Dear, myself on 5 years later
You're young, selfish, and unpredictable. Until one day, di umur 22 tahun tiba-tiba terpikir, 5 Tahun lagi mau jadi apa ya ?
Seringkali kita terlalu terpaku untuk menjalani hari demi hari, dan terlupa untuk merencanakan masa depan, yang pastinya akan bermula dari hari ini. Begitu juga dirimu ini, terlalu sibuk meski hanya untuk berimajinasi. Hampir saja lupa bagaimana rasanya membahagiakan diri dengan menyusun rencana masa depan.
Hari ini, entah kenapa ingin sekali menuliskan sesuatu tentang rencana masa depan. Harapan, pastinya. Dimulai dari angan untuk 5 tahun yang akan datang. Karena, 5 tahun bukan waktu yang terlalu lama untuk dijalani dan merancanakan sesuatu dengan matang. 5 tahun yang akan datang, ada banyak hal yang ingin di raih, di explore, di temukan, dan masih banyak lagi. Pastinya, 5 tahun lagi, entah kenapa dirimu ini menuliskan ada 5 hal pasti yang ingin di wujudkan.
- Tabungan masa depan
- Rumah
- Kendaraan tambahan hasil sendiri
- Memiliki seorang pendamping untuk seumur hidup dan membangun keluarga kecil
- Menjadi seorang ibu.
Bagi beberapa orang memang apa yang aku tuliskan untuk pencapaian di 5 tahun yang akan datang merupakan hal yang terkesan biasa. Tapi, tidak untuk aku yang masih seringkali susah dan bandel untuk bertanggung jawab dengan masa depan. Ada banyak alasan kenapa hal seperti ini bahkan tertulis dengan lugas di halaman ini, mungkin karena ini seperti rekam jejak dan pengingat untuk segala ke-alfa-an yang mungkin saja akan aku lakukan di masa depan. Meskipun kita tau bahwa Takdir, Jodoh, Rezeki dan Kematian adalah kuasa-Nya, kita seringkali lupa untuk menyatukan ramuan doa, dengan kerasnya usaha yang nanti menentukan hasil akhir. Man Jadda WaJada, bukankah begitu ?
Untuk segala hal urusan duniawi, kebutuhan tersier, sekunder dan primer dan entah kebutuhan umum lainnya, tentu hal yang mesti aku tekankan untuk dipersiapkan segala simpanannya--tabungan maksudnya--dalam menghadapi kebutuhan di masa depan. Karena kita tidak akan tahu, apa yang akan kita hadapi. Tuhan pun bersabda bahwa Dia tidak akan mengubah nasib seorang umat, tanpa usaha mereka sendiri, bukan ?
Ada yang bilang, "Ketika kamu bisa membayangkan masa depan bersamanya, dia pantas untuk di perjuangkan." kalimat sederhana yang membuatku tersenyum dan meninggalkan rasa hangat. Untuk hal ini, aku kira berlaku untuk masa depan yang nanti akan aku jajaki hari demi harinya. Karena, aku tidak akan bersifat munafik untuk mengaku bahwa salah satu alasanku untuk memilih seorang pasangan hidup, bukan saja nantinya ia bisa meng-imam-i keluarga kecilnya dekat tidak hanya kepada Tuhan, tapi juga keluarga dan orang lain. Tapi juga ia yang mampu bertanggung jawab untuk memberikan masa depan yang nyata, nyaman dan aman untuk calon keluarganya kelak. Sebagai seorang perempuan --meski masih 22 tahun-- pikiran untuk melangkah jauh dalam menjalan sebuah hubungan tentu saja ada, perasaan dan doa untuk menjadikan kali ini sebagai hubungan yang terakhir dan semoga untuk selamanya, terpartri dalam ingatan. Entah kenapa, untuk kai ini, pemikiran untuk melangkah ke masa depan, tampak dengan lebih nyata. Ucap syukur kepada Tuhan seringkali aku lontarkan selepas ku bersujud kepada-Nya.
Segala keinginan pribadi atas nama naluri seseorang yang belum menikah, melihat segala sesuatu yang menarik dan ingin memiliki segalanya tanpa terpikir apakah benar-benar membutuhkan atau tidak. Konsep ini hanya aku, atau orang lain juga begitu ? :))
Tetapi beberapa bulan belakangan, entah kenapa, pemikiran sudah jauh untuk membandingkan dan memilah mana yang ingin dimiliki, digunakan atau hanya keinginan sesaat. Ah, terdengar sudah agak tua, apalagi pemikiranku di 5 tahun yang akan datang. Mulai belajar untuk memasuki wilayah dapur--sejujurnya dulu jarang sekali tersentuh--, sudah mencoba beberapa resep makanan yang simple dan menghidangkannya ke keluarga terdekat.
Sekarang segala hal yang diinginkan sedang dalam proses dalam usaha dan doa untuk di wujudkan dalam nyata. Semoga Tuhan selalu menunjukkan mana yang terbaik yang harusnya aku jalani. Dan teruntuk diriku di umur 5 tahun yang akan datang, which means 27 years old, catatan singkat ini semoga bisa mengingatkan bagaimana ketidaktahuanmu tentang masa depan namun bermimpi dan berusaha menggariskan yang diinginkan dalam 5 tahun yang akan datang. I'm gonna meet you 5 years later, Apakah semuanya berjalan sesuai rencana ? I hope so.
Tertanda, dirimu di umur 22 tahun.
Jakarta, Agustus 2014
Antara usaha, doa dan rencana masa depan.
Ps:
Kalau kamu, ingin menjadi seperti apakah dalam 5 tahun yang akan datang ?
Let's write it down and see how's your life change.
Let's write it down and see how's your life change.
Selamat bermimpi dan merencakan masa depan!
No comments:
Post a Comment