Dear, my future husband

Friday, September 05, 2014




Dear, my future husband.


Siapapun kamu di masa depan, istrimu yang masih berusia 22 tahun ini ingin mengucapkan rasa terima kasihnya, karena sudah mempercayakan masa depanmu bersamanya. Meski hanya melalui sebuah post singkat, tapi semua yang tertulis disini adalah ketulusannya.

Hai, bagaimanakah rupamu sang pengelana yang menetap ? Maaf, aku masih bertanya-tanya, kini.
Tak peduli bagaimana binar matamu berbicara, seberapa banyak helaan nafasmu per waktu, dan berapa banyak langkah hari yang telah kita lalui dalam perkenalan, satu hal yang kuketahui pasti, dirimu yan menetap dan semoga tidak pernah memilih untuk pergi, adalah seseorang yang di genggamnya aku hentikan pencarian dan melabuhkan segala harapan.

Ketika nanti kita sudah menyatukan dua misi, dua keluarga dan dua pendapat yang berbeda, semoga apapun alasan yang harusnya membuat kita berpisah, mampu mengeratkan kembali apa yang hendak terlepas. Menjadi seseorang yang berdiri satu shaff di belakangmu, mencium tanganmu kemanapun kita akan melepaskan pelukan, meminta izinmu atas segala yang akan aku lakukan, dan menjadi satu-satunya hal halal bagimu untuk menerima semua rasa bahagia dan berbagi duka.

Bagaimanapun rupamu, sifatmu dan impianmu, mungkin saja semuanya adalah jawaban dari setiap harapanku saat menengadahkan tangan, dan berbicara dengan Tuhan untuk setiap pertanyaan, siapakah yang nantinya menjadi teman seumur hidup ?

Hari demi hari akan kita lewati dengan menanjakkan kaki lebih kuat, dan melewati berbagai masalah dengan segala hal yang kita berdua miliki. Melewati segala musim dengan segala kemungkinan terbaik maupun terburuk. Melengkapi hari dengan pelukan sebagai pembuka dan penutupnya. Namun, maaf bila nantinya akan bertambah orang yang sangat aku cintai, tempat aku menggantungkan harapanku selanjutnya, perpaduan rupamu dan rupaku, akan ku panggil mereka dengan bangga, my future children.

Teruntuk kamu, pendamping, teman dan calon dari anak-anakku kelak, apapun nanti amarah yang terbakar dan membuatku melontarkan hal yang menyakitkan, atapun tingkah laku yang mampu membuat hatimu sakit, mohon maafkan aku, dan ingatlah bahwa tidak ada siapapun di dunia ini yang mampu mendeskripsikan, sebagaimana besar dan tulusnya rasa sayang yang aku miliki untukmu.

Maaf untuk segala kata yang terkesan melankolis, aku hanya tidak mampu menggambarkan bagaimana rasa bahagia yang aku miliki di hari penyatuan kita nanti.

Tak peduli bagaimana jauh jarak diriku nanti dari orang-orang yang aku sayangi,
Tak peduli bagaimana rasa rinduku yang begitu hebat atas kenyamanan rumah dan kenangan di masa kecil,
Tak peduli bagaimana hal terpenting milikku yang tersisa adalah dirimu, 
Because when I'm with you, I'm home.






With love,

Your future wife





No comments:

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS