatikan secara khusus oleh Tuhan.

Maka dekatkanlah hatimu kepada Tuhan,
menangislah sejujur-jujurnya, mohonkanlah maaf bagi dirimu,
mintalah petunjuk mengenai hikmah di balik deritamu,
dan mintalah keikhlasan untuk meneruskan kehidupan dalam kasih sayang dan kesyukuran.
Bersedihlah sebentar, tapi lebih bergembiralah karena Tuhanmu sedang menyiapkanmu bagi yang lebih baik.

Mario Teguh - Loving you all as always


Tidak mungkin orang melakukan kesalahan tanpa sebelumnya dia menerima nasihat atau pemberitahuan yang mencegahnya dari kesalahan.
Itu sebabnya ada penyesalan.
Penyesalan adalah perasaan galau karena dilakukannya kesalahan.
Penyesalan yang paling menggalaukan adalah penyesalan karena melakukan sesuatu yang sesungguhnya sudah diketahuinya salah.
Berapa banyakkah penyesalan yang lebih menyiksa daripada terlanjur mengikatkan diri untuk menua dengan orang yang salah?
Dan sedalam apakah penyesalan orang yang terlanjur tua dalam kelemahan dan kesesatan hidup karena menyia-nyiakan masa mudanya?
Maka janganlah suka mencemooh nasihat. Karena, sebagian nasihat adalah peringatan terakhir.

Mario Teguh – Loving you all as always


WANITA ADALAH AHLI SEJARAH 
Berapa banyak pria yang disiksa 
oleh wanita kecintaannya 
dengan pertanyaan: 

"Ingat nggak dulu?" 

Wanita sangat hafal dengan kesalahan prianya, 
dan mungkin mereka memiliki 
sistem pencatatan kesalahan pria,
yang daftarnya semakin panjang setiap hari.
Jika sang pria hari ini telah tumbuh
dan menjadi pria baik yang anggun dan berhasil,
sebaiknya wanita tidak meneruskan penyiksaan itu,
karena se-biasa apa pun seorang pria -
dia tertarik kepada wanita yang mengaguminya.

Jangan sampai wanita yang mengaguminya itu bukan Anda.

Love your man!

Mario Teguh – Loving you all as always


Betapa pun sibuknya Anda, jika Anda betul-betul mencintainya, Anda akan selalu bisa menemukan waktu untuknya.
Dan tanpa waktu untuk bersama, untuk apakah cinta?

Mario Teguh - Loving you all as always




Dari beberapa kumpulan kalimat-kalimat yang menyentil diatas, adakah yang membuat kamu merasa bahwa itu sedikit kalimat yang anda butuhkan ? Semoga ada ya, jadi bisa membuat kita kedepannya lebih baik lagi. Berpikirlah menjadi lebih baik dari sekarang, karena semua yang akan kita punya nanti berawal dari satu langkah kita hari ini. Selamat berpikir :)



I (should) know you're worth from the start

Sunday, December 16, 2012

Apakabar kalian yang kini sedang berusaha untuk memperjuangkan kebahagiaan yang kalian miliki ? masih kuat bukan ? aku harap begitu ya :)

Cerita ini tidak tau darimana mulanya, yang pasti hingga kini cerita itu masih ada diantara kita. Disekeliling kita. Entah sadar ataupun tidak, karena terkadang kita kurang peka dengan apa yang terjadi. Sudah, akui saja.

"Aku ga tau dia masih pantas terima kesempatan berikutnya apa engga"
"Gue gak tau dia masih pengen ini lanjut apa engga"
"Aku sayang, tapi aku capek"
"blaaa...bla....bla...."

Kalimat-kalimat diatas cuma bebrapa contoh dari kalimat "keraguan" akan diri sendiri, orang lain, keadaan, dan lain sebagainya. Kita emang sebagai pihak yang juga "merasakan" pastinya hanya ingin apapun bentuk kebahagiaan yang kita miliki akan terus bertambah ditiap harinya, jangan sampai itu hilang dan membuat kita buta akan sesuatu yang kita sebut dengan "kata hati". Logika dan perasaan adalah 2 hal yang seringkali susah untuk diseimbangkan. Ketika logika berkata "sudah, cukup sampai disini" entah kenapa perasaan dapat menepisnya dengan kata-kata sederhana "dia masih pantas untuk disayangi. Dan aku sayang sama dia" iya kan ? pernah mengalaminya ? Aku. Pernah.

Ketika pada akhirnya kata "maaf" terasa hambar, kata "lelah" menjadi yang paling terwakilkan atas rasa yang ada, kata "Introspeksi" terlupakan karena ego yang meluap hingga memenuhi rongga kosong disetiap isi hati dan otak. Mungkin memang sudah saatnya kilas balik, entah apa yang salah selama ini diantara "kita", dari sisi aku maupun mereka.

Pernah gak sih sebelumnya kita berpikir apa yang sudah mereka lakukan buat kita, setelah sebelumnya kita marah-marah berpikiran negatif atas sebuah kesalahannya ? Pernah juga gak kita berpikir bagaimana susahnya kita mencoba untuk bertahan disegala kondisi untuk membuat kata "kita" untuk tetap ada ? Sudahkah kita mencoba untuk menghargai semua usaha  yang kita dan dia lakukan ?

Terkadang memang kita terburu emosi untuk mengakhiri apa yang sudah kita miliki, kebahagiaan yang mengisi hari-hari, rindu yang menaungi hari tanpa kehadirannya hanya karena kita tau mereka melakukan hal yang seringkali tidak sejalan dengan apa yang kita harapkan. Bukankah kita tau bahwa tidak semua hal akan berjalan sempurna. "Bila kita selalu mendapapatkan apa yang kita inginkan, lalu darimana kita belajar ikhlas ?" Kalimat yang menohok ketika membacanya, aku temukan di sebuah kolom status teman bbm. Benar-benar seperti disentil ketika aku membacanya saat menangis terisak karena sesuatu hal yang gagal terlaksana, malu. Sedari dulu selalu berkata, "Ikhlas itu ga semudah mengucapkannya" padahal tanpa disadari kita sudah diberikan kesempatan yang cukup banyak oleh Tuhan untuk mempelajarinya ketika kita gagal mendapatkan sesuatu, sekecil apapun kegagalan itu. Setidaknya sudahkah kita belajar untuk mengikhlaskan sesuatu yang walaupun kecil dengan sebenar-benarnya ? Bila dari hal kecil saja susah kita terapkan, bagaimana dengan hal yang lebih besar ?

Kita merasa lelah mungkin salah satunya karena disisi lain kita kurang bersyukur dengan apa yang selama ini kita miliki, tanpa kita sadari kita hanya merasa senang tanpa mengucapkan syukur, terimakasih atau sebagainya. Walaupun sebenarnya kita tau semua hal tidak ada yang abadi, akan terus berputar dan disitulah kita berada, ketika rasa "Sakit" mendera dan kita mulai membandingkannya dan beranggapan bahwa semua hal tidak patut untuk diperjuangkan. Jadi jangan salahkan kebahagiaan kita pergi dan mencari mereka yang lebih mampu menghargai dan menerima mereka, dengan hati dan lengan yang terbuka untuk senantiasa menemani dan menempatkannya ditempat yang seharusnya. Karena kita sendiri lupa bahwa mereka juga patut diperjuangkan, bukan hanya karena rasa bahagia yang membuat hidup menjadi lebih indah, tetapi juga atas rasa sakit dan khilaf yang ternyata dibalik itu mengajarkan kita untuk menjadi lebih kuat. Jangan sampai keluar pernyataan seperti ini suatu hari nanti, "Andai saja aku mampu bersabar sedikit lagi, memperjuangkannya lebih keras lagi dan menggenggamnya lebih erat lagi"

Perjuangkanlah mereka yang pantas untuk berbagi kebahagiaan denganmu. Kamu tau mereka pantas mendapatkannya.






Untuk aku dan mereka yang saat ini sedang bimbang dalam membangun kepercayaan dan mengambil keputusan, berusahalah menjalani hari ini tanpa terantuk kenyataan pahit di masa lalu dan ekspektasi berlebihan di masa depan :)

Lekas pulang

Monday, December 10, 2012

Senin sore yang mendung. Seperti biasa.

Kabar buruk menghantuiku. Kamu tak akan pulang menurut kabar yang seharusnya, aku hanya bisa berbicara "kenapa engga ? usahain pulang dong" menahan rasa kecewa yang mendalam. Aku perlu kamu tidak hanya di akhir minggu seperti biasanya, tapi juga tiap harinya. Ah. Aku mulai kembali egois karena merasa nyaman dengan kehadiranmu kembali.

Masih bercerita tentang hari-hariku yang berusaha untuk tetap terlihat normal seperti biasanya, tapi aku tau ini tidak akan semudah itu. Kehadiranmu yang seringkali hanya meringankan bukan menghilangkan rindu, tetap saja pada esoknya akan mendatangkan episode rindu yang lebih hebat lagi. Tabungan rindu akan kita terus bertambah depositnya. Tak maukah kau menghabiskan masa akhir pekanmu bersamaku ? Jadi, lekaslah pulang. Aku menunggumu. Disini.




Ketika keraguan akan masa lalu menguap di masa kini

Sunday, December 09, 2012

Me     :  Kalau aku minta kamu ninggalin aku gimana ?
Him  :  Kalau aku gak mau gimana ?


Apalagi yang bisa aku lakukan selain tersenyum didalam hati ketika jawaban yang di harapkan ternyata berbeda dengan apa yang ada. Tapi terasa itu adalah jawaban terindah yang bisa aku dapatkan, setidaknya untuk hari ini. Bagaimana melegakannya dipertahankan oleh seseorang, yang seringkali membuatmu lelah dan ingin berhenti untuk bertahan. Keadaan seringkali menjadi alasan terbesar dari setiap keputusan yang menyakitkan hingga membahagiakan. Keadaan juga yang membuat seseorang untuk terlalu kuat dalam memegang perasaannya tanpa mengingat bagaimana dulu ia pernah lepas dan dengan mudahnya mencintai, hingga akhirnya ia terjatuh, sakit dan tersadar, oleh kenyataan pahit.

Itulah alasan mengapa hingga kini untuk mengucap, "Ya, aku juga sayang kamu" seringkali memberatkan mulutku untuk memuntahkannya, tak peduli sudah berapa kali pernyataan "aku sayang kamu" terucap seakan tanpa perlu di minta ingin dibalas dengan jawaban yang manis. Tapi entah kenapa yang terucap seringkali hanya ucapan terimakasih. Bahkan ketika disetiap helai napas dan ingatan adalah tentang perasaanku yang begitu meluap tentang kamu.

Ketika aku berkata "ya, aku tau rasanya" itu bukanlah omong kosong yang mengada-ada. Sejujurnya aku benar tau bagaimana rasanya. Rasanya begitu mencintai hingga seakan semua yang ada terlalu mudah untuk diberikan untuk melihat senyummu diujung sana. Begitu merindukan hingga tiada kata yang mampu melukiskan bagaimana perasaan yang ada. Begitu menyenangkan untuk meluapkan semua perasaan yang memenuhi setiap rongga kehidupan. Hingga akhirnya sebuah keadaan melemparkan kenyataan pahit. Tepat disini, di hati. Menusuk, begitu menghujam hingga kedasar. Seakan untuk hidup saja aku butuh bantuan orang lain untuk menyadarkan, bahwa hidup akan terus berjalan, tak peduli bagaimana keadaanku, tak peduli betapa tertatihnya aku untuk terus berjalan maju dan melanjutkan perjalanan. Kehidupan beberapa waktu silam yang membuatku berpikir, menilik lagi kebelakang apa yang sudah aku perbuat. Ternyata aku terlalu berpesta pora akan perasaan yang menggebu. Terlalu membiarkannya membuatku larut hingga tanpa sadar aku mengabaikan duri-duri masalah bergelantung selama aku menjalani hubungan yang aku punya. Membesar dan meledak. Aku hanya bisa tersentak, terkejut dan terdiam. 

6 bulan melihat kebelakang, melihat sudah banyak kejadian yang terlewat tanpa ada "kita" didalamnya. sudah terlalu banyak amarah, kecewa, air mata hingga kebahagian yang datang silih berganti. Kucoba untuk menukarmu dengan kebahagiaan yang ditawarkan oleh orang lain. Tapi ternyata aku gagal. Aku kalah oleh perasaanku sendiri, logikaku tidak bisa berjalan sempurna seperti disaat aku masih bercanda dengan hadirmu. Kesibukanku di bangku kuliah menjadi satusatunya pelarianku yang sempurna. Alasanku ingin fokus kepada pendidikan tak sepenuhnya bohong, aku hanya tidak ingin membuat hidupku terlalu berantakan. Cukup sudah porakporanda yang kamu buat dengan melangkah pergi kemarin, dan niatanku untuk membangun kembali apa yang dulu pernah tumbang, aku terapkan dengan susah payah. Susah. Sangat.  Begitu banyak mereka yang membantuku untuk bangkit, tak bisa kusebutkan. Tapi aku tau siapa saja mereka. Tamparan kata-kata dan semangat mereka memecutku untuk terus berdiri pada kenyataan sepahit apapun. Terimakasih kalian. Terimakasih banyak :)

Me   :  Kamu sayang aku kenapa sih ? Kenapa mau kembali ke aku lagi ?
Him :  Aku ga tau kenapa bisa terlalu sayang sama kamu. Aku mau berjuang buat kita.


Terlempar lagi oleh kenyataan manis ketika aku mulai berpikir bahwa memang seharusnya aku menyerah. Kehadiranmu yang kini tiba-tiba kembali dan selalu berusaha menguatkan, tak peduli betapa susahnya itu. Karena sudah aku bilang bukan, bahwa kepercayaan yang sebelumnya pernah retak dan hancur itu akan susah sekali untuk digenggam kembali ? Ada dua kemungkinan. Entah itu akan menyatu lagi atau malah membuatmu terluka kembali dikemudian hari. Hanya waktu yang mampu menunjukkan, bagaimana episode tentang kehidupan kita.

Maaf, karena aku tidak bisa menjawab seperti apa yang kamu inginkan
Maaf, karena aku hingga kini masih bersusah payah membangun kepercayaan atas rasamu
Maaf, karena mungkin aku terlalu lambat mengungkapkan apa yang aku rasakan
Maaf, karena rasa yang dulu aku punya hingga kini masih dalam tahap penyembuhannya
Maaf, karena seringkali pikiran buruk tentang kita dimasa lalu masih membayangi
Tapi satu hal yang ingin aku pinta, tolong jangan berhenti untuk berjuang dan membuatku merasa bahwa aku tidak pernah sendirian. Please, just don't.




Untuk kamu yang tidak pernah berhenti meyakinkan akan masa depan yang tidak akan pernah sama dengan apa yang terjadi di masa lalu. Terimakasih dan teruslah seperti ini. :)


Kejujuran itu bermula disini...

Friday, December 07, 2012

You always thought I was the StrongerThat I may not have failed but I have loved you from the start - Secondhand Serenade



Aug, 21 2012. Tanggal itu dihari pertama ketika masa DASBARA, dia mencoba menghubungi gue dengan segala kelegaannya, keresahannya, kebimbangannya. Mencoba untuk memberi kabar ke gue bahwa dia baik-baik saja. Teman yang baik seperti gue pasti bakalan senang menanggapi kabar bahagia itu, walaupun gue sebenarnya sangat bersyukur ia masih mengingat gue disaat bahkan dia sudah punya banyak hal baru. Hingga akhirnya dia akhirnya kehabisan waktu untuk mengabari dan mengirim sebuah Voice Note melalui BBM, berbicara tentang perasaan hatinya. Dia masih memiliki "perasaan" ter-hebat itu ke gue dan meminta untuk menunggunya pulang. Shock ? Bingung ? TENTU! Bagaimana tidak, 6 bulan berusaha bersikap biasa dan mengikhlaskan itu bukan perihal yang mudah, apalagi mengingat ia bukan lagi menjadi partner pendamping hari-hari gue.
Gak gampang buat menjalani kehidupan selama 6 bulan dibawah bayang-bayang masa lalu. Berusaha ? pastinya. Tidak mungkin gue cuma duduk diam dan berharap semuanya kembali normal. Tuhan sendiri bilang bahwa ia tidak akan merubah umat-Nya bila tidak berusaha bukan ? Then, thats what I do for 6 months ago. Almost. A lil bit more. But he came and *puff* ruin my life. Once more again. Lemah ? Mungkin. Sekarang gue buat kalian memandangnya dari sisi gue, bagaimana bila seseorang yang kalian sayang datang kembali seakan berbicara "Aku gak bahagia dengan dia. Aku sadar, aku ternyata cuma butuh kamu. Karena aku sayang kamu melebihi apapun." HAH ? WHAT ARE YOU GONNA DO ? TELL ME ? Apa kalian hanya akan berkata, "Go ahead. Please leave me. Now, we have own life" ? Maaf, salah gue. Salah gue yang ternyata tidak bisa membiarkan seseorang yang gue sayang tidak bahagia dengan kehidupannya. Gue bukan tipe orang yang akan meninggalkan mereka yang gue sayang di masa terpuruknya. Gue ga segampang itu.
Terpikir untuk menyerah dan tetap membiarkannya menjalani kehidupannya sendiri ? TENTU ! itu yang akan gue lakukan saat ia kembali, itulah hal yang terbesit. Tetapi kembali kenyataan menghempaskan semua rencana yang ada didepan gue, everythings changed when he said "Aku sudah memutuskannya. Ternyata aku emang udah salah ambil keputusan buat pisah sama kamu." WHATTHE.......... Is it real ?
Bahkan dia tidak bercerita sedikitpun tentang bagaimana ia bisa mengambil keputusannya secepat itu. Gue tidak pernah, sekali lagi tidak pernah meminta ia mengakhiri semua yang sudah ia miliki. Malah gue ingin menyerah, ingin berkata "Cukup. Aku hanya ingin kita kembali seperti kemarin. Saat kita sudah bahagia dengan kehidupan kita masing-masing." Tetapi rencana manis itu sudah berantakan dengan kenyataan yang gue miliki didepan muka. He choose me now and maybe tomorrow, for sure. Salah gue ? Lagi ? Lalu ketika dia mencoba untuk "menelantarkan" seseorang tanpa penjelasan dan gue tau ? Gue yang langsung turun tangan bilang, "Dia wanita. Aku tau bagaimana rasanya ditinggalkan tanpa penjelasan yang pasti. Tell her. Everythings. Do not being a chicken!" Apa yang gue sarankan ini salah ? lagi ?
I really messed up. I am afraid. Ketika dia lebih memilih gue, tau apa yang terlintas di otak gue ? "GILA! Bukan ini yang gue harapin. gue pengen semua kembali normal. Gue pengen kita sama-sama bahagia. Entah itu kita tetap bersama maupun tidak. Gue pengen kita bahagia dimanapun kita berada." Tapi ternyata kenyataan kembali berkata lain. "Mereka" yang tidak tau apa-apa mulai memberikan tekanan. Membicarakan tentang kehidupan gue, seakan mereka tau gue lebih dari apapun. Lebih daripada apa yang Tuhan tau. Menyalahkan, membicarakan dan menghakimi. Down ? Tentu. Karena apa yang gue lakukan demi mereka ternyata tidak pernah disambut baik. Orang tua gue selalu mengajarkan untuk berpikiran positif, memaafkan dan berusahalah melupakan. Walaupun kenyataannya, untuk melupakan tidak akan semudah itu. Tidak semudah menanyakan kabar ke gebetan, tidak semudah berpikir apa yang akan dikatakan dengan gebetan saat bersama, sama susahnya ketika ingin tersenyum ketika kamu tau, hal yang paling ingin kamu lakukan saat itu adalah menangis dan berharap seseorang memelukmu dengan erat untuk meredamnya.
Menghadapi hujatan dan hakiman "mereka" di dunia maya seakan buat gue berpikir, "Harus semua hal di share ke media social ? Bagaimana dengan berbicara langsung dan membuat semuanya jelas ?" Lagi-lagi, orang tua gue selalu mengajarkan untuk menyelesaikan segala sesuatu dengan pikiran dingin dan terbuka. Emosi itu hanya buat semuanya terlihat semakin berantakan, and Thank God you sent me two angels from heaven, My mom and my dad :")
Hakimi gue. Ucapkan semua cacian terburukmu. Tapi jangan kepada mereka yang gue sayangin. Cukup gue. Apakah kalian akan terima ketika orang yang kalian sayang dianggap hina ? Jahat ? Sampah ? Hingga mereka membicarakan "perbedaan" yang gue alami ? Membandingkannya dengan kehidupan mereka ? Berbicara seakan tau segalanya, ketika kenyataan sebenarnya, mereka malah tidak tau apa-apa ?. Tangan gue bergetar, mulut gue gak berhenti mengucap istighfar. Sebegitu besarnya rasa benci menutupi hati dan pikiran mereka ?
Ternyata tertawa di akhir tidak selalu menjadi tolak ukur, akan lebih membahagiakan bahwa itu tawa gue bersama mereka yang gue sayang. Dia berusaha meyakinkan gue, bahwa kita kuat. Teman-teman gue berkata bahwa gue pasti bisa. Tuhan juga seolah menyampaikan pesannya bahwa semua sudah menjadi takdir gue dengan memberikan jalan terbaik-Nya untuk gue selalu bisa bersama orang-orang yang gue sayangi hingga hari ini. Semarah-marahnya, sekesel-keselnya gue selalu berharap Tuhan mengampuni mereka yang bersikap seolah mengetahui segala-Nya. Tidak ada yang bisa gue lakukan selain tetap menjaga apa yang gue punya sekarang. Tidak ada yang bisa gue minta dari Tuhan selain kebahagiaan ini untuk terus bertambah setiap harinya. Bukankah Tuhan selalu bersama mereka yang percaya kepada keajaiban-Nya meskipun jutaan hakiman datang dari berbagai arah ? Bukankah Tuhan selalu mendengar doa mereka yang selalu meminta untuk dilapangkan dadanya dari rasa emosi ? Tuhan seakan berbicara bahwa gue terlalu kuat untuk menyerah sekarang. Ia memberikan cobaan-Nya hanya kepada mereka yang MAMPU, yang BISA, yang TAU bagaimana mencari jalan keluarnya. Tuhan menguji kita dengan memberikan "beda", Ia ingin  melihat sejauh mana hambanya bisa menilai dan menyikapinya. Karena Ia menciptakan sesuatu bukan tanpa alasan.
Lalu, gue pengen bertanya sama kalian yang mungkin membaca tulisan ini, Apa yang salah dengan memperjuangkan sesuatu yang kalian sayangi, ketika memang alam dan takdir berkonspirasi untuk membuatnya terjadi ? salah siapa ketika Tuhan menyetujui rencana dari ungkapan hati hamba-Nya dan membuatnya terlaksana ?





Untuk mereka yang mengalami hal yang sama. Untuk mereka yang tau bagaimana kisah ini berlangsung dari awal hingga hari ini. Terimakasih untuk selalu ada, dan kita Kuat kan ? :)

"Ketika" bertemu "Mau"

Sunday, December 02, 2012

Loving you could take my life,
 but when  I look into your eyes, 
I know you're worth that sacrifice - Unknown




Ketika aku mulai mengeluh, maukah kamu menemani aku untuk mengubah semua katanya menjadi ucapan syukur ?
Karena aku tau sekurang-kurangnya hidupku, Tuhan masih berbaik hati meminjamkan malaikatnya buat menemaniku, iya. Kamu.

Ketika aku mulai melemah, maukah kamu mengingatkan aku tentang bagaimana kuatnya kita dulu saat bersama ?
Karena kelemahan yang sedang aku rasakan, bisa jadi hanya perasaan fana dan sesaat. Menjadikan aku lupa akan kita.

Ketika aku mulai menyerah, maukah kau tetap berusaha memperjuangkan apa yang kita miliki ?
Karena aku mungkin hanya lupa bagaimana rasanya dibiarkan dan tak diperjuangkan seperti dulu, makanya aku mulai menolak untuk berjuang.

Ketika aku mulai lelah menunggu, maukah kau tetap memegang tanganku dan menuntunku walau dengan doa ?
Karena ketika aku mulai benci dengan duduk dan menunggu kabar, itu menjadi titik terlemahku dalam menjalani rutinitasku untuk melihatmu kembali.

Ketika aku mulai bertanya apakah ini akan bertahan, maukah kau memberikan jawaban yang sama seperti saat kamu menyatakan perasaan terdalammu ?
Karena aku tau setiap orang akan berubah, tidak pernah akan ada yang abadi, setidaknya bantu aku percaya bahwa kita bisa membuatnya menjadi lebih lama untuk bertahan hingga kita sendiri tak mampu membendungnya untuk lebih dari nyata.

Ketika aku menganggap bahwa ini akan sia-sia, maukah kamu memperlihatkan asa yang dulu pernah singgah ?
Karena semua hal yang kita jalani hingga kini tidak pernah ada yang kebetulan, Tuhan telah menjalankan profesi terbaiknya dalam skenario hidup kita.

Ketika aku akhirnya sadar kamulah yang selama ini pantas untuk aku tuju, maukah kamu menjadi seseorang yang tetap menyambutku hangat dengan pelukan ?
Karena aku tidak pernah tau apakah masa depanku akan berakhir di kamu, dia atau siapapun. Yang aku tau, Tuhan memberiku jalan menujumu.

Jadi, maukah kamu ?








Sunday, 02 Desember 2012
11:22pm
backsong Kaulah Segalanya - recover by Sammy Simorangkir & A thousand Years  by Christinna Perri



Flooding Session

Friday, November 23, 2012

Sore hari setibanya dirumah, Kamis, 22 November 2012. Terkejut akan kenaikan volume air di sore menjelang maghrib, hampir menyentuh pintu rumah. Sudah dipastikan ini adalah salah satu banjir besar, ternyata memang begitu adanya. Entah mengapa sudah beberapa tahun belakangan, banjir periode 5 tahun-an kerap menyambangi daerah IKPN - Madrasah Bintaro. Kali pesanggrahan acapkali ingin bertegur sapa, tapi caranya salah. Ceritanya ada yang dari 2002 - 2007 dan tepat 5 tahun kemudian 2012. Banjir besar kembali datang, seraya ingin bernostalgia. Tepat juga di malam Jum'at, katanya sih menjadi "malam jum'at keramat". Entahlah.

Terlalu cepat hingga tidak bisa berpikir terlalu lama. Shock. Pengalaman pertama, begitulah adanya. Banjir tahunan yang biasanya menyapa, seringkali hanya mengecap pagar rumah, tidak menyentuh pintu. Namun kini air setinggi betis manusia sudah mengambil alih kehidupan dirumah bawah. Rumah komplek lainnya ? Jangan ditanya. Bahkan kita bisa menyentuh atapnya sembari lewat. Bayangkan bagaimana komplek perumahan dalam sekejap menjadi lautan air.

Pertanyaan, "Kenapa bisa sesantai itu ?" mungkin menghinggapi pikiran mereka yang melihat saya berlari, berjalan, tidak hentinya membidik gambar hingga meminta izin untuk ikut bersama perahu tim rescue. Jawabannya, karena saya terlalu panik untuk bisa diam dan saya butuh pengalihan, melalui passion saya, fotografi.


 salah satu gang yang berada didataran atas.

 Act1. Penurunan perahu karet tim rescue untuk menolong warga.

Act2. Salah satu adegan dari prosesi penyelamatan.

See ? yang didepan itu adalah kumpulan sampah, daun-daun, etc. Berasa di amazon. 

 Act3. Penyelamatan memakai 3 perahu karet.

Act4. Kedalaman air tidak menjadi penghalang bagi para tim rescue.

 Kedatangan Pak Jokowi.



               Disambut hangat oleh para warga.                             Terimakasih Pak Jokowi :)


     Kegiatan anak-anak pasca surutnya air banjir yang "mendatangi" wilayah tempat tinggal mereka






Anak - anak biasanya mengekspresikan keinginan mereka. Saat mereka yang tertimpa musibah masih bisa bermain, dan tersenyum. Kenapa kita tidak mencoba untuk belajar dari mereka ?



23 November 2012
Sehari setelah peristiwa banjir besar tahun 2012 melanda di kawasan Madrasah - IKPN Bintaro.


Kehilangan

Sunday, November 18, 2012

Karena kehilangan, akhirnya gue belajar membiarkan Tuhan ikut campur dalam masalah gue lebih dalam. Gue ikhlasin kemana Tuhan membawanya.

8:55 PM - 11 Nov 12

Karena kehilangan, Gue belajar tentang arti mendewasakan diri dari mengikhlaskan.

8:57 PM - 11 Nov 12

Karena kehilangan, Gue belajar arti "kebersamaan" dan "Perjuangan" Hingga "disiasiakan",

9:00 PM - 11 Nov 12

Karena kehilangan, gue menyadari bahwa waktu terlalu singkat untuk mengganti kebersamaan yang manis dengan marah, kecewa, kesal.

9:02 PM - 11 Nov 12

Karena kehilangan, ternyata orang yang seringkali males untuk gue tanyakan keberadaannya kini paling gue rindukan kehadirannya.

9:05 PM - 11 Nov 12

Karena kehilangan, gue bisa melihat mana yang tetap ada buat gue bahkan disaat terburuk gue. saat gue bahkan ga percaya dgn diri gue sendiri.

9:06 PM - 11 Nov 12

Karena kehilangan, gue menyadari artinya berjuang hingga harapan terakhir yang tersisa.

9:08 PM - 11 Nov 12

Karena kehilangan, kebiasaan yang seringkali membuatku berpikir untuk menyerah itu ternyata lebih baik adanya daripada ketidakadaan.

9:09 PM - 11 Nov 12 

Karena kehilangan,kehidupan gue ternyata g selalu bisa sesuai harapan, da kalanya gue hrs bilang "enggak" atau "iya" bwt kebaikan org banyak.

9:10 PM - 11 Nov 12

Karena kehilangan, ternyata tau waktu yang terlewat mau bagaimanapun ga bakal kembali. Jadi nyesel pernah siasiain apa yg dulu pernah ada.

9:18 PM - 11 Nov 12

Karena kehilangan, "Jarak" yang dulu sering sekali gue jadiin kambing hitam malah gue ingini untuk tetap menghadirkan rindu di tiap harinya.

9:23 PM - 11 Nov 12

Karena kehilangan, komunikasi yang sering kali gue abaikan dan dinomorduakan kini menjadi hal yang paling sering gue tunggu.

9:30 PM - 11 Nov 12 

Karena kehilangan, Gue belajar untuk ga nyerah sama keadaan yang seringkali memaksa untuk mengakhiri.

9:30 PM - 11 Nov 12

89010 untuk angka 10 yang mengajari gue arti "kehilangan" ternyata ga seburuk yang gue duga. Gue bisa belajar untuk bisa lebih baik lagi.

9:32 PM - 11 Nov 12





All tweets above posted in @Mytaaaa
Backsong I will be right here waiting for you - Richard Mark




 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS