Kotak ini terlalu usang untuk aku buka kembali, karena aku
tau akan ada banyak kenangan yang menguap ketika aku membukanya. Hingga
akhirnya aku beranikan diri, untuk pertama kalinya.
Dimulai dari senyummu yang mengembang dengan tanpa beban,
aku mengingat masa ini. Banyak sekali kenangan yang kita patrikan dalam
berbagai lembaran foto. Setiap foto ini memiliki ceritanya sendiri, seperti
halnya foto yang menampilkan bagaimana kita berdua memiliki foto box pertama
kita, dengan baju biru bergambar salah satu ikon manusia super, Captain America. Lambang huruf A besar
itu menjadi awalan dari namamu. Baju itu aku beli karena kita sama-sama
menyukai warna biru, kamu ingat bukan ?
Lembaran foto-foto berikutnya menyentak alam sadarku, bahwa
ada banyak kenangan yang ternyata hingga kini masih tersusun rapi. Seakan
menunggu saat yang tepat untuk kembali di ingat oleh logika. Ada ini, foto yang
menyimpan kenangan tentang ulang tahunmu ke-19. Mukamu yang lusuh karena baru
saja bangun tidur sambil memegang kue ulang tahun itu menjadi foto yang kontan
membuatku tersenyum. Kembali. Aku ingat bagaimana terkejutnya kamu ketika aku memberikan kejutan kecil
itu. Pertemuan kembali setelah sebelumnya hampir 3 bulan lamanya tak bertemu,
ternyata tak membuatku melupakan bagaimana lekuk wajahmu. Bahkan aku masih
mengingat dengan jelas, segaris bekas luka di alis sebelah kirimu.
Ada banyak barang lainnya yang menyusul menguapkan
kerinduannya untuk disentuh. Boneka yang kamu berikan, karena aku dengan
antusiasnya mengatakan bagaimana aku sangat menyukai film animasi Kungfu Panda.
Tanpa aku ketahui, kamu diam-diam membelikanku sebuah boneka panda, katamu itu
memang tidak terlalu mirip, tapi dia mengharapkan aku akan menjaganya. Tentu,
boneka ini masih ada. Ku jaga dan kuletakkan ditempatnya sendiri.
Sedikit menggelikan juga ketika aku mengingat masa ketika
untuk pertama kalinya aku mengunjungi sebuah museum. Sekaligus merayakan hari
jadi kita ke 5 bulan, memakai baju yang sama dengan warna yang berbeda. Hal itu
ternyata cukup membuat kita digoda, oleh mereka yang duduk dibagian pintu
masuk. Mereka bahkan mendoakan kita untuk langgeng. Dengan berlalunya waktu, keadaan yang putus
dan nyambung. Aku bahkan tidak menyangka bahwa untuk kedua kalinya, setahun kemudian,
aku menginjak museum itu kembali
bersamamu dan kedua temanmu. Ucapan
mereka setaun lalu terngiang kembali, “Wah,
bajunya samaan. Langgeng ya. Semoga nanti kesininya lagi tetep bareng ya.” Entah
bagaimana Tuhan mencoba ikut campur dalam hari-hariku. Ucapan yang tulus memang
menjadi sepucuk doa yang didengar oleh Tuhan.
Kenangan yang bisa di refleksikan didalam selembar foto
memang akan sangat berharga di masanya sendiri, mungkin nanti bila memang bukan
sekarang saatnya. Tapi aku tau lembaran kenangan ini akan selalu memiliki
tempatnya. Seperti mengingatkan bahwa kebahagiaan yang dimiliki hari ini, bisa
saja menjadi awal atau malah akhir dari kebahagiaan itu sendiri. Karenanya aku
berusaha menggunakan setiap menit yang aku milki, untuk bisa terus bersama dan
berbahagia dengan mereka yang aku cintai. Aku hanya tidak tau kapan kebahagiaan
ini akan menemui akhirnya.
“Kakak, sudah ditungguin di depan. Buruan.” Suara adikku yang paling kecil membawaku
kembali ke dunia nyata.
Kututup kembali kotak penuh kenangan itu, dan kukembalikan
ketempatnya. Aku tau kenangan tidak seharusnya dikembalikan ataupun
dimusnahkan. Tidak akan bisa. Karena kotak ini berisi kamu yang tertinggal di kisah hidupku. Tapi yang aku tau sekarang, kebahagiaan baru sedang menungguku untuk berbagi cerita. Dia, lelaki lain yang membuatku merasa
beruntung karena mampu menarikku dari gelombang kenangan tentang kamu, dan menetapkan diriku sebagai calon
masa depannya. Kini dia sedang berbicara ringan dengan ibuku, dan menungguku
bersiap untuk menuntaskan janji makan malam kami yang tertunda.
Di temani lagu Nothing
by The script
Jakarta, 12 March 2013
|| 19:25 WIB
No comments:
Post a Comment