Ini harimu, IBU :)

Saturday, December 22, 2012

22 Desember 2012. Tanggalnya cantik ya ? Aku ingin me-rewind sedikit percakapan kita, bolehkan bu ?








Terlalu banyak. Aku tidak bisa mengingat semuanya, maaf ya bu.

Kata mereka semua, ini hari IBU. Makanya banyak yang berlombalomba mengingatkan dirinya sendiri untuk menyampaikan rasa sayangnya yang seringkali terlupa untuk diungkapkan.Seringkali terabaikan untuk mengucapkan walau hanya sekedar "terimakasih" dan "sayang" atau "maaf" karena alasan keadaan yang tak memungkinkan, waktu yang tak tercukupi dan rasa malu yang lebih menutupi rasa yang sebenarnya.

9 bulan ya bu, dirimu membawaku kemana-mana dulu ? dan aku masih saja hingga sekarang seringkali mengingkari kasih sayangmu. Membantah usulanmu. Tak peduli dengan keadaanmu. Melupakan nasihatmu. Bagaimana bisa aku yang kini bisa berpikir , berjalan, melakukan semua yang aku bisa mulai berani melupakan bagaimana dulu aku hampir melakukan semuanya diwakili olehmu. Bagaimana beraninya aku seringkali terlupa menanyakan kabarmu disana, apakah dirimu baik-baik saja ? masihkah penyakitmu membuatmu tak bisa tidur ? adakah masalah yang membuatmu tak hentinya berpikir keras hingga menambah kerutan diwajahmu ?

Kini aku bisa selalu berdiri sendiri dan mengasihi orang lain, berusaha bersabar dalam masalah dan berdoa dalam diamku. Semuanya dirimu ingatkan tak hentinya disetiap pesan singkat ketika kita berbicara walaupun melalui seperangkat tekhnologi. Karena keadaan dan jarak tak memungkinkan kita kini sering untuk bertatap muka langsung. Tapi dirimu selalu tahu apa yang aku rasakan, seringkali Tuhan seakan memberimu sinyal untuk menanyakan bagaimana keadaanku, ketika bahkan aku menyadari aku sedang tak baik-baik saja. Tuhan itu hebat ya bu, begitu juga artinya dirimu dihidupku.

Setiap aku selesai menunaikan kewajibanku kepada Tuhan, aku selalu meminta hak-ku dalam doa untuk kesehatan dan kebahagiaanmu. Hal pertama yang aku akan katakan, "Allahummaghfirli waliwali dayya warhamhumma kama robbayani soghiro" Ya Allah, ampunilah dosa ibu bapakku, dan kasihanilah mereka sebagaimana mereka mendidikku dan merawatku sewaktu aku kecil. Apakah Tuhan menyampaikan pesanku agar dirimu selalu sehat dan bahagia disana ?

Dirimu tak pernah meminta sesuatu yang membuatku dan mereka yang menyayangimu kesulitan. Dirimu menginginkan aku dan adik-adikku menjadi orang yang bisa melebihi dirimu didalam setiap situasi. Dirimu ingin kami bisa menjadi anak terbaik yang bisa kau miliki, demi diri kami sendiri. Tak hentinya dirimu mendoakan kami walaupun jarak sejauh apapun memisahkan, tapi aku yakin Tuhan mendengar doa dari seorang Ibu yang menyayangi anaknya dengan setulus hatinya.

Wanita yang menanyakan kabarku ketika aku tak mampu bercerita kesiapa-siapa tentang keadaanku, wanita yang meneleponku disetiap bebeapa jam ketika aku panik di keadaan yang pelik, wanita yang rela menyisihkan sedikit uang yang dikumpulkannya susah payah demi kehidupanku, wanita yang senantiasa berdoa yang terbaik tanpa aku minta. Wanita hebat itu dirimu, Ibu.

Sebelum aku terlambat untuk mengatakannya kepadamu, sebelum aku tidak mampu mengingat, sebelum dirimu tidak bisa lagi kudekap raganya,
Maaf karena aku masih belum bisa menunaikan semua kewajibanku untuk membalas semua hal yang telah dirimu lakukan.
Maaf karena aku seringkali masih menyepelekan kata-katamu.
Maaf karena aku seringkali lupa memberitahumu melalui kata-kata ataupun tindakan bila aku sangat menyayangimu.
Terimakasih untuk semuanya. Terimakasih untuk segala hal yang dirimu lakukan untukku dan keluargamu.
Terimakasih untuk menjadi wanita hebat yang mengiringiku dalam doa, kasih sayang dan harapanmu.
Percayalah, aku menyayangimu. Tanpa harus aku ucapkan dari mulut. Tapi selalu kubawa namamu di dalam hati.

Selamat hari ibu, Nurlaila Herawati. Aku sayang Ibu.





Dengan penuh cinta dari anak tertuamu,
Zulfah Nurhanni Zulaimyta.


No comments:

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS