#ExploreIndonesia 3 cities in a row (Jogja – Bali – Lombok)

Sunday, June 29, 2014



Ceritanya kemaren abis holiday, pengennya sih di simpan sendiri, tapi berhubung mungkin cerita ini bisa membantu sedikit orang lain yang ingin liburan dengan update-an terbaru. Kayaknya lebih baik berbagi.

Begini ceritanya…….

Rencana liburan singkat yang sudah direncanakan beberapa bulan kemarin dimulai dengan lontaran konyol. Karena memang sudah terlalu ingin meliburkan otak dan badan. Akhirnya #TripThree ke Jogja, Lombok dan Bali pun terencana. Dimulai dengan mencari referensi penginapan, transportasi, tempat wisata dan makanan. Seriously, you need to do this before the trip. Karena kita gak mungkin jadi backpacker yang kehilangan arah dan gak tau jalan pulang, cuma karena kita gak tau kisaran harga dan apa yang harus dilakukan disana kan ? Juga mencari semua perlengkapan yang dibutuhkan, mulai dari pakaian, sunblock, sepatu (Hatur nuhun kak @ridyafirsty buat nemenin keliling 4 toko nyari sepatu khusus buat berangkat) hingga ke tas khususnya. Semua persiapan tergantung dari pribadi masing-masing sih.

Kamis, 12 Juni 2014

Start from Halte Transjakarta Blok M 3500/orang untuk tiketnya, berjalanlah menuju ke Stasiun Pasar Senen untuk menaiki kereta Bogowonto, kereta ekonomi AC jurusan Jakarta – Lempuyangan yang didapat dengan harga 145.000/orang. Masalah kondisi kereta ? Duh. Bersih. Gak lagi banyak pedagang asongan, ada tempat untuk nge-charger di setiap tempat duduk, toilet juga lumayan kok. Nilainya 8/10 deh. Semoga perkereta api-an Indonesia makin lebih baik lagi. HOBAH!

Tiket Transjakarta

Tiket Kereta Bogowonto


Jum’at, 13 Juni 2014

Berangkat jam 22.00 WIB dari stasiun Pasar Senen dan sampai di stasiun Lempuyangan Jogja sekitar  jam 06.30 WIB. Perjalanan yang lumayan menyegarkan mata sewaktu pagi melihat ke jendela, hamparan sawah dan sunrise yang ga biasa di lihat di daerah Jakarta. Setelah turun dari kereta, mencari makan disekitaran stasiun, terpilihlah soto dan nasi sebagai sarapan pagi. Harganya murah meriah Cuma 6.000/mangkok + nasinya. *tepoktangan* Berjalan sedikit kearah halte Transjogja, membeli tiket 3.500/orang dan bertanya kearah malioboro—dengan awal mula salah masuk yang malah dari pintu keluar, untung orang jogja pada ramah-ramah sama pendatang *failed*-- sampailah di malioboro dalam waktu 10-15menitan. Mencari penginapan di sekitaran malioboro itu banyak banget dari range 80ribuan – ratusan ribu rupiah tinggal pilih. Terpilihlah sebuah penginapan di daerah Sosrowijayan - Malioboro dengan harga kamar 120.000/malam kita udah bisa dapetin fasilitas tempat tidur, kamar mandi dalam, kipas angin dan bersih pastinya. Kondisi penginapan yang deket sama jalanan sudah pasti menguntungkan untuk kemana-mana ataupun membeli sesuatu. Siangnya, mencari makanan disekitaran malioboro dengan harga 15.000/orang, sambil berjalan-jalan mengelilingi malioboro. Setelah itu mengunjungi Museum Benteng Vredeburg dengan biaya masuk 2.000/orang, udah bias puaaaas banget deh tuh kelilingan museum dengan isinya yang berbau sejarah. Lanjut lagi ke Museum Pintar Yogyakarta setelah sebelumnya ngaso sebentaran di pelatarannya, cukup dengan membayar 18000/orang dengan tiket dewasa, kita disuguhi pengetahuan di berbagai tema. Mulai dari sejarah Indonesia, Zaman purbakala, Seaworld mini hingga PPIptek. Tempatnya hampir mirip TMII tapi versi imutnya. Disana juga ada planetarium, belajar membatik dan membuat gerabah, masih banyak lagi. Sayangnya sudah terlalu sore dan tutup. Baliknya, pengen nyobain naik becak lagi, yaudah deh bayar becaknya 15000/becak udah lumayan muter-muter dianter sampe penginapan. Note: Hati-hati sama becak yang menawarkan harga murah, bisa jadi sewaktu turun malah dinaikin harganya dan diajak muter-muter gak jelas.

Sebagai cewek, apalagi baru nyobain perjalanan ala backpacker gini, akhirnya melipirlah buat refleksi kaki yang menjamur di sekitaran malioboro. Dengan membayar 30.000/setengah jam (kalo gak salah) dan pelayanan yang baik, lumayan seger deh kakinya lagi. Makan malamnya nasi goreng di sekitaran penginapan dengan harga 12.000/bungkus. Berlanjut dengan istirahat untuk melanjutkan perjalanan besoknya.
Tiket Museum Benteng Vredeburg

Tiket Taman Pintar Yogyakarta
Salah satu sudut sejarah di Museum Benteng Vredeburg


Sabtu, 14 Juni 2014

Pagi harinya membeli sarapan nasi angkringan di sekitaran stasiun dengan total 15.000, udah termasuk nasi 4 bungkus dan gorengannya . Berlanjut dari Stasiun Lempuyangan Jogja lagi menuju ke Stasiun Banyuwangi Baru dengan menggunakan kereta ekonomi AC SRI TANJUNG dengan harga 50.000/orang berangkat pukul 07.30 WIB dan sampai pada pukul 20.15 WIB. Lumayan banget perjalanan di dalam kereta melelahkan, dengan kondisi siang yang terik, memang AC di dalam gerbong tidak terlalu terasa – Untung bawa kipas sendiri – siangnya membeli makanan di kereta Nasi goring dengan harga 15.000/paket dan rasanya ya not bad lah. Malam harinya setelah sampai di stasiun Banyuwangi Baru, berjalanlah sekitar 300 m kearah pelabuhan Ketapang untuk menyebrang ke pelabuhan Gilimanuk Bali. Banyak becak atau ojek dan sejenisnya yang menawarkan untuk mengantarkan ke pelabuhan, tapi seriusan deh, deket. Jadi mendingan jalan aja, lumayan menghemat. Dengan harga 6.500/orang sudah bisa menyebrang ke Gilimanuk dengan kapal Ferry dan beruntungnya sewaktu sampe udah langsung ada kapal.

Tiket kereta SRI TANJUNG

Tiket kapal ferry di Pelabuhan Ketapang


Minggu, 15 Juni 2014

Cuma butuh waktu sekitar 30-40MENIT buat menyebrang dan akhirnya menginjakkan kaki ke daerah WITA di Gilimanuk Bali. Berjalan sebentar ke luar pelabuhan, di sebelah kiri jalan ada yang menawarkan untuk menuju ke Pelabuhan Padang Bai dengan harga 50.000 – 40.000/orang menggunakan bus dan dapet bus bernama BAHAGIA. *Ketawa dalam hati* Sayangnya perjalanan baru bisa dimulai sekitar pukul 01.00 – 01.30 WITA, jadi mesti nunggu dulu beberapa jam sambil tiduran atau nonton piala dunia rame-rame sama yang lain di ruang tunggunya.

Perjalanan di mulai sekitar pukul 01.30 WITA dan memecah pulau Bali dari pelabuhan Gilimanuk sampai ke Pelabuhan Padang Bai sekitar 4 – 4,5 jam. Sampai di pelabuhan Padang Bai skitar pukul 06.00 WITA dan istirahat sebentar di mushola dilanjutkan sarapan nasi bungkus 5.000/bungkus , sewaktu sarapan ditawarkan membeli tiket kapal menyebrang ke Pelabuhan Lembar Lombok seharga 40.000/orang dan nama kapalnya MURYATI (cmiiw) lumayan banget buat kapal ferry, nyamaaaaan banget. Perjalanan untuk menyebrang membutuhkan waktu 4-4,5 Jam juga. Sekitar pukul 12.00 WITA sampailah di pelabuhan Lembar Lombok *aaaaaaaaaaaaaaaaa* *excited*

Sesampainya di pelabuhan, kita jalan keluar dan makan siang dengan harga 15.000/porsi nasi beserta lauk pauknya (kalo gak salah). Transportasi menuju ke mataram dari arah pelabuhan memang agak susah, jadinya menyewa mobil avanza nya pak Haji dengan harga 50.000/orang. Disini ada banyak banget mobil sewaan begitu, lebih banyak orangnya maka lebih murah juga bagi-baginya. Perjalanan sekitar 30 Menitan dan kita memilih untuk di antar ke penginapan Wisma Nusantara 2 di Jl. Beo, mataram. Awalnya memilih untuk booking kamar seharga 140.000/kamar dengan fasilitas AC, Kamar mandi dalam, TV dan sarapan. Untuk kebersihan dikaish nilai 6/10 deh. Disini juga ada laundry dengan harga 5.000/kg dengan waktu 1x24 jam.  Disini juga ada peminjaman motor, dengan harga 50.000/hari untuk motor bebek biasa dan 60.000/hari untuk motor matic.

Hari pertama di Lombok, ditutup dengan makan malam khas Lombok yaitu Sate rembiga dan Plecing kangkung dengan harga 15.000/porsi untuk satenya di daerah Jl. Dr. Wahidin. Rasa satenya yang khas antara manis, pedas dan lembut emang harus banget di coba! Sayang banget saat itu jaket yang dibawa ketinggalan dan disinilah belajar merelakan. *hiks*


Sate Rembiga dan Plecing Kangkung

Senin, 16 Juni 2014

Monday is suck ? Not for today! Hari seninnya di isi dengan perjalanan ke daerah Gili Trawangan dengan melintasi pegunungan untuk menuju ke pelabuhan Bangsal. Perjalanan menggunakan GPS yang membutuhkan waktu 30 – 40 menitan itu ditemani dengan udara pegunungan yang bersih serta sesekali ada banyak monyet-monyet di pinggir jalan lumayan memanjakan mata dan paru-paru. Sesampainya di pelabuhan Bangsal, menitipkan motor di penitipan sepanjang jalan banyak ditemukan kok, dengan harga 5.000/setengah hari atau 10.000/malam (dititipin). Untuk menyebrang, membeli tiket seharga 13.500/orang untuk kapal biasa dan sebelumnya membeli air 5.000/botol ½ liter, karena katanya sih harga-harga di Gili Trawangan agak mahal untuk kantong backpacker. Setiap saat ada kapal untuk menyebrang kok, jadi tenang aja. Ada yang bisa ke Gili trawangan, Gili Air atau ke Gili Meno dan untuk kapal Fast boat nya harga untuk warga lokal sekitar 75.000/orang, tapi memang jarak ditempuh jadi lebih cepat Cuma sekitar 10-15menit doing. Kalau kapal umum yang murah meriah, waktunya 30 menitan.

Sesampainya di Gili Trawangan – yang mendadak merasa seperti turis di negeri sendiri, karena bule banyak banget betebaran kayak kacang-- kita langsung mencari travel yang mengakomodasiin untuk snorkeling dan trip 3 Gili (Gili trawangan, Gili Air, Gili Meno). Ada banyak yang menawarkan. Akhirnya kita memilih salah satu trip dengan harga 100.000/orang tanpa makan siang. Sudah dapat fasilitas alat snorkeling. Per-kapal dicampur sekitar 20an orang untuk sekali trip. Sekitar pukul 10.30 WITA kita berangkat. Pertama kalinya ikutan snorkeling di laut lepas gitu, sempat mengalami kendala karena angin dan ombak yang lumayan gede, jadi sampe mesti dibantuin abang-abangnya dan mereka emang sigap banget. *Failed for the second time* Tapi emang keadaannya bagus banget, terumbu karang dan airnya masih bersih banget. Apalagi ditambah di Gili Trawangan kendaraan bermotor gak diperbolehkan, otomatis yang ada Cuma Cidomo dan Sepeda. Udaranya bersih banget. Makan siang di Gili Air dengan harga 25.000/an keatas per-porsi harganya lumayan juga. Tapi emang di Gili Air, snorkeling airnya lebih bersih dan bagus. Kita bisa liat langsung ke dasar dan lebih banyak ikan-ikannya. Trip 3 gilinya berakhir sekitar pukul 16.00 WITA.

Dilanjutkan dengan mencari Creative Homestay yang udah kita cari informasi sebelumnya, kita bisa mendapatkan kamar 150.000/kamar setelah nego *gak mau rugi haha* untuk fasilitas tempat tidur, kamar mandi dalam, kipas angin dan sarapan gratis yang pastinya bersih. Penyewaan sepeda juga ada disini dengan harga 50.000/hari. Berjudul mengejar sunset di Gili Trawangan, akhirnya bertanya tempat biasa sunset di sana dan menunggu sunset yang emang indah banget. Malamnya, meski sepanjang jalan banyak tempat makan, tapi memilih untuk makan murah meriah di Art Market-nya. Banyak makanan yang disuguhkan, akhirnya total makan kira-kira 90.000 ribuan/2orang ditambah beli martabak nutella 18.000/bungkus.

Tiket di Pelabuhan Bangsal
Salah satu pemandangan bawah air Gili dari dalam kapal


Selasa, 17 Juni 2014

Perjalanan pulang kembali ke pelabuhan bangsal dikenakan biaya 13.000/orang dan seperti keberangkatan kemarinnya. Sesampainya di sana dan mengambil motor di penitipan, melanjutkan perjalanan pulang dengan rute yang berbeda. Kali ini dengan rute menyusuri jalan sepanjang pantai. Jangan ditanya berapa kali mengucap subhanallah, bagus bangetngetnget. Sempat berhenti beberapa kali di pantai. Mulai dari pantai Malimbu, Malaka, Senggigi dan melintasi Pura Batu Bolong. Sayang banget tempat-tempat sebagus itu belom di manage dengan baik oleh pemerintah kota. Tarif yang dibayar juga Cuma 2.000/tempat itu juga untuk biaya masuk + parkir dengan waktu sebebas-bebasnya dan dikoordinasikan oleh warga setempat. Sesampainya di pantai senggigi akhirnya menyempatkan makan siang sate bulayak plus lontongnya dengan harga 17.000/porsi dan minum air kelapa. Lombok bener-bener deh tempat makan sate terenak yang pernah gue rasain. *ngences* Disini juga ditawarkan berbagai macam hadiah dari kaos mulai dari 20.000/kaos hingga mutiara murah.

Sorenya setelah berbenah dan mengambil laundry serta titipan tas, pindah kekamar dengan harga 80.000/kamar di Wisma Nusantara 2. Fasilitas yang berbeda cuma karena kamarnya hanya berkipas angin. Berlanjut ke Mall Mataram yang letaknya ga jauh dari penginapan, kelilingan sebentar dan mencari warnet untuk membeli tiket pesawat pulang. Makan malamnya dilanjutkan dengan makanan khas Lombok, yaitu Ayam Taliwang di sekitaran Cakranegara, kita memilih untuk makan di Ayam Taliwang Udin dengan total sekitar 77.000/2 orang udah lengkap sama minumnya. Kenyang banget.

Sate Bulayak dan Air Kelapa

Menu Ayam Taliwang Udin di daerah Cakranegara

Rabu, 18 Juni 2014

Untuk jadwal hari rabu dilanjutkan dengan perjalanan wisata menuju ke desa wisata sade dan Pantai Kuta Lombok. Perjalanannya lumayan memakan waktu yang lama sekitar 40-60 menitan. Melalui bandara di kota Praya dan teriknya matahari yang lumayan banget. Makan siangnya di daerah Bengkel – Lombok Barat harganya lumayan sih 25.000/porsi untuk nasi campur/orang. Di Desa sade, kita akan disuguhkan dengan pemandangan desa warga asli Lombok dan sebelumnya kita akan ditawarkan untuk mengisi kotak sumbangan sukarela dan ditawari tour guide dengan warga asli disana yang juga bisa diberi upah sukarela oleh para wisatawan. Parkir disini gratis dan aman, tenang saja. Disuguhkan dengan pemandangan rumah asli desa suku Lombok dan tarian-tariannya, satu jam lumayan menambah pengetahuan baru. Mulai dari sejarah awal mulai terbentuknya desa, cara pembuatan kain tenun oleh para warga hingga tradisi Kawin-Culik. Penasaran ? Berkunjung langsung dong. Melanjutkan perjalanan ke arah Pantai Kuta-nya Lombok yang memakan jarak sekitar 7 km-an akhirnya sampailah di sana. Seperti pantai lainnnya di Lombok yang kurang di kordinasikan, dikenakan tarif 5.000/kendaraan oleh warga sekitar untuk biaya masuk pantainya dan bagus banget pemandangannya. Gak rugi jauh-jauh kesana, bener-bener gak rugi. Dengan hamparan pasir putih seperti merica dan airnya yang biru bening.



Desa Sade dan salah satu warganya yang sedang membuat kerajinan.





Pantai Kuta Lombok yang bening dan merelaksasikan mata yang memandang.


Kamis, 19 Juni 2014

Pagi harinya langsung meluncur ke arah Phoenix Food untuk membeli makanan oleh-oleh, tempatnya di seberang Hypermart. Banyak banget warga yang gak tau tempat ini, akhirnya ketemu juga setelah kemarinnya muter-muter dan sampai setelah tempatnya tutup pukul 17.30 WITA *nyesek*. Disini kita bisa membeli oleholeh makanan khas Lombok yang lumayan lengkap dan emang agak kalap sih pas belinya. Apalagi untuk manisan rumput lautnya yang enak. Dengan range harga dari 5.000/bungkus.
Setelahnya kembali ke pelabuhan Lembar untuk menyebrang kembali ke Pelabuhan Padang Bai, dengan harga tetap 40.000/orang dan naik taksi sekitar 80.000-an dari mataram dengan sebelumnya membeli makan siang sekitar 7.500/persi. Sayangnya kapal yang didapat gak sebagus kapal sebelumnya. *tear* Sesampainya di Pelabuhan Padang Bay kembali susah menemukan transport ke arah Kuta, karena memang waktu sudah hamper maghrib, akhirnya merelakan diri untuk naik mobil sewaan avanza seharga 100.000/orang. Tetap rule-nya semakin banyak orang, semakin murah bayarnya. Sayangnya cuma sedikit yang barengan.

Sekitar 30-40menitan dari pelabuhan, sampailah di daerah Kuta dan mencari penginapan di Poppies Lane 2 yang terkenal dengan penginapan murah meriahnya. Berada 100m dari monument bom bali dan 300m dari Pantai Kuta Bali, strategis kan ? Awalnya ingin menginap di Arthawan, sayang kamarnya lagi penuh. Akhirnya penginapan Dua Dara terpilih untuk menghabiskan 2 malam di Bali. Dengan harga 150.000/kamar dengan fasilitas tempat tidur, kamar mandi didalam, kipas angin dan sarapan gratis. Ada kolam renang nya juga untuk para penginap. Untuk penyewaan motor juga disediakan dengan tarif 50.000/hari. Malam pertama di Bali di awali dengan jalan-jalan mencari makan malam di sekitar Legian Kuta dan berakhir di salah satu tempat makan yang agak lebih masuk kantong, sekitar 35.000/orang.

Tiket di Pelabuhan Lembar

Jum’at, 20 Juni 2014

Masih kedip-kedip gak percaya udah hari Jumat aja dan di Bali, H-1 sebelum kepulangan kembali ke Jakarta. Kembali berbekal GPS, akhirnya berjalan-jalan ke arah Pasar Seni Sukawati yang ditempuh sekitar 40-60 menit dari Kuta. Bener-bener mesti pake konsep tawar menawar alot, kalo gak, bakal rugi dapet harga yang lebih tinggi dari pasaran. Makan siangnya, memilih makan mie ayam dan bakso di pinggir jalannya. Selanjutnya ke arah pulang, mampir sebentar ke Cening Bagus di daerah Gianyar untuk membeli oleholeh makanan. Harganya mulai dari 13.000/bungkus dengan berbagai macam oleh-oleh di sana.
Setelah puas berbelanja oleh-oleh, melanjutkan perjalanan ke Tanah Lot di Tabanan yang memakan waktu 30 – 50 menitan. Dengan biaya masuk 10.000/orang untuk wisatawan lokal. Sudah termasuk tarif parkir motor. Panasnya terik pake banget, bener-bener deh. Mesti bawa topi sama kacamata sih emang kalo kesini. Tapi deburan ombak dan pemandangannya emang bikin gak bisa tahan diri buat diabadikan. Di sana juga menunggu waktunya matahari tenggelam, sayang seringkali sunsetnya gak sempurna di sini. Di sini juga sempet mengobrol dengan bli yang menjadi tour guide untuk wisatawan Jepang, sedikit banyak bercerita tentang Bali dan di traktir makanan rujak oleh blinya. Makasih bli.

Tiket masuk Tanah Lot

Pie Susu Makanan Khas Bali

Alamat Cening Bagus

Sabtu, 21 Juni 2014

Hari terakhir untuk #TripThree nya. Memilih untuk menghabiskan waktu di sekitar pantai Kuta, karena penerbangan ke Jakarta sekitar pukul 20.00 WITA. Setelah check out dan menitipkan barang-barang di resepsionis penginapan, berjalanlah dan menghabiskan waktu di pantai Kuta yang rame oleh wisatawan. Makan siang memilih makan di KFC di depan jajaran pantai Kuta dan setelah istirahat di pinggiran pantai karena panas yang lumayan terik, mencoba untuk membuat tattoo temporer seharga 10.000/huruf oleh bli nya. Menghabiskan waktu di pantai Kuta dan melihat banyak banget yang mencoba surfing, dan menunggu sunset. Sayangnya cuaca mendung dan sunsetnya gagal didapet. *Sigh*

Untuk menutup hari, berkelilinglah mencari Ayam Betutu yang menjadi salah satu makanan khas di Bali. Setelah kelilingan, Ayam Betutu Khas Gilimanuk dengan harga 45.000/porsi isi ayam ½ ekor. Akhirnya setelah kenyang dan mengambil barang di penginapan serta mengembalikan motor sewaan, meluncurlah menuju ke Bandara Internasional I gusti Ngurah Rai menggunakan taksi dengan biaya 30.000-an (kalo gak salah) karena jaraknya gak terlalu jauh dan untungnya gak terlalu macet. Emang agak gagal sih jadi backpacker karena pulangnya naik pesawat, tapi jadi backpacker gak selalu harus hidup miris dan pas-pasan kan ? *membela diri* Sesampainya di Bandara, langsung menuju tempat check in dan Boarding pesawat pun sesuai schedule pukul 19.35 WITA. Akhirnya, perjalanan pulang kembali ke Jakarta dengan memakan waktu sekitar 2 jam pun dimulai.

Tiket Pesawat


Kembali ke zona 7+, kehidupan dunia nyata di ibu kota pun kembali. Saatnya untuk ke pekerjaan semula dan waktu liburan telah usai. Masih pengen banget #ExploreIndonesia dan menjajal tempat lainnya di #TripThree. Bytheway, alasan kenapa menamainya #TripThree karena Trip yang diajalani mencakup pemberhentian di 3 tempat yang berbeda dan angka 3 itu special. Mhehehehe.

Jadi, setelah tau banyak tempat yang bagus banget dengan harga yang masih bisa di jangkau. Masih mikir buat #ExploreIndonesia ? Kalo bukan kita sebagai warga negara sendiri, siapa lagi ? Masa kalah sama wisatawan asing.

Selamat berencana dan meliburkan diri :)


Berjalan di 4 pantai. Pantai Malaka - Pantai Kuta - Pantai Senggigi - Pantai Gili Trawangan Lombok.






Nb :
Maaf untuk kekurangan data atau kesalahan nama maupun lokasi, gambar yang diambil juga seadanya.
Untuk foto selanjutnya akan di share di Instagram, ID : mytaa. Semoga infonya membantu.






No comments:

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS