Tik tok tik tok.
Jarum jam terus
bergerak mengikuti alur waktu yang kian melaju meninggalkan masa lalu. Tapi aku
masih saja menyukai kegiatan yang biasa dilakukan ketika mulai menemui titik
jenuh. Lembaran tugas menumpuk, seakan
menjerit untuk meminta waktuku dihabiskan bersamanya. Sayangnya aku masih suka
begini, sambil menelungkupkan badan dan menyalakan laptop, monitor memunculkan
berbagai gambar seorang wanita dan lelaki yang sedang tersenyum bahagia seakan hidup mereka sempurna, ataupun
memainkan berbagai rekaman kehidupan, masih tentang lelaki dan wanita itu.
“Kamu tau gak apa 2
hal yang paling sering aku pikirkan selama aku jauh dari kamu?” tanya sang lelaki sambil menatap wanita yang
berada di hadapannya.
“Apa ? Aku ya ?
hahahaha” jawab sang wanita dengan percaya dirinya dan tertawa.
“Iya. Hahahaha. Kamu
dan mama” lelaki itu mengucapkannya
sambil tersenyum malu dan terus memandang wanita itu penuh dengan kerinduan.
“Kenapa aku ? Kenapa
gak wanita lain ?"
“Aku juga bingung
menjawabnya, setau aku, semua hal tentang kamu menjadi hal yang aku rindukan.
Aku rindu menghabiskan waktuku bersamamu.”
Wanita itu terdiam. Ia tau hatinya bergejolak hebat. Bukan
hanya karena rindu yang tersimpan rapi untuk beberapa bulan kebelakang, tapi
juga karena pengakuan dari sang lelaki, yang tentu saja mengejutkannya. Tak
dapat dipungkiri. Ia ternyata masih mencintai lelaki yang kini sedang duduk
dihadapannya.
Kilatan masa lalu beserta lukanya masih menghantui wanita
tersebut, berkalikali pula sang lelaki berjanji untuk memperbaiki kesalahannya
dan meyakinkannya bahwa mereka akan baik-baik saja kedepannya. Entah sudah
berapa kali wanita itu tersenyum dan hanya menanggapi sekedarnya ketika sang
lelaki mengutarakan perasannya kembali, terlalu banyak pertimbangan yang mesti
ia putuskan.
“Aku takut. Aku masih
belum pulih dengan sempurna. Aku hanya…”
“Jangan takut. Kamu
gak sendirian, ada aku. Aku minta maaf, aku emang seharusnya gak begitu dulu.
Aku janji akan lebih baik lagi kini dan nanti.” Belum selesai sang wanita
berbicara, lelaki tersebut memutuskan kalimatnya dan lagi-lagi berusaha
meyakinkan sambil berlutut dihadapannya.
Begitulah waktu yang berputar disekitar mereka dalam
beberapa bulan lamanya. Hingga akhirnya wanita itu dengan segenap
keberaniannya, mengambil salah satu keputusan yang ia tau akan mengubah jalan
cerita hidupnya kedepan. Ia akan menerima kembali ajakan sang lelaki, untuk
memperbaiki kisah yang dulu sempat terhempas dan terbengkalai.
Banyak orang yang menyangsikan jalan dan masa depan bagi hubungan mereka.
Begitulah hidup, kita tidak pernah memprediksikan masa depan dan akan selalu ada
yang tidak menyukai, dibalik semua alasan yang menyetujui.
“Nanti kamu mau
liburan kemana kalau gaji aku udah turun ? ke Bali yuk ?” Ajak lelaki
tersebut suatu hari ditengah percakapan mereka.
“Yakin mau ke sana ?
Cie. Tau deh yang udah punya duit sendiri hahahaha. Aku sih ikut aja kemanapun
kamu pergi.”
“Hahahaha. Bener ya
? yaudah kamu tenang aja, nanti kita
pergi liburan. Aku mau mengganti kebersamaan kita yang sempat terhenti.”
Wanita itu hanya bisa tersenyum dan memeluk lelakinya dengan
penuh rasa sayang yang ia sendiri
tidak tau dimana muaranya. Ia merasa bahagia untuk sempat merasakan lagi
bagaimana rasanya diperjuangkan, dihargai dan dicintai sekaligus dalam satu
paket. Karena ketika dulu mereka pernah memutuskan untuk mengakhiri kisah
mereka, ia hanya merasa pesimis akan pernah merasakan ini kembali.
Lelaki itu menepati ucapannya untuk selalu berusaha
mendampingi sang wanita, meski itu berarti ia harus selalu mencuri waktu disela
jam kerjanya yang padat. Menanyakan kabarnya, mengingatkannya untuk menjaga
diri serta hatinya, dan tak lupa senantiasa terselip kata rindu disetiap
obrolan mereka. Terkadang, dengan caranya sendiri, sang lelaki memberikan surprise kecil yang tak ayal membuat
sang wanita terharu, hingga meneteskan airmata kebahagiaannya. Ia merasa
benar-benar pilihannya untuk kembali, tak pernah salah. Setidaknya ketika
seseorang diberikan kesempatan kedua, ia harus menunjukkan bahwa ia menjadi
seseorang yang lebih baik lagi. Hubungan baru mereka membuktikannya.
Kebahagiaan tak selalu menyelimuti, dimana hidup akan selalu
menemui masalah. Dimanapun dan kapanpun. Begitu juga dengan wanita dan
lelakinya. Mereka juga terkadang kalah dengan ego dan emosi. Saling
mendahulukan amarah tanpa memikirkan akan ada hati yang terluka nantinya.
“Aku sudah berusaha
berulangkali menghubungi kamu, tapi handphone kamu gak aktif. Susah dihubungi .
Kamunya yang kemana ? hah ? Waktu aku untuk menghubungi kamu itu gak banyak.
Jadi jangan disiasiain gitu aja!” Balas sang lelaki di ujung telepon ketika
sang wanita menanyakan dengan kesalnya mengapa ia jarang member kabar beberapa
hari terakhir.
Kembali lagi ia harus mengalah agar hubungannya dengan sang
lelaki bisa berjalan baik-baik saja. Ia hanya tidak ingin karena masalah kecil,
mereka harus mengorbankan waktu dan kebersamaan mereka. Hubungan mereka jauh lebih berarti daripada
itu. Meluapkan kekesalannya nya dengan bercerita dengan teman-temannya,
dihadapan Tuhan ataupun berakhir dengan menangis sendiri disetiap malamnya,
merupakan pilihannya sendiri. Ia tidak ingin lelakinya tau, bagaimana ia juga
bersusah payah menahan godaan ketika sang lelaki jauh dari hadapannya. Begitu
juga ketika sang lelaki terkadang terlihat cuek dan dingin, seakan ia tidak
membutuhkan kehadiran sang wanita. Berusaha tetap terlihat kuat, meski ingin
sekali ia mengalah dengan keadaan dan berhenti. Ia hanya merasa, bahwa apapun
keputusannya sekarang dan apapun masalahnya, akan membuatnya menjadi pribadi yang
lebih baik lagi kedepannya. Wanita itu juga percaya bahwa lelaki yang kini
telah kembali menaungi hatinya, adalah lelaki yang bertanggung jawab atas semua
perkataannya dulu, kini dan nanti. Ia percaya itu.
Aku menutup semua tab
yang menampilkan foto serta rekaman video yang muncul dilayar monitor laptopku.
Merasa bahwa lebih baik sekarang melanjutkan tugas yang sempat tertunda.
Menurutku percuma memandangi hal itu terus menerus, karena aku tidak tau
bagaimana akhir kisah wanita dan lelaki itu. Setidaknya untuk sekarang.
Iya, sang wanita dan lelakinya itu adalah aku dan lelaki yang kini
sedang memiliki hatiku dan memainkan peran nyatanya masing-masing.
Backsong "After The Rain" by Adithya Sofyan
Jakarta, March 14 2013 || 17:37 WIB
No comments:
Post a Comment