Ketika keraguan akan masa lalu menguap di masa kini

Sunday, December 09, 2012

Me     :  Kalau aku minta kamu ninggalin aku gimana ?
Him  :  Kalau aku gak mau gimana ?


Apalagi yang bisa aku lakukan selain tersenyum didalam hati ketika jawaban yang di harapkan ternyata berbeda dengan apa yang ada. Tapi terasa itu adalah jawaban terindah yang bisa aku dapatkan, setidaknya untuk hari ini. Bagaimana melegakannya dipertahankan oleh seseorang, yang seringkali membuatmu lelah dan ingin berhenti untuk bertahan. Keadaan seringkali menjadi alasan terbesar dari setiap keputusan yang menyakitkan hingga membahagiakan. Keadaan juga yang membuat seseorang untuk terlalu kuat dalam memegang perasaannya tanpa mengingat bagaimana dulu ia pernah lepas dan dengan mudahnya mencintai, hingga akhirnya ia terjatuh, sakit dan tersadar, oleh kenyataan pahit.

Itulah alasan mengapa hingga kini untuk mengucap, "Ya, aku juga sayang kamu" seringkali memberatkan mulutku untuk memuntahkannya, tak peduli sudah berapa kali pernyataan "aku sayang kamu" terucap seakan tanpa perlu di minta ingin dibalas dengan jawaban yang manis. Tapi entah kenapa yang terucap seringkali hanya ucapan terimakasih. Bahkan ketika disetiap helai napas dan ingatan adalah tentang perasaanku yang begitu meluap tentang kamu.

Ketika aku berkata "ya, aku tau rasanya" itu bukanlah omong kosong yang mengada-ada. Sejujurnya aku benar tau bagaimana rasanya. Rasanya begitu mencintai hingga seakan semua yang ada terlalu mudah untuk diberikan untuk melihat senyummu diujung sana. Begitu merindukan hingga tiada kata yang mampu melukiskan bagaimana perasaan yang ada. Begitu menyenangkan untuk meluapkan semua perasaan yang memenuhi setiap rongga kehidupan. Hingga akhirnya sebuah keadaan melemparkan kenyataan pahit. Tepat disini, di hati. Menusuk, begitu menghujam hingga kedasar. Seakan untuk hidup saja aku butuh bantuan orang lain untuk menyadarkan, bahwa hidup akan terus berjalan, tak peduli bagaimana keadaanku, tak peduli betapa tertatihnya aku untuk terus berjalan maju dan melanjutkan perjalanan. Kehidupan beberapa waktu silam yang membuatku berpikir, menilik lagi kebelakang apa yang sudah aku perbuat. Ternyata aku terlalu berpesta pora akan perasaan yang menggebu. Terlalu membiarkannya membuatku larut hingga tanpa sadar aku mengabaikan duri-duri masalah bergelantung selama aku menjalani hubungan yang aku punya. Membesar dan meledak. Aku hanya bisa tersentak, terkejut dan terdiam. 

6 bulan melihat kebelakang, melihat sudah banyak kejadian yang terlewat tanpa ada "kita" didalamnya. sudah terlalu banyak amarah, kecewa, air mata hingga kebahagian yang datang silih berganti. Kucoba untuk menukarmu dengan kebahagiaan yang ditawarkan oleh orang lain. Tapi ternyata aku gagal. Aku kalah oleh perasaanku sendiri, logikaku tidak bisa berjalan sempurna seperti disaat aku masih bercanda dengan hadirmu. Kesibukanku di bangku kuliah menjadi satusatunya pelarianku yang sempurna. Alasanku ingin fokus kepada pendidikan tak sepenuhnya bohong, aku hanya tidak ingin membuat hidupku terlalu berantakan. Cukup sudah porakporanda yang kamu buat dengan melangkah pergi kemarin, dan niatanku untuk membangun kembali apa yang dulu pernah tumbang, aku terapkan dengan susah payah. Susah. Sangat.  Begitu banyak mereka yang membantuku untuk bangkit, tak bisa kusebutkan. Tapi aku tau siapa saja mereka. Tamparan kata-kata dan semangat mereka memecutku untuk terus berdiri pada kenyataan sepahit apapun. Terimakasih kalian. Terimakasih banyak :)

Me   :  Kamu sayang aku kenapa sih ? Kenapa mau kembali ke aku lagi ?
Him :  Aku ga tau kenapa bisa terlalu sayang sama kamu. Aku mau berjuang buat kita.


Terlempar lagi oleh kenyataan manis ketika aku mulai berpikir bahwa memang seharusnya aku menyerah. Kehadiranmu yang kini tiba-tiba kembali dan selalu berusaha menguatkan, tak peduli betapa susahnya itu. Karena sudah aku bilang bukan, bahwa kepercayaan yang sebelumnya pernah retak dan hancur itu akan susah sekali untuk digenggam kembali ? Ada dua kemungkinan. Entah itu akan menyatu lagi atau malah membuatmu terluka kembali dikemudian hari. Hanya waktu yang mampu menunjukkan, bagaimana episode tentang kehidupan kita.

Maaf, karena aku tidak bisa menjawab seperti apa yang kamu inginkan
Maaf, karena aku hingga kini masih bersusah payah membangun kepercayaan atas rasamu
Maaf, karena mungkin aku terlalu lambat mengungkapkan apa yang aku rasakan
Maaf, karena rasa yang dulu aku punya hingga kini masih dalam tahap penyembuhannya
Maaf, karena seringkali pikiran buruk tentang kita dimasa lalu masih membayangi
Tapi satu hal yang ingin aku pinta, tolong jangan berhenti untuk berjuang dan membuatku merasa bahwa aku tidak pernah sendirian. Please, just don't.




Untuk kamu yang tidak pernah berhenti meyakinkan akan masa depan yang tidak akan pernah sama dengan apa yang terjadi di masa lalu. Terimakasih dan teruslah seperti ini. :)


No comments:

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS