Ceritanya kemaren abis holiday, pengennya sih di simpan sendiri,
tapi berhubung mungkin cerita ini bisa membantu sedikit orang lain yang ingin
liburan dengan update-an terbaru. Kayaknya lebih baik berbagi.
Begini ceritanya…….
Rencana liburan singkat yang sudah direncanakan beberapa
bulan kemarin dimulai dengan lontaran konyol. Karena memang sudah terlalu ingin
meliburkan otak dan badan. Akhirnya #TripThree ke Jogja, Lombok dan Bali pun
terencana. Dimulai dengan mencari referensi penginapan, transportasi, tempat
wisata dan makanan. Seriously, you need to do this before the trip. Karena kita gak mungkin jadi backpacker
yang kehilangan arah dan gak tau jalan pulang, cuma karena kita gak tau kisaran
harga dan apa yang harus dilakukan disana kan ? Juga mencari semua perlengkapan yang dibutuhkan, mulai dari pakaian, sunblock, sepatu (Hatur nuhun kak @ridyafirsty buat nemenin keliling 4 toko nyari sepatu khusus buat berangkat) hingga ke tas khususnya. Semua persiapan tergantung dari pribadi masing-masing sih.
Kamis, 12 Juni 2014
Start from Halte Transjakarta
Blok M 3500/orang untuk tiketnya, berjalanlah menuju ke Stasiun Pasar Senen untuk menaiki
kereta Bogowonto, kereta ekonomi AC jurusan
Jakarta – Lempuyangan yang didapat dengan harga 145.000/orang. Masalah kondisi
kereta ? Duh. Bersih. Gak lagi banyak pedagang asongan, ada tempat untuk
nge-charger di setiap tempat duduk, toilet juga lumayan kok. Nilainya 8/10 deh.
Semoga perkereta api-an Indonesia makin lebih baik lagi. HOBAH!
Tiket Transjakarta |
Tiket Kereta Bogowonto |
Jum’at, 13 Juni 2014
Berangkat jam 22.00 WIB dari stasiun Pasar Senen dan sampai
di stasiun Lempuyangan Jogja
sekitar jam 06.30 WIB. Perjalanan yang
lumayan menyegarkan mata sewaktu pagi melihat ke jendela, hamparan sawah dan
sunrise yang ga biasa di lihat di daerah Jakarta. Setelah turun dari kereta,
mencari makan disekitaran stasiun, terpilihlah soto dan nasi sebagai sarapan
pagi. Harganya murah meriah Cuma 6.000/mangkok + nasinya. *tepoktangan* Berjalan sedikit kearah halte Transjogja, membeli tiket 3.500/orang dan bertanya kearah
malioboro—dengan awal mula salah masuk yang malah dari pintu keluar, untung
orang jogja pada ramah-ramah sama pendatang *failed*--
sampailah di malioboro dalam waktu 10-15menitan. Mencari penginapan di
sekitaran malioboro itu banyak banget dari range 80ribuan – ratusan ribu rupiah
tinggal pilih. Terpilihlah sebuah penginapan di daerah Sosrowijayan - Malioboro
dengan harga kamar 120.000/malam kita udah bisa dapetin fasilitas tempat tidur,
kamar mandi dalam, kipas angin dan bersih pastinya. Kondisi penginapan yang
deket sama jalanan sudah pasti menguntungkan untuk kemana-mana ataupun membeli sesuatu. Siangnya, mencari makanan
disekitaran malioboro dengan harga 15.000/orang, sambil berjalan-jalan
mengelilingi malioboro. Setelah itu mengunjungi Museum Benteng Vredeburg dengan biaya masuk 2.000/orang, udah bias
puaaaas banget deh tuh kelilingan museum dengan isinya yang berbau sejarah.
Lanjut lagi ke Museum Pintar Yogyakarta
setelah sebelumnya ngaso sebentaran di pelatarannya, cukup dengan membayar
18000/orang dengan tiket dewasa, kita disuguhi pengetahuan di berbagai tema.
Mulai dari sejarah Indonesia, Zaman purbakala, Seaworld mini hingga PPIptek.
Tempatnya hampir mirip TMII tapi versi imutnya. Disana juga ada planetarium,
belajar membatik dan membuat gerabah, masih banyak lagi. Sayangnya sudah terlalu sore dan tutup.
Baliknya, pengen nyobain naik becak lagi, yaudah deh bayar becaknya 15000/becak
udah lumayan muter-muter dianter sampe penginapan. Note: Hati-hati sama becak yang
menawarkan harga murah, bisa jadi sewaktu turun malah dinaikin harganya dan
diajak muter-muter gak jelas.
Sebagai cewek, apalagi baru nyobain perjalanan ala
backpacker gini, akhirnya melipirlah buat refleksi kaki yang menjamur di
sekitaran malioboro. Dengan membayar 30.000/setengah jam (kalo gak salah) dan
pelayanan yang baik, lumayan seger deh kakinya lagi. Makan malamnya nasi goreng
di sekitaran penginapan dengan harga 12.000/bungkus. Berlanjut dengan istirahat
untuk melanjutkan perjalanan besoknya.
Tiket Museum Benteng Vredeburg |
Tiket Taman Pintar Yogyakarta |
Salah satu sudut sejarah di Museum Benteng Vredeburg |
Sabtu, 14 Juni 2014
Pagi harinya membeli sarapan nasi angkringan di sekitaran
stasiun dengan total 15.000, udah termasuk nasi 4 bungkus dan gorengannya . Berlanjut dari Stasiun Lempuyangan Jogja lagi menuju
ke Stasiun Banyuwangi Baru dengan menggunakan kereta ekonomi AC SRI TANJUNG dengan harga 50.000/orang
berangkat pukul 07.30 WIB dan sampai pada pukul 20.15 WIB. Lumayan banget
perjalanan di dalam kereta melelahkan, dengan kondisi siang yang terik, memang
AC di dalam gerbong tidak terlalu terasa – Untung bawa kipas sendiri – siangnya
membeli makanan di kereta Nasi goring dengan harga 15.000/paket dan rasanya ya not bad lah. Malam harinya setelah
sampai di stasiun Banyuwangi Baru, berjalanlah sekitar 300 m kearah pelabuhan Ketapang untuk menyebrang ke pelabuhan Gilimanuk Bali. Banyak becak
atau ojek dan sejenisnya yang menawarkan untuk mengantarkan ke pelabuhan, tapi
seriusan deh, deket. Jadi mendingan jalan aja, lumayan menghemat. Dengan harga
6.500/orang sudah bisa menyebrang ke Gilimanuk dengan kapal Ferry dan
beruntungnya sewaktu sampe udah langsung ada kapal.
Tiket kereta SRI TANJUNG |
Tiket kapal ferry di Pelabuhan Ketapang |
Minggu, 15 Juni 2014
Cuma butuh waktu sekitar 30-40MENIT buat menyebrang dan akhirnya
menginjakkan kaki ke daerah WITA di Gilimanuk Bali. Berjalan sebentar ke luar
pelabuhan, di sebelah kiri jalan ada yang menawarkan untuk menuju ke Pelabuhan Padang Bai dengan harga
50.000 – 40.000/orang menggunakan bus dan dapet bus bernama BAHAGIA. *Ketawa dalam hati* Sayangnya perjalanan
baru bisa dimulai sekitar pukul 01.00 – 01.30 WITA, jadi mesti nunggu dulu
beberapa jam sambil tiduran atau nonton piala dunia rame-rame sama yang lain di
ruang tunggunya.
Perjalanan di mulai sekitar pukul 01.30 WITA dan memecah
pulau Bali dari pelabuhan Gilimanuk
sampai ke Pelabuhan Padang Bai sekitar 4 – 4,5 jam. Sampai
di pelabuhan Padang Bai skitar pukul 06.00 WITA dan istirahat sebentar di
mushola dilanjutkan sarapan nasi bungkus 5.000/bungkus , sewaktu sarapan
ditawarkan membeli tiket kapal menyebrang ke Pelabuhan Lembar Lombok seharga 40.000/orang dan nama kapalnya MURYATI (cmiiw) lumayan banget buat kapal ferry, nyamaaaaan banget. Perjalanan untuk menyebrang
membutuhkan waktu 4-4,5 Jam juga. Sekitar pukul 12.00 WITA sampailah di
pelabuhan Lembar Lombok *aaaaaaaaaaaaaaaaa*
*excited*
Sesampainya di pelabuhan, kita jalan keluar dan makan siang
dengan harga 15.000/porsi nasi beserta lauk pauknya (kalo gak salah).
Transportasi menuju ke mataram dari arah pelabuhan memang agak susah, jadinya
menyewa mobil avanza nya pak Haji dengan harga 50.000/orang. Disini ada banyak
banget mobil sewaan begitu, lebih banyak orangnya maka lebih murah juga
bagi-baginya. Perjalanan sekitar 30 Menitan dan kita memilih untuk di antar ke penginapan Wisma Nusantara 2 di Jl.
Beo, mataram. Awalnya memilih untuk booking kamar seharga 140.000/kamar dengan
fasilitas AC, Kamar mandi dalam, TV dan sarapan. Untuk kebersihan dikaish nilai
6/10 deh. Disini juga ada laundry dengan harga 5.000/kg dengan waktu 1x24
jam. Disini juga ada peminjaman motor,
dengan harga 50.000/hari untuk motor bebek biasa dan 60.000/hari untuk motor
matic.
Hari pertama di Lombok, ditutup dengan makan malam khas
Lombok yaitu Sate rembiga dan Plecing kangkung dengan harga
15.000/porsi untuk satenya di daerah Jl. Dr. Wahidin. Rasa satenya yang khas antara manis, pedas dan lembut emang harus banget di coba! Sayang banget saat itu jaket yang dibawa
ketinggalan dan disinilah belajar merelakan. *hiks*
Senin, 16 Juni 2014
Monday is suck ? Not
for today! Hari seninnya di isi dengan perjalanan ke daerah Gili Trawangan dengan melintasi
pegunungan untuk menuju ke pelabuhan Bangsal. Perjalanan menggunakan GPS yang
membutuhkan waktu 30 – 40 menitan itu ditemani dengan udara pegunungan yang
bersih serta sesekali ada banyak monyet-monyet di pinggir jalan lumayan
memanjakan mata dan paru-paru. Sesampainya di pelabuhan Bangsal, menitipkan
motor di penitipan sepanjang jalan banyak ditemukan kok, dengan harga
5.000/setengah hari atau 10.000/malam (dititipin). Untuk menyebrang, membeli
tiket seharga 13.500/orang untuk kapal biasa dan sebelumnya membeli air
5.000/botol ½ liter, karena katanya sih harga-harga di Gili Trawangan agak
mahal untuk kantong backpacker. Setiap saat ada kapal untuk menyebrang kok,
jadi tenang aja. Ada yang bisa ke Gili
trawangan, Gili Air atau ke Gili
Meno dan untuk kapal Fast boat nya harga untuk warga lokal sekitar
75.000/orang, tapi memang jarak ditempuh jadi lebih cepat Cuma sekitar
10-15menit doing. Kalau kapal umum yang murah meriah, waktunya 30 menitan.
Sesampainya di Gili Trawangan – yang mendadak merasa seperti
turis di negeri sendiri, karena bule banyak banget betebaran kayak kacang--
kita langsung mencari travel yang mengakomodasiin untuk snorkeling dan trip 3 Gili (Gili trawangan, Gili Air,
Gili Meno). Ada banyak yang menawarkan. Akhirnya kita memilih salah satu trip
dengan harga 100.000/orang tanpa makan siang. Sudah dapat fasilitas alat snorkeling. Per-kapal dicampur sekitar
20an orang untuk sekali trip. Sekitar pukul 10.30 WITA kita berangkat. Pertama
kalinya ikutan snorkeling di laut
lepas gitu, sempat mengalami kendala karena angin dan ombak yang lumayan gede,
jadi sampe mesti dibantuin abang-abangnya dan mereka emang sigap banget. *Failed for the second time* Tapi emang
keadaannya bagus banget, terumbu karang dan airnya masih bersih banget. Apalagi
ditambah di Gili Trawangan kendaraan bermotor gak diperbolehkan, otomatis yang
ada Cuma Cidomo dan Sepeda. Udaranya bersih banget. Makan siang di Gili Air
dengan harga 25.000/an keatas per-porsi harganya lumayan juga. Tapi emang di
Gili Air, snorkeling airnya lebih bersih dan bagus. Kita bisa liat langsung ke
dasar dan lebih banyak ikan-ikannya. Trip 3 gilinya berakhir sekitar pukul 16.00
WITA.
Dilanjutkan dengan mencari Creative Homestay yang udah kita cari informasi sebelumnya, kita
bisa mendapatkan kamar 150.000/kamar setelah nego *gak mau rugi haha* untuk fasilitas tempat tidur, kamar mandi
dalam, kipas angin dan sarapan gratis yang pastinya bersih. Penyewaan sepeda
juga ada disini dengan harga 50.000/hari. Berjudul mengejar sunset di Gili
Trawangan, akhirnya bertanya tempat biasa sunset di sana dan menunggu sunset
yang emang indah banget. Malamnya, meski sepanjang jalan banyak tempat makan,
tapi memilih untuk makan murah meriah di Art
Market-nya. Banyak makanan yang disuguhkan, akhirnya total makan kira-kira
90.000 ribuan/2orang ditambah beli martabak nutella 18.000/bungkus.
Tiket di Pelabuhan Bangsal |
Perjalanan pulang kembali ke pelabuhan bangsal dikenakan
biaya 13.000/orang dan seperti keberangkatan kemarinnya. Sesampainya di sana
dan mengambil motor di penitipan, melanjutkan perjalanan pulang dengan rute
yang berbeda. Kali ini dengan rute menyusuri jalan sepanjang pantai. Jangan
ditanya berapa kali mengucap subhanallah,
bagus bangetngetnget. Sempat berhenti beberapa kali di pantai. Mulai dari pantai Malimbu, Malaka, Senggigi dan
melintasi Pura Batu Bolong. Sayang
banget tempat-tempat sebagus itu belom di manage
dengan baik oleh pemerintah kota. Tarif yang dibayar juga Cuma 2.000/tempat itu
juga untuk biaya masuk + parkir dengan waktu sebebas-bebasnya dan
dikoordinasikan oleh warga setempat. Sesampainya di pantai senggigi akhirnya
menyempatkan makan siang sate bulayak
plus lontongnya dengan harga 17.000/porsi dan minum air kelapa. Lombok
bener-bener deh tempat makan sate terenak yang pernah gue rasain. *ngences* Disini juga ditawarkan
berbagai macam hadiah dari kaos mulai dari 20.000/kaos hingga mutiara murah.
Sorenya setelah berbenah dan mengambil laundry serta titipan
tas, pindah kekamar dengan harga 80.000/kamar di Wisma Nusantara 2. Fasilitas yang berbeda cuma karena kamarnya
hanya berkipas angin. Berlanjut ke Mall
Mataram yang letaknya ga jauh dari penginapan, kelilingan sebentar dan
mencari warnet untuk membeli tiket pesawat pulang. Makan malamnya dilanjutkan
dengan makanan khas Lombok, yaitu Ayam
Taliwang di sekitaran Cakranegara, kita memilih untuk makan di Ayam Taliwang
Udin dengan total sekitar 77.000/2 orang udah lengkap sama minumnya. Kenyang
banget.
Untuk jadwal hari rabu dilanjutkan dengan perjalanan wisata
menuju ke desa wisata sade dan Pantai Kuta Lombok. Perjalanannya lumayan
memakan waktu yang lama sekitar 40-60 menitan. Melalui bandara di kota Praya
dan teriknya matahari yang lumayan banget. Makan siangnya di daerah Bengkel – Lombok Barat harganya lumayan
sih 25.000/porsi untuk nasi campur/orang. Di Desa sade, kita akan disuguhkan dengan pemandangan desa warga asli
Lombok dan sebelumnya kita akan ditawarkan untuk mengisi kotak sumbangan
sukarela dan ditawari tour guide dengan warga asli disana yang juga bisa diberi
upah sukarela oleh para wisatawan. Parkir disini gratis dan aman, tenang saja.
Disuguhkan dengan pemandangan rumah asli desa suku Lombok dan tarian-tariannya,
satu jam lumayan menambah pengetahuan baru. Mulai dari sejarah awal mulai
terbentuknya desa, cara pembuatan kain tenun oleh para warga hingga tradisi
Kawin-Culik. Penasaran ? Berkunjung langsung dong. Melanjutkan perjalanan ke arah
Pantai Kuta-nya Lombok yang memakan jarak sekitar 7 km-an akhirnya sampailah di
sana. Seperti pantai lainnnya di Lombok yang kurang di kordinasikan, dikenakan tarif
5.000/kendaraan oleh warga sekitar untuk biaya masuk pantainya dan bagus banget
pemandangannya. Gak rugi jauh-jauh kesana, bener-bener gak rugi. Dengan
hamparan pasir putih seperti merica dan airnya yang biru bening.
Pagi harinya langsung meluncur ke arah Phoenix Food untuk membeli makanan oleh-oleh, tempatnya di seberang
Hypermart. Banyak banget warga yang gak tau tempat ini, akhirnya ketemu juga
setelah kemarinnya muter-muter dan sampai setelah tempatnya tutup pukul 17.30
WITA *nyesek*. Disini kita bisa
membeli oleholeh makanan khas Lombok yang lumayan lengkap dan emang agak kalap
sih pas belinya. Apalagi untuk manisan rumput lautnya yang enak. Dengan range harga dari 5.000/bungkus.
Setelahnya kembali ke pelabuhan Lembar untuk menyebrang
kembali ke Pelabuhan Padang Bai, dengan harga tetap 40.000/orang dan naik taksi
sekitar 80.000-an dari mataram dengan sebelumnya membeli makan siang sekitar 7.500/persi.
Sayangnya kapal yang didapat gak sebagus kapal sebelumnya. *tear* Sesampainya di Pelabuhan Padang Bay kembali susah menemukan
transport ke arah Kuta, karena memang waktu sudah hamper maghrib, akhirnya
merelakan diri untuk naik mobil sewaan avanza seharga 100.000/orang. Tetap rule-nya semakin banyak orang, semakin
murah bayarnya. Sayangnya cuma sedikit yang barengan.
Sekitar 30-40menitan dari pelabuhan, sampailah di daerah
Kuta dan mencari penginapan di Poppies
Lane 2 yang terkenal dengan penginapan murah meriahnya. Berada 100m dari
monument bom bali dan 300m dari Pantai Kuta Bali, strategis kan ? Awalnya ingin
menginap di Arthawan, sayang kamarnya lagi penuh. Akhirnya penginapan Dua Dara terpilih untuk menghabiskan 2 malam di Bali.
Dengan harga 150.000/kamar dengan fasilitas tempat tidur, kamar mandi didalam,
kipas angin dan sarapan gratis. Ada kolam renang nya juga untuk para penginap.
Untuk penyewaan motor juga disediakan dengan tarif 50.000/hari. Malam pertama
di Bali di awali dengan jalan-jalan mencari makan malam di sekitar Legian Kuta
dan berakhir di salah satu tempat makan yang agak lebih masuk kantong, sekitar
35.000/orang.
Tiket di Pelabuhan Lembar |
Jum’at, 20 Juni 2014
Masih kedip-kedip gak percaya udah hari Jumat aja dan di
Bali, H-1 sebelum kepulangan kembali ke Jakarta. Kembali berbekal GPS, akhirnya
berjalan-jalan ke arah Pasar Seni
Sukawati yang ditempuh sekitar 40-60 menit dari Kuta. Bener-bener mesti
pake konsep tawar menawar alot, kalo gak, bakal rugi dapet harga yang lebih
tinggi dari pasaran. Makan siangnya, memilih makan mie ayam dan bakso di
pinggir jalannya. Selanjutnya ke arah pulang, mampir sebentar ke Cening Bagus di daerah Gianyar untuk
membeli oleholeh makanan. Harganya mulai dari 13.000/bungkus dengan berbagai
macam oleh-oleh di sana.
Setelah puas berbelanja oleh-oleh, melanjutkan perjalanan ke
Tanah Lot di Tabanan yang memakan
waktu 30 – 50 menitan. Dengan biaya masuk 10.000/orang untuk wisatawan lokal.
Sudah termasuk tarif parkir motor. Panasnya terik pake banget, bener-bener deh.
Mesti bawa topi sama kacamata sih emang kalo kesini. Tapi deburan ombak dan
pemandangannya emang bikin gak bisa tahan diri buat diabadikan. Di sana juga
menunggu waktunya matahari tenggelam, sayang seringkali sunsetnya gak sempurna
di sini. Di sini juga sempet mengobrol dengan bli yang menjadi tour guide untuk wisatawan Jepang,
sedikit banyak bercerita tentang Bali dan di traktir makanan rujak oleh blinya.
Makasih bli.
Tiket masuk Tanah Lot |
Pie Susu Makanan Khas Bali |
Alamat Cening Bagus |
Sabtu, 21 Juni 2014
Hari terakhir untuk #TripThree
nya. Memilih untuk menghabiskan waktu di sekitar pantai Kuta, karena penerbangan ke Jakarta sekitar pukul 20.00
WITA. Setelah check out dan menitipkan barang-barang di resepsionis penginapan,
berjalanlah dan menghabiskan waktu di pantai Kuta yang rame oleh wisatawan.
Makan siang memilih makan di KFC di depan jajaran pantai Kuta dan setelah
istirahat di pinggiran pantai karena panas yang lumayan terik, mencoba untuk
membuat tattoo temporer seharga
10.000/huruf oleh bli nya. Menghabiskan waktu di pantai Kuta dan melihat banyak
banget yang mencoba surfing, dan menunggu sunset. Sayangnya cuaca mendung dan
sunsetnya gagal didapet. *Sigh*
Untuk menutup hari, berkelilinglah mencari Ayam Betutu yang
menjadi salah satu makanan khas di Bali. Setelah kelilingan, Ayam Betutu Khas Gilimanuk dengan harga
45.000/porsi isi ayam ½ ekor. Akhirnya setelah kenyang dan mengambil barang di
penginapan serta mengembalikan motor sewaan, meluncurlah menuju ke Bandara Internasional I gusti Ngurah Rai
menggunakan taksi dengan biaya 30.000-an (kalo gak salah) karena jaraknya gak
terlalu jauh dan untungnya gak terlalu macet. Emang agak gagal sih jadi
backpacker karena pulangnya naik pesawat, tapi jadi backpacker gak selalu harus
hidup miris dan pas-pasan kan ? *membela
diri* Sesampainya di Bandara, langsung menuju tempat check in dan Boarding
pesawat pun sesuai schedule pukul 19.35 WITA. Akhirnya, perjalanan pulang
kembali ke Jakarta dengan memakan waktu sekitar 2 jam pun dimulai.
Tiket Pesawat |
Kembali ke zona 7+, kehidupan dunia nyata di ibu kota pun
kembali. Saatnya untuk ke pekerjaan semula dan waktu liburan telah usai. Masih
pengen banget #ExploreIndonesia dan
menjajal tempat lainnya di #TripThree.
Bytheway, alasan kenapa menamainya #TripThree karena Trip yang diajalani
mencakup pemberhentian di 3 tempat yang berbeda dan angka 3 itu special. Mhehehehe.
Jadi, setelah tau banyak tempat yang bagus banget dengan
harga yang masih bisa di jangkau. Masih mikir buat #ExploreIndonesia ? Kalo bukan kita sebagai warga negara sendiri,
siapa lagi ? Masa kalah sama wisatawan asing.
Selamat berencana dan meliburkan diri :)
Nb :
Maaf untuk kekurangan data atau kesalahan nama maupun lokasi, gambar yang diambil juga seadanya.
Untuk foto selanjutnya akan di share di Instagram, ID : mytaa. Semoga infonya membantu.
Maaf untuk kekurangan data atau kesalahan nama maupun lokasi, gambar yang diambil juga seadanya.
Untuk foto selanjutnya akan di share di Instagram, ID : mytaa. Semoga infonya membantu.
No comments:
Post a Comment