Masih ingat bagaimana kita berusaha untuk menutup telinga akan perkataan sekitar tentang bagaimana anehnya sebuah perbedaan ?
Masih ingat bagaimana kita berjuang untuk menutup mata akan pandangan mereka tentang bagaimana seharusnya kita memiliki kehidupan ?
Masih ingat bagaimana kita menahan untuk menutup mulut tidak membalas semua yang menyudutkan tentang mengapa kita masih bertahan ?
Masih ingat juga untuk semua yang kita lakukan dengan berusaha percaya satu sama lain ? saat salah satu dari kita melemah hingga hampir terucap kata menyerah ?
Masih ingat juga dengan kata-katamu bahwa kita akan dan selalu akan baik-baik saja ?
Masih ingat bahwa aku pernah berkata bahwa kita memang dari awal berbeda, lalu mengapa ?
Aku ? masih ingat semua yang pernah terjadi. Bahkan setelah berhari-hari semuanya mengendap dan terkikis oleh hal-hal baru.
Karena semua hal yang terjadi adalah skenario kita yang diperbolehkan Tuhan untuk tercipta. Bila memang Tuhan tidak ingin perbedaan seperti kita terjadi, seharusnya dia memang tidak mempertemukan dua makhluknya yang bandel ini.
Karena kamu dan aku yang terlahir berbeda sesungguhnya telah Tuhan gariskan untuk bertemu untuk menunjukkan kepada semuanya bahwa perbedaan bukanlah kesalahan, tapi kekuatan.
Karena mereka yang berusaha untuk melepaskan, merusak, berkomentar hanyalah angin semilir yang harusnya kita nikmati sambil terus menggenggam tangan satu sama lain.
Karena bukankah bahkan adam dan hawa juga berbeda ? Bukankah slogan kita Bhineka Tunggal Ika ?
Karena kamu tau bahwa aku butuh kamu, begitu juga sebaliknya. Mereka harusnya malu karena hanya sebagai minor dalam kehidupan major aku dan kamu. Sikap antagonis yang berusaha mengacaukan tujuan aku dan kamu sebagai protagonis, biarkan saja untuk mencapai klimaks hingga akhirnya bermuara pada sebuh akhir. Ya, Kita.
Jum'at malam. Sedang menunggu kepastian kepulangan seseorang.
Backsong Peri Cintaku - Marcel.
19.33 WIB
No comments:
Post a Comment