The alarm was played louder than before.
A sign that the day was came.
A big day, not only for me, but also for my family.
17-11-17
09.30 WIB - Jumat pagi"Mba, aku udah booking dan telpon untuk reservasi perawatan pre-wedding a/n Myta pagi ini, bisa kan ?"
YAP! Perawatan menjelang pernikahan yang harusnya dilakukan jauh-jauh hari malah dilakukan pas di hari H. Bahkan mba yang menangani perawatan saya pun kaget bahwa acara akadnya akan berlangsung malem ini, dan paginya si perempuan masih bisa seleweran kemana-mana bukannya diem duduk dirumah. Selo banget beb kayaknya hidup saya ya. Hahahaha. Tapi memang dikarenakan menjelang H-1 akad nikah, saya sama sekali tidak punya waktu untuk bersantai-santai ria. Ya kerjaan, ya prepare untuk acara pernikahan, semua dilakukan sendiri. Maka itu mengenang proses nya emang paling bisa bikin senyum-senyum gimana gitu, gimana kok ya bisa lewat juga akhirnya. 😂😂
Setelah perawatan kelar, sekitar jam 2 atau 3 siang, saya pun segera menuju ke lokasi akad -- Rumah kakek-- dan memang kebanyakan orang akan bertanya kenapa keluarga saya memutuskan untuk menjalankan acara sakral tersebut kembali dirumah kakek. Penuh pertentangan sebenarnya, karena sebelumnya saya kekeuh pengen dirumah sendiri, tapi ayah saya ingin sekali membahagiakan kakek saya, dimana memang rumah beliau yang di alamat sekarang belom pernah menjadi saksi pernikahan keturunannya secara langsung. Baiiiiiqq, akhirnya kesepakatan pun diambil.
Proses make up dan henna juga berjalan dengan lumayan agak riweuh, karena rumah sudah mulai ramai oleh keluarga besar dari luar maupun dalam kota yang berkumpul untuk memeriahkan acara yang akan berlangsung nanti malam. Pihak keluarga mempelai laki-laki juga sudah bersiap di hotel.
DEG-DEG AN, DUH! Jangan ditanya, makin menuju jam nya yaitu jam 19.00 WIB, ternyata baru berasa makin kenceng paniknya. Bahkan beberapa sodara atau crew EO yang memang sedari awal ada yang bertugas menemani saya, tidak bisa menangani kepanikan saya yang tidak bisa duduk tenang menjelang acara ijab qabul tersebut. Sesuai dengan adat yang saya jalani, memang pihak perempuan akan disembunyikan terlebih dahulu di suatu tempat, dan baru akan keluar menuju meja ijab qabul dan menemui mempelai laki-laki, adalah disaat prosesi tersebut selesai.
Sekitar pukul 20.15 atau 20.30 WIB akhirnya prosesi ijab qabul pun selesai, dan semua pihak mengucapkan SAH! BARAKALLAH. Bismillahirahmannirrahim, Pindahlah tanggung jawab akan diri saya dari orang tua, kepada suami saya, Hendra Sasmerta. Ciee, suami~
Ketika prosesi sungkeman kepada kedua orang tua, adalah salah satu waktu paling haru dalam hidup saya, karenanya itu menjadi alasan saya sangat menahan dengan keras air mata supaya tidak banjir--walaupun tetap ada yang lolos--karena prosesi akad nikah belum selesai sampai disana. Masing-masing dari saya ataupun suami pun akhirnya akan dilepas menjalani bahtera rumah tangga, berdua. Disaat itu pun saya melihat kembali bagaimana orang tua kami, mengucurkan airmata haru, sedih, bahagia bercampur jadi satu dengan beberapa selipan petuahnya, melepaskan anaknya untuk dipercayakan kepada "orang baru", yang memang baru beberapa tahun dikenal. Mencoba untuk hidup mandiri, tanpa bisa sesering itu merengek manja bila sakit datang, meminta bila kekurangan dan menginginkan sesuatu, egois untuk selalu menjadikan mereka back up saat terjatuh. Walaupun saya tau, family always comes first. Tetapi saya sendiripun tau diri, bahwa ketika akhirnya memutuskan untuk meletakkan kehidupan saya yang dijaga oleh kedua orang tua untuk selalu merasa berkecukupan, melalu prosesi ijab qabul tersebut, saya harus mengambil tanggung jawab penuh untuk merasa cukup akan segala yang suami saya sudah dan akan persiapkan untuk kehidupan kami kedepannya. Begitupun lelaki yang sudah menyandang status suami ini, bertambahlah tanggung jawab nya untuk akan lebih mengedepankan hidup yang lebih berdua, bukan lagi perihal ego dan keinginan pribadi. Mencoba kembali mengulang dari nol segala kehidupan yang sudah senyaman itu saya miliki selama 25 tahun. Tidak mudah, tapi pasti bisa. Bukankah hidup memang akan selalu seperti itu, selalu tentang pengulangan peristiwa. Yang berbeda hanya masalah waktu dan tempat, serta diri yang menyikapi.
Waktunya menimbun kenangan dengan menjalani proses foto-foto dengan sumringah tanda sedikit kelegaan satu acara telah terlaksana dengan semampunya. Sekaligus menjamu tamu yang datang dengan makanan yang sudah dipersiapkan. And prepare for the wedding reception on sunday, November 19th, 2017. Yes, it's not over yet. Dua hari saja acaranya~
Untuk cerita dibalik ke-riweuh-an menuju hari H ini beserta vendor yang sudah amat sangat membantu akan di posting setelah post ini ya, maklum, perintilan dan ceritanya lumayan agak panjang. Untung gak jadi film layar lebar sekalian :))
By the way, here's some pictures about the day ;
Officially SAH! |
BSD, MEI 2018
Officially Mrs. Sasmerta