#ABigDayofSasMyta (Part 2) - Introducing Mr. Sasmerta

Tuesday, January 16, 2018

Mau post random tentang bagaimana akhirnya bisa memilih pasangan hidup yang tepat -- Insya Allah untuk sekarang dan seterusnya hingga maut memisahkan-- di waktu yang tepat pula.


Lelaki yang ngeduselin saya tiap pagi, tanpa perlu merasa takut bahwa bau asyem pagi hari akan menjadikannya ilfeel
Lelaki yang akan meladeni ke-lebay-an dan ke-galau-an saya, tanpa perlu merasa bahwa ia akan merasa bosan, 
Lelaki yang akan tetap menghabiskan setiap racikan masakan ngasal yang baru saja dipelajari dan rasanya tentu terkadang masih tidak bisa diterka, tanpa perlu merasa hari esok ia tidak akan duduk bareng di meja yang sama, 
Lelaki yang mencoba mendorong saya untuk selalu aktif setiap harinya--tidak peduli apapun ide absurd yang seringkali timbul di kepala--tanpa menuntut saya untuk selalu berhasil ketika lelah mencoba, 
Lelaki yang akan menurunkan suara nya ketika sudah terlalu emosi dan lelah ketika kita berselisih paham akan sesuatu hal, 
Lelaki yang hanya meminta seorang pendamping dengan satu visi misi untuk kedepannya, tak perlu harus stuck dengan body goals masa kini atau make up di segala jengkal muka, 
Lelaki itu yang saya jatuhkan pilihan untuk menjadi imam, abang, panutan, penjaga dan tempat pulang ketika bahagia maupun down.
Lelaki yang sedari kemarin, entah jauh ataupun dekat--tidak pernah dan semoga tidak akan pernah berubah--selalu menatap saya, dan hanya saya.


Flashback untuk beberapa waktu kebelakang, beberapa kali saya bertemu dengan berbagai tingkah lelaki, bukannya tidak baik, mungkin hanya saya tidak mampu memenuhi segala ekspektasi yang mereka inginkan.
Bukannya pun saya tidak mau--karena bukankah ketika seseorang memaksa kita untuk melakukan hal diluar kebiasaan akan memacu kita menjadi lebih baik lagi ?--tapi memang seringkali saya sudah mencoba, dan sialnya, memang tidak akan pernah cukuplah segala hal yang kita usahakan untuk seseorang yang mungkin memang sudah sedari awal tidak pernah siap untuk bersama kita.
Pada dasarnya manusia hanya diminta untuk mencoba, tidak harus selalu berhasil.
Tapi kita seringkali memaksakan keadaan yang seringkali bentrok dengan logika, lagi-lagi dikarenakan entah "sudah terlanjur sayang" atau karena "usia hubungan yang sudah lebih lama daripada cicilan gadget".

Akhirnya saya menyerah, memilih untuk menata kehidupan sendiri yang masih perlu untuk diperbaiki di sana sini. Karena terkadang menahan tangis ketika ada nyeri di hati, padahal sedang ada janji dengan beberapa client penting karena pekerjaan itu melelahkan.
Mencoba untuk apply beasiswa, mencari tambahan kerjaan pengisi dana tabungan tambahan untuk berbagai list destinasi liburan, dan kesibukan-kesibukan lainnya.
Hingga akhirnya, Tuhan berencana lain. Semesta mencoba menggagalkan segala hal baik yang saya rencanakan dengan hal yang lebih baik.

Saya dipertemukan dengan seseorang yang mampu memenuhi salah satu mimpi dan checklist dalam hidup saya, NIKAH DI USIA 25 TAHUN, DI PENGHUJUNG TAHUN 2017. Well, permintaan yang terkesan maksa, tapi disanggupin, gimana dong ? :))

Bahkan untuk beberapa visi dan misi untuk kini serta masa depan, kita memang tidak bisa dibilang 100% sama, tapi tetap bisa berdampingan dalam berjalan. Setidaknya sejauh saya mengenal lelaki ini, dia adalah lelaki yang mampu mengimbangi kebodor-an ataupun rencana masa depan yang telah saya susun sedemikian rupa. Begitupun segala permintaannya yang ditujukan kepada saya, adalah segala hal yang masih mampu saya usahakan.

Akhirnya saya pun bisa bernafas lebih lega dari biasanya,
menemukan sosok yang satu ritme perjalanan, tanpa takut akan tertinggal sendiri itu menenangkan.
Terimakasih pak Sasmerta.

Lalu, bagaimana dengan kamu ?





Malang, 2017




BSD, Januari 2017
Officially Mrs. Sasmerta





 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS