Mencintai sesuatu itu tidak pernah mudah. Karena tidak semua yang me(ngaku)cinta memiliki hati, dan yang memiliki hati tidak selalu bisa mempergunakannya dengan semestinya. – Myta
Seperti halnya menulis sesuatu yang sudah
menggunung di otak, tidak pernah mudah. Terkadang inginmu tidak selalu bisa
berjalan dengan mulus. Entah waktu yang tidak memadai, atau memang akan kalah
dengan hasrat lelah ingin melakukan hal yang lain.
Seperti halnya juga ketika kita jatuh dan
mencintai seseorang yang mungkin sudah terasa bagaikan cinta mati, bila jauh adanya rindu dan dekat adanya rasa
ingin selalu bersama. Padahal untuk berbicara tentang cinta, tidak akan
terlepas dari bagaimana proses penitipan hati seseorang kepada pemilik yang
lain. PE-NI-TI-PAN, judulnya. Tapi seringkali tidak dijaga dengan baik, bahkan
dikembalikan dengan kondisi yang hancur tak bersisa, ataupun banyak retak yang
tak wajar. Kamu pasti pernah merasakannya, meski hanya sepintas. Sayangnya,
penitipan itu tidak disertakan garansi untuk menggugat bila ada kerusakan,
hanya bisa pasrah menerima adanya.
Bagi yang mengaku cinta, tidak semuanya
memiliki hati pada tempatnya. Bisa jadi karena pertimbangan waktu yang dijalani
sudah terlalu lama, merasa punya janji dengan keluarga,atas dasar senang
memiliki banyak fans dan lain
sebagainya. Terlalu banyak, miris. Bisa jadi hati yang dimiliki, hanya sebagai
kamuflase untuk mematikan pertanyaan masyarakat. Meskipun memang tak sedikit
juga yang memang menjatuhkan hatinya dengan sedalam-dalamnya, kepada pasangan
hatinya.
Maka benarlah bila ada pepatah yang
berbicara bahwa sepahit-pahitnya memiliki harapan, adalah harapan kepada sesama
manusia. Bukan tempat terbaik meletakkan cinta yang sesungguhnya, tapi
seringkali kita lupa dan terlena untuk mendapatkan kepuasan sesaat. Kepuasan
yang diberi label sendiri; kebahagiaan yang lebih berdua. Tapi terkadang malah
berakhir dengan berjuang sendiri.
Walaupun mungkin kamu, kamu ataupun kamu
memiliki hati, yakin sudah kamu gunakan dengan semestinya ?
Bila memang sudah, yakin telah meletakkannya
pada orang yang sepantasnya ?
Karena seringkali kita—bahkan sayapun juga—tidak
mempergunakan hati dengan seharusnya. Mengubah diri menjadi lebih egois dan
berubah untuk sedikit mengendurkan rasa cemas untuk diri sendiri, tapi menambah
rasa takut kehilangan yang luar biasa untuk orang lain. Membangun dinding
harapan yang tinggi, tanpa melihat apakah ada yang bersiap untuk membangun
bersama, bukan malah memilih menjaga sendirian, tanpa sadar bahwa dinding itu
bisa saja runtuh tanpa ada alasan.
Selelah apapun rasa yang sudah dimiliki,
tidak kunjung jua meletakkan hati yang salah. Terus saja memaksakan kehendak,
hingga akhirnya kehabisan daya untuk mendorong hanya dari satu sisi. Bodohnya.
Maka, bersyukurlah kamu yang mungkin sudah
menemukan hati yang sebaik-baiknya pemilik. Kamu lulus dalam ujian untuk
mempergunakan hati dengan sebagaimana mestinya.
Berbahagialah,
Dan jagalah.
Jambi, April 2017
Backsong Biarlah - Raisa
No comments:
Post a Comment