Perihal semestinya hati

Sunday, April 02, 2017

Mencintai sesuatu itu tidak pernah mudah. Karena tidak semua yang me(ngaku)cinta memiliki hati, dan yang memiliki hati tidak selalu bisa mempergunakannya dengan semestinya. – Myta





Seperti halnya menulis sesuatu yang sudah menggunung di otak, tidak pernah mudah. Terkadang inginmu tidak selalu bisa berjalan dengan mulus. Entah waktu yang tidak memadai, atau memang akan kalah dengan hasrat lelah ingin melakukan hal yang lain.

Seperti halnya juga ketika kita jatuh dan mencintai seseorang yang mungkin sudah terasa bagaikan cinta mati, bila jauh adanya rindu dan dekat adanya rasa ingin selalu bersama. Padahal untuk berbicara tentang cinta, tidak akan terlepas dari bagaimana proses penitipan hati seseorang kepada pemilik yang lain. PE-NI-TI-PAN, judulnya. Tapi seringkali tidak dijaga dengan baik, bahkan dikembalikan dengan kondisi yang hancur tak bersisa, ataupun banyak retak yang tak wajar. Kamu pasti pernah merasakannya, meski hanya sepintas. Sayangnya, penitipan itu tidak disertakan garansi untuk menggugat bila ada kerusakan, hanya bisa pasrah menerima adanya.

Bagi yang mengaku cinta, tidak semuanya memiliki hati pada tempatnya. Bisa jadi karena pertimbangan waktu yang dijalani sudah terlalu lama, merasa punya janji dengan keluarga,atas dasar senang memiliki banyak fans dan lain sebagainya. Terlalu banyak, miris. Bisa jadi hati yang dimiliki, hanya sebagai kamuflase untuk mematikan pertanyaan masyarakat. Meskipun memang tak sedikit juga yang memang menjatuhkan hatinya dengan sedalam-dalamnya, kepada pasangan hatinya.

Maka benarlah bila ada pepatah yang berbicara bahwa sepahit-pahitnya memiliki harapan, adalah harapan kepada sesama manusia. Bukan tempat terbaik meletakkan cinta yang sesungguhnya, tapi seringkali kita lupa dan terlena untuk mendapatkan kepuasan sesaat. Kepuasan yang diberi label sendiri; kebahagiaan yang lebih berdua. Tapi terkadang malah berakhir dengan berjuang sendiri.

Walaupun mungkin kamu, kamu ataupun kamu memiliki hati, yakin sudah kamu gunakan dengan semestinya ?

Bila memang sudah, yakin telah meletakkannya pada orang yang sepantasnya ?

Karena seringkali kita—bahkan sayapun juga—tidak mempergunakan hati dengan seharusnya. Mengubah diri menjadi lebih egois dan berubah untuk sedikit mengendurkan rasa cemas untuk diri sendiri, tapi menambah rasa takut kehilangan yang luar biasa untuk orang lain. Membangun dinding harapan yang tinggi, tanpa melihat apakah ada yang bersiap untuk membangun bersama, bukan malah memilih menjaga sendirian, tanpa sadar bahwa dinding itu bisa saja runtuh tanpa ada alasan.

Selelah apapun rasa yang sudah dimiliki, tidak kunjung jua meletakkan hati yang salah. Terus saja memaksakan kehendak, hingga akhirnya kehabisan daya untuk mendorong hanya dari satu sisi. Bodohnya.

Maka, bersyukurlah kamu yang mungkin sudah menemukan hati yang sebaik-baiknya pemilik. Kamu lulus dalam ujian untuk mempergunakan hati dengan sebagaimana mestinya.

Berbahagialah,
Dan jagalah.






Jambi, April 2017
Backsong Biarlah - Raisa





No comments:

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS