#ABigDayofSasMyta (Part 3) - Prosesi Lamaran Sasmerta dan Zulaimyta

Monday, February 05, 2018

08 July 2017

One step closer ...


LAMARAN BOOOOOOOO! Saya akan di lamar, dan otomatis akan jadi penetapan bahwa saya sudah tidak bisa lagi--setidaknya begitu--memilih lelaki lain lagi sebagai pendamping hidup hingga tua menjelang.

Perkenalan yang bisa dibilang cukup singkat, hanya kurang dari 1 tahun, tapi nyatanya lelaki inilah yang ternyata mampu menyiapkan diri dan meyakinkan saya, bahwa masa tua yang bahagia berdua itu nyata adanya. Lelaki ini yang mampu memberanikan dirinya untuk meminta dan memiliki saya sepenuhnya, dari kedua orang tua dan keluarga besar. Ketika di luar sana masih banyak lelaki yang seringkali mengecewakan dan menunda segala hal lebih baik yang mungkin saja terjadi, ketika dua insan memiliki niat baik untuk menyempurnakan agamanya.

Acara lamaran atau disebut Anter/Letak Tando yang terbilang agak ribet dikarenakan menggunakan full adat Jambi--iya, dikarenakan keluarga besar dari pihak Ayah adalah salah satu pengurus Lembaga adat baik kota maupun provinsi--ini melibatkan banyak pihak, mulai dari keluarga inti, keluarga besar, rekan, tetangga hingga sahabat. Dan memang, sedari awal kami berdua sepakat untuk tidak memberitahukan banyak orang perihal acara lamaran ini, karena merasa bahwa ini masih bukan acara besar yang semua orang di dunia harus tau rincinya. Cukuplah lingkup dekat yang mengetahui terlebih dahulu. Atau bisa dibilang Ring 1 kenegaraan ? HAHA. Jadi, mohon maaf bila sekiranya mendadak mendapatkan kabar kami akan segera menikah tanpa aba-aba terlebih dahulu.

A few months before ...

Mengenai persiapan pun, tentu tidak sekejap mata atau semudah membalikkan telapak tangan. Lagi-lagi penuh drama. Yaiyalah, ini yang mau lamaran aja ada di dua kota berbeda. Jambi dan Jakarta. Belum lagi kesibukan setiap hari yang berbeda, tentu sedikit banyak menyita waktu hingga kesabaran satu sama lain. Tidak hanya itu, konflik internal keluarga juga jangan ditanya sih, BANYAK. Apalagi sempat melewati masa puasa dan lebaran yang harusnya bisa khusuk untuk ibadah, tapi ini sekaligus kerja dan prepare. Kalo dirinciin mungkin konfliknya bisa ngalahin episode sinetron remaja di layar kaca. Like, seriously.

Persiapan mencari dan menghubungi vendor mulai dari dekorasi, catering, hantaran belanjo lamaran, pemilihan bahan dan warna baju hingga perintilan lainnya saya lakukan sendiri (di bantu keluarga dan sahabat pastinya). Maklum darah event organizer-nya tidak bisa disangkal dan sepertinya memang sudah turunan, maunya diurus sendiri biar puas dan sesuai keinginan juga. Kesana kemari nyetir sendiri, kalopun engga juga palingan saya ditemani oleh sahabat atau keluarga. untuk buku lamaran khusus pun dikerjakan sendiri oleh Ayah saya, tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak yang lebih mengerti. Makanya keinginan menggunakan tema rustic untuk dekorasi pun, awalnya takut tidak disetujui oleh pihak keluarga besar saya, maklum ya kan harus menggunakan adat melayu Jambi yang notabene memang agak sedikit ribet dengan segala tatanannya. Salah sedikit bisa disembur daun sirih sama para tetua adatnya. *kidding*  

Karena tatanan dalam lamaran adat melayu jambi yang dilaksanakan saat acara lamaran saya adalah ; 
- Seloko yang berisi adu penjelasan kedatangan dan maksud acara berlangsung antar kedua belah pihak yang tentunya menggunakan banyak bahasa dan peribahasa menggunakan bahasa Jambi oleh nini mamak yang menunggu maupun yang datang, 
- Penyerahan hantaran belanjo yang biasanya disepakati terlebih dahulu isinya, dan saya serta pasangan memutuskan berisi cincin emas polos tanpa hiasan yang akan digunakan oleh pihak wanita, pakaian sepelurusan dari ujung rambut sampai kaki termasuk kain adat dari daerah lampung--dikarenakan pihak orang tua lelaki menetap disana dan mereka beradat Palembang, Jawa--yaitu tapis lampung, sirih pinang yang diletakkan di kotak sirih tembaga khusus untuk acara, serta kue tradisional dan sisanya ya tergantung kesepakatan masing-masing pasangan,
- Penyerahan  sirih nini mamak kepada penengah,
- Sepatah dua patah kata dari penengah, yang saat itu adalah kakek saya sendiri, Datuk Nata Utamo DRS. H. Hasan,
- Pemasangan cincin oleh orang tua pihak lelaki kepada saya, hanya saya, karena pemasangan cincin oleh kedua belah pihak pasangan akan dilkukan nanti saat acara akad nikah berlangsung.
- Doa
- Ramah Tamah

Banyak ya ? Gak kok, masih ada yang lebih ribet lagi. Tapi kurang lebih seperti itu tatanan adat melayu Jambi dalam upacara meminang anak gadis, untuk lebih jauhnya mungkin kalian bisa mencari tahu kepada yang lebih ahli, Google misalnya ?

Berhubung juga memiliki team EO sendiri, mau gak mau, beberapa persiapan dan Hari H lamaran pun dibantu oleh mereka dalam mendamaikan suasana yang mungkin akan agak tidak terkontrol, dikarenakan semua sudah tegang pada waktunya. (((tegang)))

Setelah menimbang dan memutuskan, jatuhlah pilihan vendor lamaran ke :

Dekorasi : Bunga Decoration
Catering : AINI Catering
Attire : NAZ OFFICIAL
Flower : Zhy flowers
Cake : Widya Dayuagi
Make Up : Sucindria
Dokumentasi : Kukuh and Team
Adat : LAM (Lembaga Adat Melayu) Kota Jambi

Beberapa vendor di atas adalah vendor pilihan dari sekian banyak yang saya dan pasangan pilih untuk mendukung kesuksesan acara. Tapi yang pasti dari semua persiapan adalah titik tengah. Yap! Persetujuan dari banyak pihak adalah salah satu kunci untuk semua acara berjalan dengan baik dan lancar. Jangan lupa buat segala rincian yang diperlukan mulai dari TO-DO list, MOU Vendor, hingga cash flow supaya tidak berantakan, dan bisa jadi bacaan penuh kenangan di kemudian hari. Karena semakin dekat dengan hari H, maka segala hal akan semakin ribet dan tidak menutup kemungkinan chaos baik dari internal maupun eksternal. Entah dari komunikasi ke pasangan, keluarga ataupun ke vendor-vendor yang bersangkutan, dan dikarenakan handle sendiri makanya gak pernah jauh dari namanya handphone atau laptop. udah 11-12 sama admin online shop yang harus standby 24 jam menjawab segala pertanyaan, karena komunikasi itu hal yang TERAMAT PENTING. Sekali misscomunication, sudahlah, berantakan kemana-mana. Makanya, saling mengerti antar pasangan dan komunikasi juga harus saling terjaga. Karena emosi yang suka mendadak meledak, bisa menjadi sumbu pendek yang memorakporandakan mood seharian.

Akhirnya meskipun ada sesi tangis haru biru, kecewa ataupun penolakan bahkan hingga H-1 sebelum acara, but everythings is under control. Legowo-in aja sist. Alhamdulillah, puji Tuhan, acara akhirnya bisa berjalan lancar dengan sebagaimana seharusnya. Usaha udah, doa apalagi, tinggal pasrah-in hasil akhir ke yang Maha Esa. Walaupun akan ada kekurangan di setiap sisi. Tapi bukankah kesempurnaan hanya milik Allah SWT ?



sneak peek : 




















To be continue ...





BSD, February 2018
Officially Mrs. Sasmerta












 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS